"Jadi gadis itu ada di gudang?"
Hwa Young menganggukkan kepalanya pelan, ia membenamkan rasa ragu itu dalam-dalam, berusaha meyakinkan diri kalau pilihan yang ia buat ini adalah pilihan terbaik, bahwa ia tidak boleh menyesalinya kelak, apapun yang terjadi.
Walaupun pada kenyataannya, perasaannya jadi tidak enak, entah dampak apa yang akan timbul dari ini semua. Apa itu jangka panjang atau jangka pendek. Ia hanya tidak suka melihat seorang gadis polos tak bersalah diperlakukan seperti itu dan ia yakin Raja Seojeong pun sama.
Tapi kenapa perasaannya begini?
Lalu. Bagaimana dengan Raja Seojeong yang baru saja mendapat informasi tentang Bo Ryung?
Tanpa pikir panjang, Raja Seojeong langsung saja pergi menuju lokasi, meninggalkan Hwa Young yang kini menatap kepergiaannya dengan raut wajah kecewa.
Gadis malang itu lebih pantas diselamatkan, pikir Hwa Young. Ia lantas segera mengenyahkan segala rasa sakit yang muncul ketika melihat sang pujaan hati pergi tanpa menoleh lagi ke arahnya. Hwa Young lantas memukul pipinya pelan. "Sadarlah Hwa Young, hidupmu sudah sangat berkecukupan, gadis itu pantas diselamatkan, hidupnya sudah cukup susah tanpa harus kau berdiam diri dengan keberadaannya di dalam gudang." ucapnya pelan sembari menghela nafas.
o Moondust o
Suara dobrakan pintu membuat Bo Ryung tersadar, ia mengerjapkan matanya beberapa kali sembari menyesuaikan pandangannya dan menunggu rasa sakit di kepalanya menghilang.
"Kau tidak apa-apa?"
Suara barusan yang terdengar berbisik di telinganya membuat gadis itu segera menoleh, sepersikan detik berikutnya wajahnya sudah berada dalam jarak yang begitu dekat dengan sumber suara dan setelah ia menyadari siapa yang ada di depannya, buru-buru ia menundukkan kepalanya.
Senyap, hanya suara deru nafas yang terdengar di ruangan sempit nan berdebu tanpa penerangan apapun itu.
"Hey." suara itu lantas kembali terdengar diiringi oleh tangan menyentuh bahu Bo Ryung. Jantung gadis itu langsung berdesir seketika.
"Saya tidak apa-apa, Jeonha." Jawabnya kaku, namun rasa sakit tiba-tiba menyerang kepalanya, membuatnya berteriak tertahan.
Sebuah ingatan muncul, seorang anak kecil yang baru saja turun dari tandu yang mengantarnya ke kerajaan, itu adalah kali pertamanya menginjakkan kaki di istana dan jelas ia takjub dengan indah pemandangan disana. Matanya lantas menemukan seorang remaja laki-laki dengan jubah kerajaan tengah berlari sambil tertawa terpingkal-pingkal diikuti oleh seorang gadis seumuran yang juga tertawa terpingkal-pingkal.
"Dia Putera Mahkota Jeongyeon. Kamu mungkin akan memghabiskan sisa hidupmu bersamanya." seorang wanita dengan dangui bermotif naga emas bercakar 5 dengan warna emas yang terlihat begitu megah dan chima warna merah darah dengan motif yang membuat penampilan wanita itu jadi terlihat begitu anggun.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Discontinued] Moon Dust
Ficción históricaSiapakah Bulan yang benar-benar diinginkan oleh sang Mentari? Siapakah Bulan yang diharapkan para kaum bawah? Siapakah Bulan yang benar-benar mencintai Matahari? -*- Rank #30 Historical Fiction: 21 Agustus 2017