26

972 81 66
                                    

"Appa ingin kau melanjutkan sekolahmu di Amerika." ucap Appa Jisoo.

"Mwo!!?"




Jisoo Pov

"Appa bercanda kan?" tanya ku dengan sangat serius.

"Aniya, appa tidak bercanda." ucap appa ku dengan santai.

"Kenapa aku harus pindah ke sana!?" ucapku dengan meninggikan suaraku.

"Appa tidak tega melihat kau disini sendiri." ucap appa.

"Aku benar baik baik saja disini, appa tidak usah khawatir, aku masih mempunyai sahabat dan oppa, aku tidak sendiri." jawabku dengan memelas.

"Tetap saja, kau akan kerepotan jika membutuhkan sesuatu, lagi pula sebentar lagi suratnya akan selesai."

"Surat apa?" tanyaku.

"Surat keluar dari sekolah, karena kau akan tetap appa pindahkan demi kebaikan mu."

"Aku tidak mau pindah." ucapku dengan memohon.

"Kau harus pindah." appa ku mulai berbicara dengan tegas.

"Appa selalu saja mengambil keputusan sendiri, appa tidak pernah mendiskusikannya, appa selalu memaksa orang lain! Lagi pula kenapa aku sendiri sekarang? Karena appa menjodohkan eonnie sampai eonnie terpaksa pergi ke Jepang untuk menghindari perjodohan appa! Kalau appa tidak memaksakan kehendak appa, eonnie pasti sekarang bersama denganku dan aku tidak sendirian!" teriakku yang sudah kehilangan kesabaran kemudian aku pergi meninggalkan orang tuaku di sana. Aku pergi ke rooftop, ya tempat yang cocok untuk menenangkan pikiranku.

Aku masih ingat dengan jelas, tadi saat aku berjalan ke rooftop, aku mendengar percakapan eomma dan appa ku di dalam kantor kepsek.

"Sudahlah... Jangan memaksa Jisoo terus, kasihan dia."

"Dia harus ke Amerika, dia tidak bisa terus tinggal sendiri disini, lagipula aku membutuhkan pewaris perusahaan kita, hanya dia anak kita satu satunya yang masih ada di sini, lalu kenapa kau tidak membantu ku tadi untuk meyakinkan Jisoo!?" Appa mulai meninggikan suaranya.

"Aku tidak tega melihat Jisoo, kita bisa jadikan Soo Kyung pewaris perusahaan kita."

"Berandalan itu tidak bisa diandalkan!" setelah mengucapkan kata kata itu appa segera keluar pergi meninggalkan eomma sendirian.

Ya... Aku mendengarnya seperti itu. Appa selalu seperti itu. Memaksa orang lain, dan selalu membentak orang lain. Sudah 30 menit aku disini, dan aku yakin bel pasti sudah berbunyi sejak 15 menit yang lalu. Tidak lama kemudian, datanglah seorang namja yang kemudian duduk disebelahku.

"Taehyung? Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku kaget karena kemunculan namja itu.

"Kau kenapa?" bukannya menjawab pertanyaanku dia malah balik bertanya.

"Nan gwaenchana, lalu kenapa kau bisa ada disini?" tanya ku lagi.

"Kau sedang apa disini?" lagi lagi dia tidak menjawab pertanyaanku.

"Jawablah pertanyaanku dulu Tae." ucapku malas.

"Aku melihat kau berlari ke rooftop, jadi aku mengikutimu." ucapnya dengan santai.

"Kau mengikutiku? Jadi dari tadi kau disini?" tanya ku untuk kesekian kalinya.

"Ya... Bisa dibilang begitu. Kau tidak baik baik saja kan?" tanya Taehyung.

"Eh? Aku baik baik saja, memang kenapa?"

"Menurut artikel yang aku baca, wanita akan menghabiskan waktunya sendirian bila ada masalah." ucap Taehyung kemudian terkekeh sendiri. Aku hanya bisa mengerutkan alisku melihat tingkahnya.

You And Me (tidak dilanjutkan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang