11. Scared

8.6K 920 65
                                    

Disarankam mendengarkan lagu
BTS-BORN SINGER
Penyakit paling mematikan sepanjang dunia adalah ego. Dan yang paling berbahaya adalah manusia dengan segala egonya.

.
.
.

"Bagaimana keadaanmu?"

Sejin membuka pintu, mendekati Jimin. Jimin menoleh dan mematikan ponselnya begitu menyadari bahwa Sejin ada di dekatnya. Sejin mengangkat tangannya, mengelus lembut surai Jimin.

"Baik." Jimin menjawab dengan senyum manis. Nyatanya, Jimin sedang tidak dalam keadaan baik. Sejin menarik kursi yang ada di dekatnya lalu duduk disana, menemani Jimin. Jimin sekilas memandang pintu yang msih tertutup rapat setelah Sejin masuk. Teman-temannya sama sekali tidak datang setelah pertengkaran mereka. Selama apapun Jimin menunggu, mereka tidak akan datang. Jimin menghela nafas pasrah, lalu kembali tersenyum pada Sejin.

"Hyung, aku lapar."

Jimin menarik nafasnya kemudian menatap Sejin mantap. Sejak tadi perutnya terus berbunyi. Minimal, Jimin harus menunjukkan kemajuan. Ia ingin berhenti, ingin keluar dari lubang hitamnya. Jimin ingin mencoba untuk melawan semua rasa sakitnya. Sejin tersenyum cerah, seakan mendapat sorot kebahagiaan disana. Mendengar Jimin berkata lapar adalah hal yang sangat jarang ia temui selama ini; semuanya makan namun Jimin tidak. Terkadang Jimin makan, namun hanya beberapa kali dan bisa dihitung dengan jari.

"Mau hyung belikan apa?"

"Terserah hyung saja. Yang penting aku makan." Ujar Jimin sembari memainkan jari-jarinya. Sejin mengangguk, lalu beranjak dari duduknya. Namun, pada detik berikutnya, Sejin menghentikan langkahnya karena tangan Jimin menahannya.

"Hyung tidak memberi tahu ibu, kan?"

Sejin menggeleng dengan tersenyum kecil. Ia tahu bahwa Jimin tidak suka membuat semuanya khawatir kecuali jika memang sudah tidak bisa ia tahan. Jimin tersenyum lebar sontak membuat hatinya menghangat. Lihatlah malaikat kecil ini.

Sejin berbalik, lalu keluar dari ruangan Jimin. Meninggalkan Jimin sendirian lagi. Senyumnya masih tidak bisa lepas dari bibirnya setelah keluar dari ruangan Jimin.

Jimin menghela nafas. Ia tidak suka sendirian. Mungkin dalam beberapa kondisi, ia lebih suka sendiri untuk merenung. Namun, ia tidak pernah merasa se-sepi ini.

Jimin membenarkan letak duduknya, sesekali menatap keluar jendela, bersenandung menyanyikan beberapa lagu bts untuk menghilangkan rasa bosannya. Saat menyanyikannya, Jimin ingat bagaimana bangtan sebelum terpecah belah, karena dirinya.

"I'm a born singer eojjeomyeon ireun gobaek." (aku terlahir sebagai seorang penyanyi, mungkin ini adalah pengakuan awal)

"Geuraedo neomu haengbokhae I'm good." (Tapi aku sangat senang, aku bagus)

Jimin terus menyenandungkan lagu born singer hingga akhirnya Sejin kembali dengan beberapa kantong plastik dan masuk ke ruangan Jimin. Jimin mengambil makanan yang di bawa Sejin, perlahan ia mengambil sumpit dan menjepit daging yang ada di box dalam pangkuannya.

Daging sapi panggang kesukaannya dan semangkuk nasi.

Jimin nampak ragu-ragu awalnya, namun ia kembali melanjutkan aktivitasnya. Jimin mengunyah daging sapi panggangnya beserta nasi dengan perlahan. Sejin tersenyum kecil, sedikit banyak membuat Jimin sedikit tidak enak hati. Baru beberapa detik ia menelan makanan, Jimin terlihat tengah meremas kedua sumpitnya dan mengernyitkan dahinya. Ditahannya gejolak di perut yang ia rasakan setiap makanan masuk. Semua yang baru saja ia telan seakan dipaksa naik lagi. Jimin membekap mulutnya, mencoba menelan kembali apapun yang akan keluar dari perutnya.

There For You ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang