"Kau tahu, aku mungkin terdengar seperti teman yang buruk bagimu, namun aku benar-benar bersyukur atas pilihan Putera Mahkota kala itu, terlepas apakah itu semua hanya untuk kepentingan politik ataupun karena rasa kasihan." Kim Mi Rae berbicara sembari menatap bulan yang bersinar cerah di langit malam itu. Ia tidak tampak seperti gadis bangsawan biasa. "Aku teman yang jahat, kan? Aku mengambil apa yang seharusnya menjadi milikmu, mengacaukan takdir para bulan."
Min Kyung Hee menolehkan kepalanya, menatap sahabat kecilnya lamat-lamat, "Para bulan?"
"Kau sudah bertemu dengan mereka."
"Apa aku termasuk dari bulan-bulan tersebut?" Kyung Hee menunjukkan ekspresi khawatir, ia tahu bulan yang dimaksud disini adalah seorang Ratu, sosok pendamping sang Matahari.
Kim Mi Rae tersenyum manis, "Bukankan kau sudah menjadi bulan itu, Kyung Hee-ah?" ia memberi jeda, "Seseorang memberitahuku bahwa takdir kalian bertiga akan mulai bergerak setelah kepergianku, aku yakin itu diawali dari diangkatnya kau menjadi seorang Ratu." lanjutnya.
Keduanya lantas saling tatap dalam diam, hembusan angin malam memanjakan wajah cantik keduanya.
"Kau harus tetap semangat, sahabatku."
.
Kyung Hee terbangun dari tidur siangnya, dihadapannya ada Choi Sanggung duduk dihadapannya, wanita paruh baya itu menatapnya dengan tatapan lembut. Kyung Hee lantas memperbaikki posisinya yang semula berpangku pada meja dihadapannya menjadi duduk tegak.
"Anda tampaknya kelelahan, mama." ujar Choi sanggung, namun Kyung Hee tak merespon ucapan dayangnya itu.
Kyung Hee masih memikirkan mimpi yang barusan ia dapat, tentang pertemuannya dengan sosok Ratu sebelumnya yang tak lain dan tak bukan adalah sahabatnya sendiri.
Para bulan? Takdir?
Kepalanya lantas berdenyut. Tidur siang yang tak disengaja ini sepertinya memberikan efek buruk padanya, lagipula perkerjaannya hari ni terasa begitu berat, setelah hampir seharian ia menghabiskan waktunya berkeliling di istana, ia kembali ke Paviliunnya dan duduk ditahtanya sembari membaca, tanpa disadarinya ia tertidur.
"Apakah masih ada hal lain yang harus kukerjakan, Choi sanggung?'"
Choi sanggung menggeleng pelan sembari berkata, "Tidak ada, mama. Sebaiknya anda beristirahat terlebih dahulu."
Kyung Hee mengangguk paham, sepertinya ia memang membutuhkan sedikit istirahat.
o Moondust o
Gadis itu tampak kelelahan setelah mengangkat satu karung penuh sayuran untuk membantu teman-temannya yang berasal dari dapur istana, kini gadis yang berprofesi sebagai seorang Gungnyeo di kediaman Ibu Suri Agung Baek sekaligus teman kecil sang Raja berjalan tersauk di bawah teriknya sinar matahari.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Discontinued] Moon Dust
Fiction HistoriqueSiapakah Bulan yang benar-benar diinginkan oleh sang Mentari? Siapakah Bulan yang diharapkan para kaum bawah? Siapakah Bulan yang benar-benar mencintai Matahari? -*- Rank #30 Historical Fiction: 21 Agustus 2017