(Disarankan mendengarkan lagu : Hold Me Tight - BTS )
—Mei, 2013
Taehyung memperhatikan setiap gerakan yang teman-temannya lakukan saat menari dan menyanyi. Sekilas, ia menatap kakinya yang di balut perban. Taehyung kembali menatap teman-temannya.Semuanya terlihat keren.
Taehyung bangga, namun juga khawatir. Bagaimana kalau semisal dirinya masih seperti ini saat mereka akan debut. Namun kemudian, pandangannya terfokus pada seseorang yang akhir-akhir ini nampak menjauhinya.
Park Jimin, berubah drastis.
Lelaki yang biasanya tidak kehilangan senyum dan tawanya, kini lebih banyak diam dan menunduk. Sebersit rasa bersalah mulai muncul di benak Taehyung. Jimin tidak akan seperti ini jika Taehyung tidak ceroboh dan kemudian cedera. Irama lagu yang berdentum sedikit demi sedikit menghilang, menyisakan deru nafas teman-temannya.
"Taehyung, kemari." Ujar Bang PDnim yang tiba-tiba mendekat ke arah teman-temannya. Taehyung berdiri dengan menyeret kaki kanannya. Ia menghampiri gerombolan dan duduk diantaranya.
"Aku sudah memutuskan kalian akan debut bulan Juni ini." Ujar Bang PDnim saat Taehyung sudah bergabung dan duduk manis di depan anak didik lainnya.
"Bangtanseonyeondan-"
"Bagaimana?"PDnim menampilkan senyumnya saat melihat wajah sumrigah grup trainee yang ia handle dengan bantuan staff lainnya. Lama mereka berbincang seputar debut mereka yang akan di laksanakan Juni mendatang, Jimin tiba-tiba menyela.
"PDnim?"
Semuanya menoleh pada Jimin. Termasuk pelatih Song yang berada di dalam ruangan itu. Jimin tidak kunjung membuka mulut, namun matanya masih bergerak gelisah. Mereka diam, saat mengingat bahwa Jimin berada dalam tekanan dari sana sini.
"Apa aku-"
Jimin menghentikan kalimatnya tiba-tiba saat melihat wajah bersahabat CEO perusahaannya. Ia lantas menggeleng dan tersenyum kecil.
"Ah. Tidak jadi, PDnim."
"Maaf mengganggu waktumu."Taehyung menatapnya lama, seakan mengerti maksud dari perkataan tersendat Jimin.
Apa aku bisa debut?
Namun tidak ia lontarkan karena Taehyung tahu, semua staff tidak lagi mendukung keputusan Bang Sihyuk PDnim dalam memasukkan Jimin di Bangtan. Pelatih Song masih menatap Jimin yang menunduk dengan memainkan debu-debu di lantai. Tidak sebentar ia mengenal grup trainee ini, Pelatih Song tahu benar apa yang sedang Jimin gusarkan. Tidak, ia sudah tidak lagi marah dengan Jimin. Lebih tepatnya, ia tidak akan bisa marah berlama-lama karena sudah terlanjur menyayangi mereka bertujuh. Pelatih Song menghela nafas. Aku mohon bertahan sedikit lagi, batinnya.
"PDnim, bagaimana kalau di singkat saja menjadi BTS ?" Ucap Namjoon menengahi.
-
"Aku akan mundur."
Sontak, seluruh anggota yang ada di dalam dorm menoleh. Petisi yang dilontarkan Jimin begitu menohok. Mereka sudah bersama-sama selama ini dan sejauh ini. Usai rapat mengenai debut, mereka pulang ke dorm. Lalu, Jimin mengejutkan semuanya dengan petisi lucu semacam ini? Yang benar saja.
"Apa?"
Taehyung yang pertama kali angkat bicara. Ia membalikkan badannya dan berjalan ke arah Jimin. Matanya mengintimidasi, seolah tidak setuju dengan keputusan sepihak Jimin.
"Kau tahu? Aku lelah." Ucap Jimin. Semuanya memandang Jimin penuh dengan simpatik dan kalut, terkecuali Taehyung. Lelaki itu lebih marah pada Jimin.
KAMU SEDANG MEMBACA
There For You ✔
FanfictionKita bertujuh, dan selamanya pun akan terus seperti itu. Sudah terbit.