Aku dan kamu. Kita sama-sama mempunyai banyak hal yang kita simpan sendiri, sampai sesak rasanya.
.
.
.
"Iya-iya! Aku makan."Jimin membuka mulutnya saat Seokjin tengah menyuapinya. Beberapa menit yang lalu, sekitar setengah jam setelah Jimin di larikan ke rumah sakit, lelaki itu akhirnya membuka matanya juga.
Jimin jatuh ke lantai tidak sadarkan diri setelah keluar dari kamar mandi dan mengejutkan semua teman-temannya di dorm pada saat itu. Jungkook dan Yoongi tertidur di sofa, sisanya kini sedang bercengkrama di ranjang Jimin, berkumpul layaknya semut.
"Kata dokter, kau bisa pulang setelah infusnya habis, anak nakal."
Jimin menoleh pada Taehyung dengan mulut yang masih mengunyah bubur yang di sediakan rumah sakit. Taehyung menatap sebal Jimin dan dibalas dengan senyum lebar nan merekah Jimin.
"Asam lambungmu meningkat dan kau seorang artis, yg benar saja." Kesal Taehyung. Jimin menelan makanannya lalu memukul pelan kepala Taehyung. Taehyung lantas mengaduh, menatap tidak terima roomate-nya yang benar-benar keras kepala ini.
"Iya, ini aku makan! Cerewet." Timpal Jimin. Taehyung tampak memutar bola matanya. Diikuti oleh tawa kecil Namjoon.
"Hei. Aku ini pendiam." Protes Taehyung. Dan perdebatan itu tidak akan berakhir jika Hoseok tidak menyela dengan malas.
"Hei, hei. Apa bisa sehari saja kalian tidak bertengkar?" Dengus Hoseok sembari memandang Jimin dan Taehyung bergantian. Mereka kemudian tertawa disusul dengan teman-teman yang lainnya, lantas membuat Yoongi membuka mata.
"Berisik."
Semuanya menoleh pada Yoongi kemudian tertawa tertahan saat Yoongi kembali memejamkan matanya lagi. Tawa Taehyung perlahan memudar, senyumnya pun begitu. Taehyung memincingkan matanya, buram. Semua yang ia lihat selayaknya bokeh pada lensa kamera. Namun, ia tidak merasakan sakit sama sekali. Hanya matanya saja yang terasa tidak beres.
Ketika pandangannya mulai berangsur normal, Taehyung berdiri. "Aku ke Sejin hyung dulu sebentar."
Ia melenggang pergi dan sesegera mungkin keluar dari ruang VIP Jimin. Taehyung membuka pintu dan mendapati Sejin duduk disana; di depan kamar rawat inap Jimin sembari mengetikkan sesuatu di laptopnya. Taehyung duduk di sampingnya, membuat Sejin menoleh sekilas.
"Ada apa, Taehyung?"
Taehyung terdiam beberapa saat, bingung memulai dari mana. Ia memainkan jari-jarinya, terkadang meremas ujung baju. "Hyung, aku merasa aneh."
Sejin menghentikan ketikan pada laptopnya lalu menatap Taehyung dengan intens. "Apa? Kenapa?"
Taehyung mengerjap lalu mengalihkan pandangannya. Sejenak berfikir tentang apa yang ingin ia tanyakan. Ia mengayunkan kakinya, mengulum bibirnya.
"Ah,"
"Soal Jimin."Hyung, aku kenapa? Apa ada hal selain vertigo? Taehyung menelan ludah beserta pertanyaannya. Taehyung memilih diam, berbohong. Seperti tidak ada yang terjadi.
— Seoul, in 2017.
Taehyung membuka lembar demi lembar kertas hasil pemeriksaannya. Tentunya dengan diam-diam di kamarnya. Ia menghela nafasnya saat membaca tulisan bercetak tebal disana. Taehyung menyudahinya, memasukkan kertas-kertas itu ke dalam amplopnya."Taehyung, temani aku membeli es cream."
Jimin tiba-tiba membuka pintu dan masuk ke kamar. Taehyung terkesiap, sontak menyembunyikan amplop coklat di balik badannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
There For You ✔
FanfictionKita bertujuh, dan selamanya pun akan terus seperti itu. Sudah terbit.