بسمﷲلرحمن لرحيم
Bersahabat harus ada tujuannya..
Dan tujuan yang dibenarkan dalam Islam adalah tujuan yang membawa kepada Al-Birr (kebaikan) dan At-Taqwa (ketaqwaan). Sebagaimana Firman Allah ta'ala dalam Surah Al-Maaidah :
"Dan hendaklah kamu sekalian bertolong-tolong dalam perkara kebaikan dan ketaqwaan , dan janganlah kamu sekalian bertolong-tolong dalam perkara maksiat dan permusuhan "
Jadi, kalau bersahabat atas dasar taqwa dan kebaikan, caranya juga mestilah ada ciri-ciri orang bertaqwa dan orang yang membawa kebaikan. Orang bertaqwa tidak akan sembrono saja bergaul dengan bukan mahramnya. Dia pasti akan memelihara adab dan perilakunya. Begitu juga, tujuan yang sama-sama diusahakan juga tentulah yang menuju kepada Allah, seumpama dalam satu kelompok keagamaan.
Batasan sesama bukan mahram..
Atas nama apa sekalipun, jika hakikatnya mereka bukan mahram, maka hukumnya tetap haram jika batasan pergaulan dilanggar. maksudnya, walaupun kita adalah sahabat / rekan berbeda jenis, tidak berarti mereka boleh sampai ke tahap saudara kandung kita. Prinsipnya tetap sama. Justru, selagi batas perhubungan sesama bukan mahram tidak dilanggar, maka persahabatan itu tidak salah.
ATAS NAMA KAWAN / SAHABAT?
Mereka keluar berdua, makan-makan dan duduk di atas bukit. Ambil angin katanya. Bila ditanya, mereka jawab :
"kami hanya kawan biasa. Kebetulan dia ada masalah, mau cari tempat curhat, jadi saya luangkan waktu. Lagipun, kami masing-masing udah ada yang punya jugak,,,".
Bercouple itu menjadi haram bukan kerana namanya couple atau semata kerana isu 'aku cinta kau, kau cinta aku'. Couple menjadi haram guys, kerana wujudnya gejala berdua-duaan, berbicara dari hati ke hati tanpa ada batasan dan sebagainya. Jadi, jika terjadi hal seperti itu, tak mau tau itu 'kawan' atau, 'sahabat' ataupun 'couple' , hukumnya tetap adalah haram. Ia termasuk dalam kategori khalwat dan mukaddimah zina.
BAGAIMANA YANG BOLEH?
Coba lihat di mana kita berada.
Kalau dalam situasi kita di sekolah, kita tentu punya teman satu sekolah atau sekelas. Mungkin terlibat dalam program, kerja sama dan sebagainya. Maka kita boleh saja menganggap 'muslimin itu sahabat saya' atau 'muslimat itu kawan saya'. Bahkan ia berpahala jika disandarkan kepada firman Allah :"Sesungguhnya setiap mukmin itu bersaudara.
Tetapi, menganggap mereka sebagai sahabat atau kawan, tidak berarti kita boleh 'masuk' ke dalam kehidupan mereka seperti kita masuk ke dalam kehidupan sesama kita".Maka, undang-undang pergaulan sangatlah perlu untuk dijaga.
Kalau dalam contoh bekerja pula. Katakan kita sebagai wanita, dan ketua kita adalah lelaki. Masing-masing boleh menganggap sesama sendiri sebagai sahabat. Tetapi jika berhubung, perbincangan hanyalah tentang hal-hal kerja saja. Selagi mana topiknya tidak tersasar, ia tidak menjadikan kita salah. Kita akan menjadi salah, apabila topik sedikit demi sedikit beralih dari hal kerja kepada hal pribadi, dari satu jam kepada berjam-jam, dari duduk jadi bergayut dan sebagainya.Justru, yang boleh tetap boleh, selagi mana tidak diresapi unsur-unsur yang menjadikannya sebagai tidak boleh.
Agar teman tetap menjadi teman, yaitu
dengan cara:
❤ Kurangi frekuensi pertemuan yang tidak perlu.
❤ Jangan berbicara dan berpenampilan yang menimbulkan daya tarik bagi lawan jenis.
❤ Menutup aurat dan memakai jilbab bagi wanita.
❤ Kurangi berhubungan. (maksudnya seperti, sms, nelpon, e-mail dan chatting)
❤ Menjaga hati.Jika kalian setuju silahkan vote!!
![](https://img.wattpad.com/cover/139429314-288-k471340.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Berbagi Ilmu
SpiritualAssalamualaikum:) بسمﷲلرحمن لرحيم Aku yakin banyak yang malas membaca ini. Kenapa? Karena remaja sekarang banyak yang memilih cerita-cerita yang bikin baper,iyakan?(jujur aja gak usah malu aku gak liat ini kok😂) Mungkin masih ada sebagian yg mau me...