RELUNG : 26

108 14 15
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Assalamualaikum! Assalamualaikum! Anyeonghaseyo! Arigato gozaimatshu! Wo ai ni. Love you, love you. Assalamualaikum!"

Rega sedikit tidak sabaran saat berada tepat di depan pagar sebuah rumah. Ia tampak begitu bersemangat malam ini, sampai-sampai ucapan salamnya pun menjadi melenceng ke bahasa-bahasa asing. Rega bahkan tidak berhenti mengucapkan salam, sampai si penghuni rumah keluar. Sesekali Rega melirik jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya.

"Walaikumsalam. Eh elo Din."

"Akhirnya lo keluar juga Tania. Iya ini Udin, kenapa? Ganteng ya?" Nyengir Rega.

"Lo ngapain malam-malam ke sini?"

"Mau numpang makan."

"Hah?"

"Ya, mau jemput lo, lah. Kan malam ini kita mau ke rumah sakit, buat jenguk Tristan."

Lantas, Tania langsung cengengesan. "Oh, iya. Gue lupa. Sorry, ya."

"Iya, gue maafin."

"Oke. Btw, lo masuk dulu, yuk. Gue mau ganti baju dulu sebentar." Tania mempersilahkan Rega untuk masuk ke dalam rumahnya. Rega pun mengangguk saja.

"Lo tinggal sendiri?" Rega memerhatikan seluruh ruangan yang terlihat sepi.

"Nggak. Gue tinggal bertiga. Sama Om-Tante."

"Kok sepi. Mereka ke mana?"

"Belum pulang kerja."

"Oh."

"Oh, ya. Kok lo tau rumah gue, sih?" Tania mengernyit heran. Rega hanya tersenyum remeh sambil mengubah posisinya---yang tadinya berdiri, langsung duduk di sofa.

"Ya, tau. Gue 'kan bisa aja nanya sama si Nero."

"Gael?"

"Iya maksud gue si Gael. Gue 'kan bisa aja nanya sama si Gael soal rumah lo. Jadi, nggak ada yang nggak mungkin dalam hidup gue."

"Hm. Ya udah, gue mau ganti baju dulu. Lo tunggu di sini aja. Jangan ke mana-mana."

"Oke."

Tania pun beralih menuju kamarnya untuk bergegas merapikan dirinya. Sementara Rega tampak menyibukkan diri dengan membaca beberapa majalah yang tergeletak rapi di atas meja tamu ini. Sesekali Rega bermonolog, menyamakan dirinya dengan beberapa gambar model pria tampan yang terdapat dalam majalah tersebut. Sesekali pula, Rega memaki dan membanding-bandingkan dirinya dengan gambar beberapa model pria tersebut.

RELUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang