RELUNG : 01

471 37 7
                                    

RELUNG.

Selalu ada kalimat, "Aku bahagia karena kamu." Di balik kalimat, "Yang fana itu kehidupan. Yang kekal itu perasaan. Dan, sesuatu yang berhubungan dengan kamu itu adalah kebahagiaan."

Selalu ada kalimat, "Nggak nyangka, ya. Kita bisa nggak sengaja ketemu gini." Di balik kalimat, "Ini bukan tentang senja. Tapi, tentang aku dan kamu yang dipertemukan tanpa sengaja."

Serangkaian kutipan yang mungkin akan membuat orang-orang di luaran sana merasakan tingkat kebaperan yang tinggi. Bukan kids jaman now rasanya, jika tidak tahu tentang sosial media yang saat ini jauh lebih tenar dibandingkan buku-buku yang terpajang di rak perpustakaan kota. Padahal, mungkin, berbagai tokoh dalam film layar lebar yang berhasil mengundang kebaperan itu terlahir dari tangan para penulis kreatif. Kalau tidak ada penulis, maka tokoh tersebut tidak akan pernah ada. Hanya hidup dalam bayang-bayang khayal yang menari-nari indah dalam angan yang semu. Tidak akan pernah jadi nyata, sama seperti dongeng---yang hanya menjanjikan kebahagiaan setelah merasakan pahitnya luka yang tertoreh di masa lalu.

Siapa yang tidak mengenal Dilan 1990?

Siapa yang tidak mengenal Rangga AADC?

Lantas, adakah yang tahu? Bahwa mungkin kisah panglima Tian Feng atau Cut Fat kay alias tokoh jelemaan babi dalam serial film Sunggokong, jauh lebih membuat siapa saja baper. Dengan kutipan yang ia lontarkan, "bahwa cinta memang begitu, derita tiada akhir." Panglima Tian Feng harus bereinkarnasi seribu kali untuk mendapatkan cinta sejati yang tak berujung pasti. Seribu kali juga ia harus mengalami patah hati. Segala usaha yang dilakukan, sampai pernah mengacak-ngacak roda waktu, hingga mendapatkan satu hukuman dari kaisar langit.

Di jaman now saat ini, mungkin para remaja lebih sibuk mementingkan kesenangan sendiri. Kalau tidak nongkong di warung kopi berlabel cafe kopi mahal, pasti nongkrong di layar tancep modern atau bisa disebut juga bioskop.

Namun, berbeda dengan gadis berwajah manis bernama Tania Alexandra. Ia lebih cenderung menyukai sejarah, membaca buku sejarah dan belajar sejarah. Mungkin, Tania ini adalah gadis satu-satunya yang begitu sangat cuek ke hal-hal yang berbau sastra picisan yang membuat hati terbaper-baper.

"Peristiwa yang menjadi sebab khusus terjadinya perang dunia I adalah Sarajevo Incident. Peristiwa ini berawal dari kunjungan putra mahkota Austria, Frans Ferdinand dan permaisuri ke kota Sarajevo di wilayah Bosnia-Herzelgovina pada 28 juni 1914. Kunjungan itu dimaksudkan untuk melihat kegiatan latihan perang tentara Austria-Hongaria. Ternyata, kegiatan tersebut dianggap menghina dan menakut-nakuti Serbia. Serbia kemudian membentuk gerakan Black Hand (Tangan Hitam). Dengan misi menggagalkan latihan perang. Ketika rombongan putra mahkota dan permaisuri memasuki Sarajevo, Gabriel Princip anggota Black Hand menembak keduanya hingga tewas seketika." Tania menuturkan penjelasan yang ia baca di buku yang ia pegang, dengan suara lantang ia menjelaskan materi itu pada teman sebangkunya.

Lantas, Tania pun melirik sejenak pada teman yang ia ajak belajar dadakan di kelas---sebelum ada guru yang datang mengajar dan memberikan selembaran kertas dengan judul; ulangan harian.

"Pertanyaannya adalah; bagaimana langkah Serbia dalam usaha menggagalkan latihan perang di Sarajevo pada 28 Juni 1914?" Ucap Tania.

"Eh tunggu-tunggu," lantas teman sebangkunya Tania itu malah asyik bermain instagram. "Si Titan upload foto kemenangannya di IG. Dan dia ngasih caption yang enggak banget soal lo, Tania." Ratu berujar dengan mata yang masih fokus ke layar ponselnya.

Tania menghela napas pelan, "lo bisa serius nggak belajarnya? Hari ini itu ada ulangan harian. Lo mau nilai lo jeblok lagi?"

"Lo nggak mau lihat postingannya si Titan di Instagramnya?" Ratu mengalihkan pembicaraan lagi.

RELUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang