7. Sleeping Pill

11.2K 1K 46
                                    

—March, 2014.
Hari ini Hoseok si bandar semangat di BTS, tumbang. Ia masih belum sadar dari collapse-nya sejak beberapa menit yang lalu tepat saat mereka sedang take video. Hoseok tiba-tiba jatuh begitu saja dan membuat panik staff satu studio.

"Taehyung."

Taehyung menoleh dengan keringat yang membasahi pelipisnya. Ia menatap Seokjin tanpa berkata apapun.

"Kau tidak apa-apa?"

Pasalnya, Seokjin melihat ada yang aneh dari Taehyung. Taehyung mengangguk kemudian kembali menatap Hoseok yang ditidurkan di kursi lengkap dengan dokter di sampingnya. Pandangannya kembali kabur, sama seperti kejadian yang sama seperti awal tahun kala ia sedang berbincang dengan Jimin.

Ia berusaha meraih gelas yang ada di meja. Namun berulang kali Taehyung mencoba, tetap tidak ada barang yang terambil oleh tangannya. Hingga,

Prang!

Gelas itu terdorong oleh tangannya sendiri dan pecah. Panik, Taehyung kemudian cepat-cepat duduk berlutut di lantai dan mengambil serpihan-serpihan gelas kaca yang pecah karena dirinya. Ia meringis, merutuki kelalaiannya.

"Josonghamnida." (Maaf)

Pandangannya masih tidak stabil, apapun objek yang dilihatnya selalu ada dua. Taehyung menarik tangannya sembari mengaduh saat kulitnya tergores pecahan kaca. Darah dari luka goresnya menetes ke lantai dan membuat jarinya seketika diserang nyeri. 

"Wajahmu pucat, duduk saja dan jangan lakukan apapun."

Suara Jimin terdengar dan ia melihat samar-samar seseorang sedang memilih serpihan kaca yang tersisa. Sejin mendekat, membantu Taehyung berdiri dan memapahnya untuk duduk. Selang beberapa menit setelah ia duduk dengan di temani Sejin yang mengobati luka di tangannya, pandangannya berangsur-angsur membaik.

Perlahan ia bisa melihat bahwa Hoseok sudah membuka matanya namun masih berada di posisinya. Kemudian, ia mendongak saat seseorang tiba-tiba memberikan segelas air. Jimin ada hadapannya, dengan tatapan hangat seperti biasa.

"Ah. Terimakasih."

Jimin mengangguk lalu menghampiri Hoseok yang ternyata sudah siuman, menanyakan keadaannya dan memijitnya. Taehyung menghela nafas. Pikirannya masih dipenuhi berbagai pertanyaan-pertanyaan yang sama.

Ada apa dengan dirinya akhir-akhir ini?

—April, 2014.
Jimin masih melakukan rutinitas setiap pagi. Berlari di atas treadmill sebagai pengganti lari pagi. Earphone masih melekat manis di telinganya, dan sudah berbagai lagu ia dengarkan sembari berlari selama setengah jam. 

"Jimin! Makan dulu sebelum olahraga! Dasar anak bandel!"

Samar-samar ia mendengar Seokjin berteriak. Jimin membuka salah satu earphone-nya, untuk memastikan Seokjin berbicara apa. Karena tidak ada pengulangan, maka Jimin mengabaikannya dan kembali memasang earphone dengan kaki yang masih berlari diatas treadmill. Setiap pagi, sudah jarang Jimin menyentuh makanan. Terkadang, Jimin selalu mengoyak tenggorokannya sendiri dengan tangan agar makanan yang telah masuk kembali keluar. Jimin menjadi begitu terobsesi untuk diet sejak ia mendapat kritikan terus menerus.


Dan memang benar,  berat badannya menurun drastis. 


Ia menurunkan kecepatan treadmill-nya dan perlahan turun. Tangannya bergerak perlahan meremas erat perutnya yang tiba-tiba terasa melilit. Jimin lantas berlari ke arah kamar mandi dengan mempertahankan keseimbangannya, kepalanya masih berputar. Jimin menutup keras pintu kamar mandi lalu berlari ke arah wastafel dan mengeluarkan segala yang bergejolak di perutnya.

There For You ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang