12. Become Big Lie

8.2K 917 42
                                    

Disarankan memutar lagu
RM & V — 4 O'Clock

-

Seharusnya, kita mengepakkan sayap bersama-sama.

-

Taehyung menatap jendela kamar rawat inapnya. Tidak pernah ia bangun sedamai ini di pagi hari, kecuali saat liburan dan cuti. Biasanya ia bangun dengan teriakan Seokjin dan guyuran air Hoseok. Namun hari ini ia terbangun dengan sendirinya saat cahaya matahari mulai menyilaukan matanya.

Sepertinya, BTS juga sedang cuti hari ini. Buktinya, semua member tengah tertidur di ruangannya. Dengan pose dan wajah yang berbeda-beda. Taehyung terkekeh. Ia masih saja suka saat memandang wajah teman-temannya saat tidur. Terkadang lucu, namun terkadang menggemaskan.

"Tapi, resiko pasca operasi pengangkatan itu lumayan besar. Tumor yang bersarang masih kecil dan belum terlalu melebar kemana-mana, jadi mungkin bisa diangkat dan anda sembuh total."
"Semua pilihan tergantung kemauan anda. Siap, atau tidak?"

Senyum Taehyung perlahan memudar kala ingatan tentang perkataan dokter tempo hari. Ia menyibak selimutnya, kemudian turun dari ranjang. Taehyung menyeret tiang infusnya lalu keluar dari kamar. Kakinya ia seret untuk berjalan, menghampiri pintu kamar Jimin. Ia mengangkat tangannya, hendak membuka pintu kamar Jimin namun gerakannya terhenti.

Perlukah aku memberitahu Jimin tentang hal ini?
Atau tidak?

Taehyung membuka pintu kamar Jimin, membuat Sejin beserta Jimin menoleh pada saat yang bersamaan. Tawa keduanya terhenti, seolah terkejut dengan kehadiran Taehyung.

"Ada apa Tae?" Sejin berdiri dari duduknya, menatap Taehyung dengan heran.

"Aku ingin berbicara dengan Jimin, hyung."

Sejin lantas mengangguk, ia melangkah mendekati Taehyung, menepuk bahunya lalu melenggang pergi. Menyisakan hening yang kembali menyelimuti setelah suara pintu kamar Jimin tertutup. Taehyung menggaruk lehernya kikuk, tidak tahu harus berbicara apa dengan Jimin dan mulai darimana.

"Ada apa denganmu?"

Jimin bersuara terlebih dahulu, menanyakan keadaan Taehyung. Ia mengalihkan pandangannya, tidak berniat menatap Taehyung sama sekali. Tapi sejujurnya, Jimin begitu penasaran ada apa dengan Taehyung yang ternyata juga di rawat di rumah sakit yang sama dengan dirinya. Taehyung lama diam, setelah itu ia berujar pelan.

"Kelelehan."

Maaf. Aku tidak bisa mengatakannya.
Taehyung menghela nafasnya, lalu tersenyum kecil. Ia harus melakukan ini. Ia tidak bisa membeberkan fakta bahwa ia sejujurnya lebih sakit dari 'kelelahan' biasa.

"Sudah makan?" Taehyung kini yang bertanya membuat Jimin menelan ludahnya susah payah. Jimin masih tidak bisa makan apapun, ia hanya bergantung dengan infus dan vitamin yang di berikan hampir setiap beberapa jam sekali. Pun Jimin masih tetap pada gengsinya. Malu untuk meminta maaf pada Taehyung.

Aku tidak bisa makan apapun, Jimin berucap dalam hati. Melihat Jimin yang tak bereaksi sama sekali, Taehyung kembali tersenyum kecil penuh gurat luka.

"BTS akan melakukan world tour tanpa aku kali ini."

"Apa?" Jimin sontak menolehkan kepalanya, menatap Taehyung yang memandangnya lekat. Kaget. Jimin benar-benar di kejutkan oleh ucapan Taehyung secara tiba-tiba.

"Aku akan vakum sebentar,"
"Dari dunia musik."

Jimin menatap tidak percaya kepada sahabatnya. Ia terlihat benar-benar tidak mengerti dengan apa yang dipikirkan Taehyung. Mereka semua; bangtan sudah berjanji, jangan ada satupun yang terbang sendirian. Mereka terbang bersama-sama.  "Alasanmu?"

There For You ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang