٤١.✍ 3 KAIDAH BERCANDA DALAM ISLAM

507 40 0
                                    

1) JUJUR DALAM BERCANDA.

Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu menceritakan bahwa para sahabat bertanya kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam:

"Wahai Nabi, engkau mencandai kami ?!"
"Ya, dan sungguh tidaklah aku mengatakan kecuali kebenaran"

(Diriwayatkan Al-Bukhari dalam Al-Adab dan dishahihkan Al-Albani dalam Shahihul Adab)

Maka hadits di atas menerangkan bahwa Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam juga bercanda kepada sahabatnya. Hanya saja, beliau sama sekali tidak pernah berdusta di dalam candaannya.

Beliau bercanda, dan selalu jujur dalam candaannya. Sungguh teramat jauh candaan beliau dengan candaan orang-orang di zaman sekarang. Kalau sekarang, orang yang bercanda tanpa berdusta seolah-olah garing alias gak lucu.

Begitu menjamurnya acara-acara di TV tentang lawakan yang penuh kedustaan dan anehnya acara tersebut mempunyai rating yang tinggi di tengah pemirsanya.

Dalam hadits yang lain beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Celakalah siapa yang menyebutkan suatu ucapan untuk membuat manusia tertawa karenanya dan dia berdusta dalam ucapannya itu. Celaka dia ! Celaka dia !"

(H.R Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasai dan Al-Baihaqi. Dihasankan Al-Albani dalam Shahih At-Targhib)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam juga bersabda:

"Aku menjamin dengan sebuah istana di bagian tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia berada di pihak yang benar, sebuah istana di bagian tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meski ia sedang bercanda, dan istana di bagian atas surga bagi seorang yang memperbaiki akhlaknya".

Maka hadits di atas mengancam siapa pun yang berdusta di dalam candaannya, bahwa dia berhak untuk celaka. Di dunia ataupun di akhirat kelak serta begitu besar balasan Allah bagi siapa pun yang berusaha untuk jujur dalam segala hal termasuk dalam bercanda.

2) JANGAN TERLALU BANYAK TERTAWA.

Islam tidak melarang untuk bercanda, tetapi hendaknya kita mengurangi frekuensi bercanda kepada orang lain. Rasulullah mencontohkan adab dalam bercanda yaitu tidak tertawa terbahak-bahak.

Dituturkan oleh Ummul Mukminin 'Aisyah radhiyallahu 'anha:

"Aku belum pernah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tertawa terbahak-bahak hingga kelihatan lidahnya, namun beliau hanya tersenyum (Muttafaqun 'alaih)

“Janganlah kalian banyak tertawa. Sesungguhnya banyak tertawa dapat mematikan hati.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi)

“Di antara tanda baiknya keislaman seseorang adalah dia meninggalkan yang tidak bermanfaat baginya"
(Diriwayatkan At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)

3) JANGAN KELEWATAN DALAM BERCANDA.

Sungguh kebiasaan buruk yang dilakukan manusia saat ini yaitu ketika mereka bercanda dengan cara yang kurang tepat karena hal ini bukan membuat orang yang kita candai menjadi bahagia, bahkan bisa menimbulkan kebencian dan permusuhan.

Cara-cara yang salah dalam bercanda bisa menjerumuskan pelakunya kepada perbuatan Zhalim kepada saudaranya. Di antara manusia ada yang bercanda dengan mengagetkan temannya ketika sedang tidur, menceburkan dalam kolam, memecahkan telor di kepalanya, dan perbuatan-perbuatan lain yang semisalnya.

Abul Qosim (Nabi Muhammad) shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:

"Janganlah salah seorang dari kalian mengambil barang milik saudaranya, baik bercanda maupun bersungguh-sungguh". (Diriwayatkan oleh Abu Dawud dan At-Tirmidzi)

Pernah terjadi, ketika salah seorang sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wasallam sedang tidur, datanglah seseorang lalu mengambil cambuknya, dan menyembunyikannya. Pemilik cambuk itu pun merasa takut. Sehingga Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

لاَيَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يُرَوِّعَ مُسلِمًا

Tidak halal bagi seorang muslim membuat takut muslim yang lain (Diriwayatkan Abu Dawud)

Di antara canda-canda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam adalah sebagai berikut:

عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلاً أَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ: ( يَا رَسُوْلَ اللَّهِ احْمِلْنِى.) قَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم-: (( إِنَّا حَامِلُوكَ عَلَى وَلَدِ نَاقَةٍ )). قَالَ: (وَمَا أَصْنَعُ بِوَلَدِ النَّاقَةِ؟) فَقَالَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم-: (( وَهَلْ تَلِدُ الإِبِلَ إِلاَّ النُّوقُ.))

Diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwasanya seseorang mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia pun berkata,

“Ya Rasulullah! Angkatlah saya (ke atas onta)!” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan, “Sesungguhnya kami akan mengangkatmu ke atas anak onta.” Lelaki itu pun berkata, “Apa yang saya lakukan dengan seekor anak onta?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Bukankan onta-onta perempuan melahirkan onta-onta?"

(Diriwayatkan Abu Dawud No. 5000 dan At-Tirmidzi No. 1991. Syaikh Al-Albani berkata, “Shahih”.)

نِ الْحَسَنِ قَالَ: أَتَتْ عَجُوزٌ إِلَى النَّبِيِّ -صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ-، فَقَالَتْ: (يَا رَسُولَ اللَّهِ، ادْعُ اللَّهَ أَنْ يُدْخِلَنِي الْجَنَّةَ) فَقَالَ: ((يَا أُمَّ فُلاَنٍ، إِنَّ الْجَنَّةَ لاَ تَدْخُلُهَا عَجُوزٌ.)) قَالَ: فَوَلَّتْ تَبْكِي فَقَالَ: (( أَخْبِرُوهَا أَنَّهَا لاَ تَدْخُلُهَا وَهِيَ عَجُوزٌ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يَقُولُ : { إِنَّا أَنْشَأْنَاهُنَّ إِنْشَاءً 0فَجَعَلْنَاهُنَّ أَبْكَارًا 0عُرُبًا أَتْرَابًا } )).

Diriwayatkan dari Al-Hasan radhiyallahu ‘anhu, dia berkata

“Seorang nenek tua mendatangi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Nenek itu pun berkata, ‘Ya Rasulullah! Berdo'alah kepada Allah agar Dia memasukkanku ke dalam surga!’ Beliau pun mengatakan, ‘Wahai Ibu si Anu! Sesungguhnya surga tidak dimasuki oleh nenek tua.’ Nenek tua itu pun pergi sambil menangis. Beliau pun mengatakan, ‘Kabarkanlah kepadanya bahwasanya wanita tersebut tidak akan masuk surga dalam keadaan seperti nenek tua. Sesungguhnya Allah ta’ala mengatakan:

(35) Sesungguhnya kami menciptakan mereka (Bidadari-bidadari) dengan langsung. (36) Dan kami jadikan mereka gadis-gadis perawan. (37) Penuh cinta lagi sebaya umurnya.” (QS Al-Waqi’ah)

(Diriwayatkan Abu Dawud No. 5000 dan At-Tirmidzi No. 1991. Syaikh Al-Albani berkata, “Shahih" )

______________________________________________

Demikian sedikit ulasan canda ala Rasulullah, hendaknya setiap muslim berusaha untuk senantiasa bisa menyesuaikan diri dengan ajaran Rasulullah walaupun dalam bercanda.
Wabillahi taufiq.

NB: untuk kedepannya penjelasan akan lebih santai tidak terlalu formal biar gak ngebosenin juga kan yah😂

Jika ada saran/kritikan tafadhol kirimkan ke no ini (085786823745)😊 dan untuk mempererat silatirahim:) tak kenal maka tak sayang biasanya gitu:)
#akhwatonly:)

Semoga Bermanfaat ! Baarakallahufiykum..

Berbagi IlmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang