The Answer

2K 329 8
                                    

"Kalau ternyata mereka saling sayang gimana?"

Satu pertanyaan yang terlontar dari mulut si sulung Kim membuat ketiga pasang mata saling pandang satu sama lain. Menebar aura penuh tanya dan butuh jawaban tepat saat itu juga.
"Ya jelas saling sayang lah, Bang. Namanya juga udah sahabat dari balita", Nyonya Kim yang pertama kali bersuara setelah lama jeda. Dan tentu diiyakan oleh sang suami.
"Wajar kalau saling sayang lah, Bang. Kenapa tanya yang seharusnya ngga kamu tanyakan sih?", Tuan Kim terkekeh canggung, karena mendapati tatapan tajam anak sulungnya itu.
"Kalau ngga saling sayang, si Tata udah dilempar ke kandang Holly sama Yugi, Dae", Nyonya Shin coba mencairkan suasana. Tapi gagal, hawa serius terlalu mendominasi.
Daehyun menggeleng, "Ngga. Bukan. Kalian pasti tau maksud pertanyaan Abang yang sebenarnya", kepala Daehyun menoleh pada Yoongi dan Taehyung yang berjalan makin jauh.
"Sayang dalam artian sebagai 'laki-laki'. Cinta, layaknya Papi dan Mami. Saling membutuhkan lebih dari apapun, dan keinginan besar untuk bersᅳ"
"Daehyun maaf, tapi kamu sepertinya mengada-ada deh", potong Nyonya Shin dengan nada agak tinggi dan sedikit menggeram. Kepalanya menggeleng keras, "Ngga mungkin ada perasaan lebih di antara mereka. Sesama laki-laki ngga boleh memiliki cinta yang melebihi batasannya. Itu namanya melawan kodrat."
Daehyun tersenyum miring, "Tante Jihye kenapa takut begitu kelihatannya? Dae kan tadi cuma bilang 'kalau'. Kalau, Tante. Kalau", ulang Daehyun dengan penekanan yang membuat seorang Shin Jihye bergeming. Sibuk dengan pikirannya sendiri.
Hingga membuahkan satu pertanyaan besar di kepala untuk anaknya.


"Kamu sayang sama Tata?"

Yoongi mengerjap tanda tak siap. Firasat buruk ternyata benar adanya. Wajah gugupnya begitu kentara sekarang, lengkap dengan bola mata yang melirik tak tenang ke sana ke mari. Terlalu gugup dan panik, sampai rasanya untuk menelan saliva sendiri saja susah.

"Gi, jawab Ibu", tagih Nyonya Shin dengan nada lembut namun terdengar angker di telinga Yoongi.
Ada rasa ragu dalam diri Yoongi ketika ingin menjawab pertanyaan sederhana itu. Banyak pertimbangan untuk sekadar menjawab 'iya' atau 'tidak'. Bahkan dia sendiri tidak tau maksud sang Ibu 'sayang' yang seperti apa. Ingin balik bertanya tapi terlalu takut jika pembahasan akan merembet ke mana-mana. Otak Yoongi berpikir keras disela tangan Ibunya yang masih menangkup pipinya serta mata tajam yang menukik iris kelamnya.
Sekali lagi Yoongi merasa gamang. Resiko menjawab dengan jujur belum berani Yoongi tanggung, sedang jika berbohong sudah tentu dia menyakiti Ibunya secara tidak langsung. Dan tentunya juga menyakiti dirinya sendiri.
Tapi Ibunya menunggu jawabannya sekarang, Yoongi tak bisa berpikir lebih lama lagi bukan?

Yoongi menghela napas panjang,

Kepalanya menggeleng.

"Ngga, Bu."

Satu jawaban Yoongi membuahkan senyum tipis di bibir Shin Jihye.

...

Taehyung masih sibuk dengan pikirannya sendiri saat Daehyun baru kembali dengan dua kaleng bir yang diam-diam dia simpan di kamarnya.
"Nih", Daehyun mengulurkan satu kaleng pada Taehyung yang kemudian tersentak kaget. Namun seketika dahinya berkerut, "Dapat dari mana lo, Bang?"
Daehyun tersenyum miring, "Makanya kalau nyimpan bir itu di kamar, jangan di kulkas biar ngga dibuang sama Mami."
Taehyung jadi ingat dulu pernah ceroboh membawa banyak bir sisa acara ulang tahun Jimin dan menyimpannya di kulkas. Dan keesokan harinya saat dia mau minum, semua kaleng itu lenyap, menyisakan kilatan amarah dari sang Mami.
Well, peraturan di rumah keluarga Kim memang cukup ketat sih. Rokok aja dilarang, apalagi bir.

"Gimana, ketemu belum jawabannya?", Daehyun membuka kaleng itu dan meneguk isinya.
Taehyung berdecih, "Lo kayaknya salah deh, Bang. Gue ngga kayak yang lo pikirkan."
"Ya ampun mengelak lagi, mau sampai kapan? Gue tuhᅳ"
"Bang gue pernah bilang ya sama lo kalau gue ngga percaya sama ilmu meramal, membaca ekspresi wajah atau yang lebih konyol, membaca isi hati seseorang ala lo. Jadi kata gue lo cuma sok tau. Selesai", finalnya kemudian menghisap rokoknya dalam-dalam.
Taehyung sebenarnya udah tau sih kalau kakaknya itu punya kelebihan soal menerka isi pikiran seseorang sejak dulu. Firasatnya begitu kuat, kepekaan terhadap sekelilingnya sangat baik, dan juga cepat tanggap dalam kondisi apapun.
Beda dengan dirinya yang kadang masih bingung dengan pikirannya sendiri. Terlebih untuk masalah hati, kadang Taehyung masih sulit membedakan mana yang benaran cinta atau sekadar obsesi semata.

My Happy Ending (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang