Evidence

2.1K 328 67
                                    

Taehyung mengernyit heran melihat pemandangan di depannya ini. Padahal dulu saling gengsi, saling sok lurus, eh begitu drama picisan dimulai, yang satu sibuk mengejar sedang satunya sibuk menghindar. Tapi tidak menampik juga sih kalau dirinya lega dan ikut senang atas penyatuan kedua kawan sejawatnya ini.

"Jung, potong kek rambut lo. Udah panjang banget nih poninya", protes Jimin sambil memainkan poni Jungkook yang sudah menjuntai sampai mata. Posisinya rebahan di pangkuan Jungkook yang tengah berkutat dengan skripsinya.
"Ngga sempat ke salon, lo tau sendiri persiapan gue--eh, kita ke LA gimana ribetnya. Belum juga soal revisian. Mana ada waktu buat mikirin rambut", sahut Jungkook kemudian mengecup cepat kening Jimin lalu fokus ke layar laptop lagi.
Jimin berhenti protes, diusapnya pelan pipi sang kekasih sambil tersenyum bangga. Iya bangga, karena semenjak tau kalau bakal trainee di LA sekaligus Jimin akhirnya mau menerimanya, Jungkook jadi rajin dan gigih lima kali lipat dari biasanya. Bahkan terakhir revisiannya cuma mendapat dua coretan saja.
Begitulah kalau sudah ada iming-iming menggiurkan di depan mata, Jungkook sekuat tenaga akan berusaha menggapainya.

Taehyung sekali lagi cuma tersenyum tipis melihat kedua temannya itu. Kalau boleh jujur, Taehyung sebenarnya iri pada keberanian dan kejujuran Jungkook. Temannya itu seolah tanpa beban memilih Jimin menjadi pendampingnya yang notabene laki-laki. Cowok. Pria. Lanang. Bahkan Jimin bilang kedua orangtua mereka sudah memberi restu dan menyarankan agar bertunangan dulu sebelum pergi ke LA.
Kurang bahagia bagaimana mereka coba?
Taehyung tersenyum miris memikirkan nasib kisah cintanya sendiri yang porak poranda. Lama-kelamaan Taehyung merasa lelah. Lelah mengejar, lelah ditolak, lelah ditinggalkan. Taehyung bahkan tidak paham apa kesalahannya sampai semua gadis tak betah saat didekatnya. Dia tampan, tidak usah ditanya. Anak dari pengusaha sukses, kaya raya namun tidak terlalu diperlihatkan sisi glamournya sih. Karena Mami dan Papinya selalu mengajarkan kesederhanaan padanya. Sifatnya ramah dan supel, bahkan hampir seisi kampus tau siapa itu Kim Taehyung. Tapi kenapa tetap saja, para gadis itu ngga ada yang mau bersanding dengannya?

"Mungkin karena lo bau", ceplos Jimin begitu Taehyung berbagi keluh kesahnya.
"Enak aja! Wangi begini kok bau!", protes Taehyung tidak terima, lalu mengendus ketiaknya sendiri, "Wey, wangi nih!"
Jungkook berdecak, "Bukan bau badan maksud Jimin, Ta. Tapi aura lo yang beda dari cowok kebanyakan", ujar Jungkook dengan mata yang tak lepas dari layar monitor.
"Nah, itu maksud gue. Soalnya gue pernah digituin sama teman cewek gue, Ta. Dia bilang gue ini baunya beda, ngga kayak cowok lain yang dekatin dia. Jadi dia ngga ngerasa berdebar waktu jalan bareng gue atau duduk sebelahan", tambah Jimin, masih setia rebahan di pangkuan Jungkook.
"Jadi lo pernah jalan sama cewek, Jim?", Jungkook menunduk cuma buat mastiin ucapan Jimin salah.
"Jangan salah fokus kenapa, Jung? Itu udah ngga penting lagi sekarang", balas Jimin lalu menarik pelan hidung bangir sang kekasih.
"Bentar deh", Taehyung memajukan posisi badannya, "Jadi, ada gitu cewek yang ngerasa kalau aura lo beda dari cowok kebanyakan?"
Jimin mengangguk, "Ngga cuma satu orang loh yang bilang begitu ke gue. Bahkan ada yang bilang hal serupa ke Jungkook juga kok, banyak malah. Aneh ngga lo, ketika mereka bisa jejeritan alay lihat kegantengan muka pacar gue ini, tapi mereka langsung pasang tampang risih begitu didekatin. Apanya yang salah coba?"
Taehyung tertegun, ternyata bukan cuma dia aja yang mengalaminya. Iya sih pernyataan Jimin benar, banyak mahasiswi yang hobi jejeritan setiap melihat mereka bertiga. Saling bisik dan bertanya apakah mereka ini jomblo atau tidak. Tapi jika dikembalikan ke kenyataan, yang terjadi malah para cewek itu pergi dengan mudahnya. Seakan-akan memberi gambaran kalau wajah tampan mereka cuma menawan dilihat dari jauh, sedang dari jarak dekat cuma B aja.

Taehyung mengusap tengkuknya, mendadak merinding sendiri entah kenapa.
"Apa di sekeliling gue ada asap hitam ya makanya ngga ada yang betah sama gue?"
Pertanyaan konyol Taehyung disambut tawa renyah Jimin dan Jungkook.
"Lo ngga sadar apa gimana sih, Ta?", tanya Jimin masih tertawa.
Taehyung mengernyitkan dahinya, "Huh? Maksudnya?"
Jimin dam Jungkook serempak menggeleng.
"Ngga usah dijelasin Jim, biarin dia menemukan jawabannya sendiri", ujar Jungkook yang diiyakan Jimin.
"Lo berdua apaan sih?", Taehyung mendengus gusar. Diambilnya satu batang rokok dari saku jaketnya.
"Ta, Jimin lagi sering kambuh asmanya. Gue aja lagi puasa nih.", Jungkook memperingatkan Taehyung yang hendak memantik rokoknya.
"Beneran Jim?"
Jimin mengangguk pelan.
Taehyung mendesah lesu lalu memasukan kembali rokoknya ke saku.
Pikirannya melantur tak tentu arah lagi. Sebelum akhirnya wajah Yoongi mendadak terbayang tanpa terduga.

My Happy Ending (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang