Just, Why?

3.4K 432 17
                                    

Yoongi mengurut pelipisnya sendiri, pusing. Pekerjaannya hari ini begitu banyak, ditambah harus merevisi beberapa lirik lagu yang dibuat teman satu timnya, ditambah dengan sebuah pesan dari sang ibu lima menit lalu,

From: Mother
Gi, nanti ketemuan sama Myungeun ya? Ibu udah suruh dia ke kantor kamu pas jam makan siang. Kalian makan bareng. Ok?

Kalau bisa, Yoongi pengen teriak kencang saking frustasinya sekarang. Padahal baru aja dua hari lalu dia terang-terangan menolak gadis bernama Park Myungeun itu. Tahu ngga kalimat sakti Yoongi kalau nolak cewek?

Jangan temui saya lagi. Saya ngga tertarik sama kamu.

Terkesan kejam? Memang. Tapi menurut Yoongi lebih baik jujur apa adanya meski nyakitin daripada sok menerima tapi hati ngga ikhlas sama sekali. Yoongi orang yang suka akan keterbukaan dan kejujuran. Ia ngga keberatan menunjukkan sisi jeleknya ke siapapun, atau menonjolkan sisi menyenangkannya doang. Maunya seimbang, baiknya dapat, jeleknya juga. Biar ngga timpang. Masa bodoh orang lain mau menilai gimana. Kalau mereka memang mau sama Yoongi ya terimalah apa adanya dia.
Begitu pikirannya Yoongi selama ini.

"BosGiiii!", seru seseorang membuat Yoongi tersentak kaget. Cowok dengan surai merah itu menaruh sebuah flashdisc di atas meja Yoongi sambil nyengir lebar.
"Kerjaan gue kelar ya. Balik duluan, bye!", baru aja dia balik badan, Yoongi udah lempar botol kosong ke punggungnya.
"Ini revisian Namjoon masih banyak! Bantuin gue kek!", Yoongi sewot.
Si cowok surai merah cuma masang tampang bingung, "Lah? Gue kok suruh revisi? Itu kerjaan utama lo wahai Abang produser. Kalau engga si Joonie suruh ke sini aja, benerin sendiri."
"Heh, Jung Hoseok!", Yoongi siap lemparin botol lagi, "Ini juga gara-gara lo ya! Lo pake acara nolak kolab sama dia jadi gue yang nanggung akibatnya, sialan!", omel Yoongi yang ditanggapi dengusan Hoseok.
"BosGi, gue udah bilang ya berkali-kali sama lo, jangan suka pasang-pasangin gue sama dia. Gue ngga suka."
"Ini masangin buat kolab bikin lagu doang, bukan buat jadiin dia suami lo."
"Ya kan tetap aja, Gi. Gue ngga suka!"

Yoongi menghela napas pendek, dia sama sekali ngga ngerti sama dua temannya ini. Hoseok ogah kalau disuruh deketan dikit aja sama Namjoon. Sedang Namjoon selalu cari cara biar ngga ada interaksi sama Hoseok. Ngga ngerti sejak kapan mereka saling hindar-menghindar begini. Tapi kalau mereka ngga sengaja berada di satu tempat yang sama, dan ada Yoongi juga di situ, suasana mendadak jadi angker. Yoongi seolah disuruh jadi penengah di antara hubungan mereka yang canggung kebangetan. Awalnya Yoongi pikir mungkin karena Hoseok yang baru masuk timnya tiga bulan lalu masih malu kalau suruh ngobrol sama anak lama kayak Namjoon. Tapi kok makin hari makin ngga beres aja mereka berdua. Yang tadinya paling cuma ngga saling sapa eh sekarang malah main hindar-hindaran.

Kan Yoongi lelah. 

"Hob, plis lah jangan nyusahin gue. Lo baikan sana sama Namjoon. Biar apa sih kalian begini?", keluh Yoongi.
"Gi, bukan apa-apa ya. Tapi serius, sumpah, gue ngga bisa kalau sama Namjoon. G-gue tuh, aduh gimana ngomongnya ya sama lo. Ya pokoknya jangan bikin gue kolab sama dia aja udah." Hoseok gelengin kepalanya berkali-kali.
"Ya udah", ucap Yoongi akhirnya setelah beberapa menit cuma ngehela napas berat sambil mikir.
"Buat project berikutnya lo gue pasangin sama Kim Seokjin kalau gitu."
Mata Hoseok membola, "Hah?! Kok jadiᅳ"
"Kali ini ngga ada penolakan ya, Jung Hoseok!", titah Yoongi dengan nada tegas.
Nah, kalau udah begini mana bisa Hoseok ngeles lagi.
"Gue tau, bukan lo sama Namjoon doang yang canggung, sama Seokjin juga. Tapi dia orang yang gue percayain banget buat nulis lirik. Sedang lo jago arransemen. Kalian harus ada di next project gue ngga mau tau. Singkirin dulu ego lo yang ngga bermutu itu. Profesional Hob, gue mohon."
Hoseok cuma menghela napas pasrah, lalu mengangguk pelan.

Huft. Biarin dulu sementara urusan teman-teman Yoongi itu. Sekarang Yoongi balik ke urusannya sendiri yang ngga kalah menyusahkannya.
Diliriknya jam di tangan, udah memasuki jam makan siang. Otaknya mikir lagi, gimana caranya nolak orang untuk kedua kalinya? Jujur selama ini dia nolak cukup satu kali, setelah itu selesai ngga ada urusan lagi. Tapi kali ini, kok agak ngotot ya si Park Myungeun itu?

My Happy Ending (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang