#16

1.8K 172 29
                                    

Typo bertebaran :(

Typo bertebaran :(

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*16-17*

o Moondust o

Ratu Min tidak bisa tidur malam ini, tepat setelah ia bermimpi bertemu gadis kecil si penjual lampion, entah kenapa perasaannya jadi tidak enak dan ia tidak bisa melanjutkan tidurnya.

Ia tidak berniat untuk keluar dan mencari udara segar, ia juga tidak berniat menemui suaminya. Ia hanya ingin berada di ruangan ini, sendirian bersama keresahan hatinya hang timbul entah karena apa.

"Kalau tidak ada gadis itu, mungkin aku sudah lebih dahulu mengakhiri hidup, mungkin aku tidak akan mendengar ungkapan perasaaan Raja Seojeong kala itu dan mungkin aku tidak akan berada disini." Ujarnya, mengenang kembali gadis kecil yang entah dimana keberadaannya sekarang. "Aku harap gadis itu baik-baik saja."

o Moondust o

Hwa Young mundur beberapa langkah, ia terguncang saat melihat pemandangan di depan sana. Raja Seojeong, pujaan hatinya, tengah menahan langkah Bo Ryung dengan meraih lengan gadis itu, membuat keduanya kini berdiri saling berhadapan.

Air mata tak kuasa terbendung di pelupuk mata Hwa Young. Hatinya sakit saat melihat pemandangan tersebut entah karena apa. Segera ia menyeka air mata yang hendak jatuh dengan punggung tangannya.

Perlahan, ia membalik badannya dan berderap menjauh dari sana.

o Moondust o

"Jeonha?"

Satu-satunya respon yang dapat Bo Ryung tunjukkan saat menyadari Raja Seojeong kini tengah menahan tangannya. Jantungnya berdesir seketika ketika menyadari sang pemimpin kerajaan kini menyentuhnya.

Raja Seojeong lalu buru-buru melepaskan tautan tangan mereka, ia jadi salah tingkah ketika menyadari apa yang baru saja ia lakukan. Tubuhnya bergerak begitu saja.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya Raja Seojeong, Bo Ryung mengangguk kaku. "Apakah dayang-dayang itu masih mengganggumu?" Bo Ryung kembali mengangguk kaku. "Apa kau berbicara jujur?" Tanya Raja Seojeong lagi, Bo Ryung lagi dan lagi menganggukkan kepalanya.

Hening kini mendominasi. Keduanya tampak canggung dengan keadaan yang tercipta.

"Terima kasih, Jeonha."

Tiba-tiba Bo Ryung bersuara dengan nada yang teramat pelan hinhga Raja Seojeong sendiri tak mendengar apa yang barusan dikatakan Bo Ryung.

"Apa?"

"Terima kasih, karena sudah menyelamatlan hamba beberapa hari yang lalu." Ujar Bo Ryung lagi.

Raja Seojeong tersenyum tipis, "Sudah menjadi tugas seorang Raja untuk melindungi rakyatnya, kan?"

[Discontinued] Moon DustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang