RELUNG : 23

99 14 13
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Daviel Diwangkarja👆)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Daviel Diwangkarja👆)

***

"Lo kenapa balik lagi?" Gael terkekeh, saat melihat Rega kembali masuk ke dalam kamarnya.

"Lo kenapa diem bae? Kenapa nggak ngasih tau gue? Untung aja gue baru keluar dari pintu kamar. Coba kalau gue udah nyampe gerbang sekolahaan. Mau ditaro di mana muka gue yang kelewat ganteng ini. Ah, Gael, lo mah nggak asyik jadi temen gue. Kasih tau gue, kek, kalau gue lupa pake celana." Rega menggerutu tidak jelas, Gael hanya tersenyum remeh sambil menggelengkan kepala pelan.

"Gua nggak tega ngasih taunya."

Kemudian, Gael mengambil miniatur patung kucing yang berwarna hitam bercampur putih. Miniatur itu membuat Gael tertarik untuk memerhatikannyasecara detail. Sementara, Rega malah sibuk mencari celana abu-abunya di dalam lemari.

"Eh, lo ngoleksi miniatur patung kucing? Warnanya unik, hitam, ada corak putih juga. Nilai seninya dapet." Gael berujar dengan pandangan yang fokus pada benda yang dipegangnya itu.

"Itu gue dapet hadiah."

"Dari siapa?" Gael langsung melihat ke arah Rega.

"Dari Nyokap. Katanya Nyokap nemuin benda itu pas gue lahir, benda itu udah ada di samping tempat tidur gue waktu di rumah sakit. Entah, gue juga nggak tau dari mana asalnya benda itu. Tapi yang pasti Nyokap selalu nyeritain keanehan-keanehan waktu sebelum dan sesudahnya gue lahir." Rega berujar sambil memakai celana abu-abu—sama sekali tidak melihat ke arah lawan bicaranya, Rega hanya fokus pada celananya saja.

"Keanehan?" Gael pura-pura tidak tahu. "Keanehan apanya?"

"Gue nggak mau nostalgila."

"Njir. Bahasa lo. Nostalgia apa nostalgila?" Gael tersenyum kecut dan lagi-lagi menggelengkan kepala pelan.

"Kalau diceritain mah, udah puanjang banget. Sinetron tukang bubur naik haji aja bakal kalah sama drama kehidupan gue. Jadi, intinya, waktu gue masih dalam kandungan—"

RELUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang