20 (이십)

923 76 18
                                    

Chapter ini lumayan panjang gengs⇦

"Jisoo-ya."

Jisoo pov end*

"Eoh? Eomm... Eomma?" Jisoo benar benar tidak percaya bahwa eommanya sekarang tepat berdiri di hadapannya.

"Ne, Jisoo, ini eomma, kemarilah." Eomma Jisoo merentangkan kedua tangannya memberikan kode kepada putrinya itu untuk memeluk dirinya yang sudah siap.

Jisoo berhambur ke pelukan eommanya, hingga akhirnya Choi ssaem berdehem.

"Ekhem.... Mianhae saya menggangu waktu kalian, tapi Jisoo harus segera kembali sebelum waktu istirahat selesai." ucap Choi ssaem dengan raut wajahnya yang menunjukkan bahwa ia tidak enak dengan eomma Jisoo.

"Oh... Geureom..... Pak Choi, bisakah saya meminjam Jisoo sebentar? Hanya sebentar, bisakah anda mengizinkan Jisoo kepada guru yang akan mengajarnya setelah bel istirahat ini?" tanya eomma Jisoo kepada Choi ssaem.

Jisoo melihat raut wajah bingung dari wajah Choi ssaem. Jisoo sekarang merasa tidak enak dengan kepseknya itu.

"Eum... Eomma, sebaiknya kita bicara di rumah saja, sekarang ini jamnya aku untuk belajar, eomma tidak mau menggangu jam belajarku kan?" Jisoo mulai membujuk eommanya itu dengan segala macam alasan agar eomma nya tidak jadi berbicara di sekolah.

"Geureom... Baiklah, belajarlah yang rajin nak. Oh iya, di rumah ada orang tidak?"

"Oppa sedang ada di Seoul sekarang, oppa dan Eun Mi eonnie sekarang ada di rumah." jawab Jisoo, lalu kemudian Jisoo berpamitan dengan eommanya, dan segera kembali ke kelas.

Setibanya Jisoo di kelas, ketiga sahabatnya itu sudah mengerumuninya seperti semut yang melihat gula.

"Siapa yang mau bertemu denganmu?" tanya Jennie tidak sabar.

"Eomma." Jisoo hanya menjawab seadanya saja.

"Ahjumma? Bukankah ahjumma masih di Amerika? Ini kan belum pertengahan tahun." ujar Rose yang juga tidak sabar mendengar jawaban dari Jisoo.

"Molla, aku pikir ada yang tidak beres." jawab Jisoo.

'Eomma kembali ke Korea? Geunde... Wae? Atau jangan jangan appa bangkrut karena eonnie tidak mau dijodohkan? Aigoo.... Eotteokhe? Aku takut terjadi sesuatu.' batin Jisoo.

"Ya! Jisoo! Kau malah melamun, apa yang kau pikirkan hah? Ahjumma kembali kau malah berfikir yang tidak tidak, seharusnya kau bahagia, ck.... Bagaimana sih kau ini." ucap Jennie sambil menggeleng gelengkan kepalanya.

"Eonnie ku kan tidak mau di jodohkan dan kabur ke Jepang dengan alasan ingin melanjutkan kuliah, lalu, tadi pagi aku baru saja berbicara dengan eonnie, eonnie bilang dia tidak mau kembali lagi ke sini, terus, apa lagi yang membuat eommaku kembali ke Korea kalau tidak karena Hye In eonnie." ucap Jisoo panjang kali lebar.
"Mungkin saja eomma mu merindukan anak anaknya, makanya dia kembali." ujar Lisa pada yeoja di hadapannya ini yang tidak pernah berfikir positif.

"Berfikirlah yang positif Jis, jangan negative thinking terus." lanjut Lisa sambil mengukir senyuman di wajahnya.

"Ne, arraseo." Jisoo hanya bisa menjawab dua kata itu saja. Ia tau jika ia menyangkal terus, maka ketiga temannya akan berceramah untuknya. Walau ia tau teman temannya ingin dia menjadi lebih baik lagi, tapi terkadang Jisoo malas dengan semua ceramahan teman temannya.

Mereka berempat berbincang bincang bersama dengan asiknya. Lalu berbunyilah bel dan semua siswa dan siswi kembali masuk ke dalam kelas nya masing masing. Pelajaran kembali di mulai seperti biasanya.

You And Me (tidak dilanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang