2 Anugerah

4.1K 182 2
                                    

2 minggu sudah Rafifa bercerai dari Reno. Ia menjalankan kehidupannya seorang diri seperti biasanya. Ia mulai terbiasa dan ikhlas menerima semua yang ia alami.
Rafifa mencoba untuk menyegarkan pikirannya dengan berjalan jalan mencari kesegaran. Ia memutuskan untuk pergi ke taman.
Sesampainya ditaman dilihatnya begitu banyak anak anak berlalu lalang, suasana cukup ramai kala itu membuat Rafifa bingung mau melakukan apa lagi, ia memutuskan untuk duduk duduk di bangku taman.

Rafifa sedikit terkejut, matanya menangkap sebuah pemandangan tak biasa. Sesosok anak balita laki laki yang ia jumpai di mimpinya. Bayi tersebut terlihat menghampiri ayahnya. Rafifa hanya diam memandangi hal tersebut. Rafifa melihat wajah ayah anak tersebut dari samping dan membuatnya ingin menghampiri keduanya.

"Sini nak" panggil lelaki tersebut pada anaknya yang sedang belajar berjalan

Rafifa semakin dibuat bergetar oleh suara lelaki tersebut. Entah dorongan dari mana, Rafifa lebih memberanikan dirinya untuk memanggil lelaki tersebut.

"Kak Refand" panggilnya hingga membuat lelaki tersebut berbalik badan menengok kearahnya.

Lelaki tersebut sama terkejutnya dengan Rafifa saat keduanya beradu pandang "Fifa?" Ucapnya

"Ini, ini beneran kak Refand?" Tanya Rafifa memastikan bahwa dia tidak mimpi

Refand hanya diam tak menanggapi ucapan Rafifa, juga tak ada gelagat dari Refand bahwa ia merindukan Rafifa. Tak ada sepatah katapun yang menyatakan itu apalagi perbuatan. Refand masih Setia pada duduknya dan memalingkan pandangannya dari Rafifa. Hal itu membuat Rafifa kecewa, sangat kecewa. Lelaki yang selama ini ia nanti, ia tangisi kepergiannya dan ia harapkan kepulangannya justru tak merindukannya bahkan tak menemuinya saat ia kembali.
Melihat ketidakpedulian Refand, Rafifa cukup dibuat kesal, sedih juga marah.

"Kak" panggilnya sambil berjongkok disamping Refand

"Kakak gak kangen ya sama Fifa? Kakak kenapa gak Nemuin Fifa? padahal selama ini Fifa cari kakak" Ucap Rafifa mencoba mengontrol emosinya.

Karena tak ada tanggapan dari Refand selain tundukan kepala Rafifa akhirnya semakin kesal "Astagfirullah, kakak segitunya sama Fifa? Apa sih salah Fifa? Amanah kakak udah Fifa jalanin karena apa? Karena Fifa sayang sama kakak, Fifa ingin terus berbakti pada kakak, tapi kakak ngelakuin ini tanpa alasan dan .."

Luapan kekesalan Rafifa tak selesai karena dipotong oleh Refand yang mulai angkat bicara "Kakak ngelakuin ini juga beralasan Fa" ucapnya

"Apa alesannya?"

"Karena kakak tau kamu telah menjadi istri orang dan kakak gak mau menghancurkan rumah tangga kalian" jelasnya

"Tapi semuanya udah hancur kak, aku Udah cerai sama Reno"

Refand menolehkan wajahnya kearah Rafifa dan tak dapat disembunyikan wajah terkejutnya "apa?"

"Dan semua itu karena aku sayang sama kakak aku Cinta sama kakak, tapi kakak kaya gini, makasih kak, semoga kakak puas" ucap Rafifa sebelum beranjak pergi meninggalkan Refand.

Tak ingin tinggal diam akhirnya Refand mengejar Rafifa sambil menggendong bayi laki-laki tersebut. Rafifa yang memang menangis kecewa tak memberhentikan langkahnya walaupun sedari tadi Refand memanggilnya. Refand terus berusaha mengejarnya, ia akan meminta maaf sebesar-besarnya kepada Rafifa karena ia telah salah ambil langkah yang menyebabkan Rafifa terluka olehnya.
Karena langkah Rafifa kalah besar dan cepatnya oleh Refand maka dapat tersusulah langkahnya.

"Fa, maafin kakak" ucap Refand

Kini Rafifa yang tak memberikan tanggapan apapun, hanya air mata yang mewakili perasaannya saat ini.
Tanpa pikir panjang lagi, Refand meraih tubuh Rafifa dan membawanya kedalam depakannya.
Tak ada kata yang mampu menggambarkan perasaan Refand yang kini memang sudah berantakan terlebih saat melihat Rafifa menangis karenanya. Refand merasa dirinyalah yang paling bodoh didunia ini karena telah menyakiti hati Rafifa yang selama ini Setia menantinya, mencintainya dan tak pernah berpaling walaupun sempat menikah dengan Reno.

Cinta Dalam Doa [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang