RELUNG : 05

183 26 0
                                    

"aku berjalan mengikuti semua mimpi yang aku sendiri tidak tahu akan berujung seperti apa nanti."

Malam hari yang begitu sunyi, Tania merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk miliknya. Tania menatap langit-langit kamarnya yang berwarna putih polos tak bernoda sedikit pun. Tania menghela nafas pelan, saat mengingat semuanya. Ditambah lagi, kejadian aneh bertemu dengan Udin dalam dunia nyata hari tadi membuat ia semakin ingin mencari jawaban dari mimpinya yang berhasil membuat perasaannya tidak karuan. Tania bahkan tidak mengerti atas apa yang telah hadir dalam hidupnya kini. Secara sadar pun, ia mengiyakan perkataan beberapa temannya yang menganggap bahwa Tania berubah---lebih cenderung tak banyak bicara, padahal sebelumnya Tania adalah sosok yang bisa dikatakan riweuh dalam segala hal.

"Duh, Tania. Lo kenapa kayak gini, sih? Kenapa kayak orang bego? Lo mau jatuh cinta sama Titan? Lo seharusnya ngaca dong, Titan udah punya pacar. Kemungkinan sangat kecil untuk lo bisa dapetin hatinya Titan. Secara, lo itu musuh bebuyutan Titan. Nggak ada sejarahnya di dalam dunia nyata itu tikus sama kucing menikah," ucap Tania bermonolog. Jauh dari dalam lubuk hatinya, ia menyimpan berjuta tanda tanya besar.

Tiba-tiba ponselnya berdering. Tertanda pesan masuk.

[Nomer tidak diketahui: lo udah tidur belum, Tania? Gue harap lo bisa dateng ke acara gue.]

Tania mengernyit saat mendapatkan pesan dari nomer tidak dikenal itu. Tanpa pikir panjang lagi, Tania langsung bangkit dari ranjangnya---mengubah posisinya menjadi duduk di tepi ranjang, sementara jemarinya memencet gagang telepon berwarna hijau untuk menelpon nomer tersebut.

"Hallo?"

"Iya, Hallo?"

Suara itu terdengar seperti suara lelaki. Namun, tampaknya suara itu dikenali oleh Tania. Akan tetapi, Tania tidak sepenuhnya yakin dengan seseorang yang ia duga.

"Ini siapa, ya?"

"Gue Udin."

"Udin?"

"Iya. Si anak indigo."

"Eh tunggu-tunggu, kok lo tahu nomer gue, sih?"

"Nggak penting gue tahu dari mana. Lo bisa dateng ke acara gue, nggak? Malam ini."

"Lo harus jawab pertanyaan gue dulu."

"Kan tadi udah gue jawab. Nggak penting gue tahu dari mana. Lo ke sini aja, alamatnya ada di jalan tanjakan cinta nomer 14. Di sini banyakan kok yang hadir, ada Titan beserta anak tongkrongannya yang lain."

"Titan?"

Tania langsung salah fokus ketika mendengar nama Titan.

"Iya, Titan. Lo ke sini aja. Banyak anak ceweknya juga kok di sini."

RELUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang