50. The new beginning part 1

13.3K 580 27
                                    

Author POV

Jika di jabarkan, kali ini suasana hati Sola jauh lebih membaik dari beberapa hari sebelumnya. Wanita itu mulai bisa tersenyum bahagia sejak mendengar paparan-paparan penuh nasehat dari sahabatnya, terlebih mendapat kabar bahwa sahabatnya itu akan menikah.

Seperti pagi ini, wanita itu terbangun dengan wajah yang jauh lebih berseri-seri dan segera bergegas ke kantor untuk menyelesaikan semua pekerjaan yang ia tinggalkan begitu saja demi mengikuti kegundahan hatinya. Ini waktunya untuk bangkit dari keterpurukan dan segera menata kembali kepingan hatinya yang hancur. Ia pun sadar bahwa kehidupan-nya harus segera di tata ulang, dan semua itu dimulai pagi ini.

Sola new upgrade is coming really soon.

Seperti membaca mantra dalam hati, Sola terus mengucapkan kalimat itu di dalam pikiran-nya, bibirnya berusaha untuk tersenyum walau sebenarnya hatinya masih terasa nyeri. Kalimat-kalimat Agnes terngiang di kepala Sola bagai peringatan untuk tetap semangat.

Hari itu berjalan dengan cepat seraya Sola disibukan dengan pekerjaan-nya yang sempat tertunda. Ia bahkan tak memiliki banyak waktu untuk menengok ponselnya hingga pulang kantor.

Sambil merenggangkan punggungnya yang terasa kaku di atas ranjang, wanita itu akhirnya dapat berkutat dengan ponselnya. Banyak pesan dari Agnes yang berisi informasi bahwa wanita itu akan tiba di apartemen Sola sekitar pukul tujuh malam. Refleks, Sola memutar pergelangan tangannya untuk menengok arlojinya. Well, satu jam lagi sahabatnya akan datang. Sambil tersenyum geli, Sola mengetik-kan balasan.

Setelah membalas pesan dari Agnes dan beberapa teman-nya, Sola menengok e-mailnya yang sudah ramai oleh pesan-pesan dari Jonathan.

Hai La, aku baru mendarat di Seoul.. secepatnya akan ku telepon..

Laaa.. maaf aku belum menelepon.. keadaan disini sangat kacau, aku bahkan belum sempat membeli nomor..

Kamu baik-baik saja kan, La? Jangan lupa makan :) oh Tuhan, aku bicara apa.. mana mungkin Sola lupa makan ;)

Ui?

Aku seneng dengar kamu kerja hari ini.. :)

Hai.. maaf aku masih belum sempat telepon.. sekarang aku masih di rumah duka.. keadaan sudah membaik.. tapi Ji Won masih histeris..

La.. kangen :(

By the way, kemarin sebenernya aku mau ajak kamu.. hehehe

Orang tua Ji Won baru aja sampai.. mungkin lusa aku pulang.. mau manja sedikit boleh? Jempuuuuutttt, yaaa?

Nanti, kalau kamu bales dan aku balesnya lama.. jangan ngambek ya, La. Bukan bales dendam kok.. tapi Ji Won baru aja pingsan untuk yang ke empat kali-nya hari ini dan anaknya menangis terus.. aku akan sibuk... kasihan Ji Won, La... nggak tega.

Sola tak bisa menghentikan senyum lebarnya membaca seluruh pesan-pesan dari Jonathan. Bagi Sola, Jo memang memiliki daya tarik sendiri entah berasal dari mana. Bahkan saat membaca pesan dari Jonathan, Sola bisa membayangkan bagaimana menawan-nya lelaki itu mengucapkan kalimat demi kalimat di atas.

Dengan cepat, Sola membalas pesan Jonathan.

To : Jonathan Wong

Hi, captain
I miss you too.. sampaikan turut berduka citaku buat Ji Won ya, Jo.. aku kirim doa aja dari Jakarta :)
Anyway, aku baru sempat tengok ponselku, nggak lagi-lagi deh cuti lama-lama.. kapok.. masuk-masuk langsung diserbu hutang pekerjaan.. huhuhu..
kasih kabar ya, lusa sampai di Jakarta jam berapa? aku jemput, deh.. tapi nggak geratis lho.. hehe
Aku pikir kamu akan lama di Korea, Jo.. Ji Won pasti sangat butuh kamu...

Sambil mengigit bibir bawahnya, Sola menekan tanda send dan kembali menengok pesan-pesan di media sosial-nya.

Beberapa menit kemudian, Jonathan membalas e-mail Sola.

Sudah kapok kan? Jangan bolos-bolos lagi.. kecuali aku bos-nya, hahaha.
Wah? Nggak geratis ya? Bayaran-nya apa? Dengan senang hati kok aku bayarnya..
Nggak lama La, memang dari awal sudah bilang ke Ji Won kalau aku nggak bisa lama.. aku juga bakal nyusul kamu nih.. diserang banyak pekerjaan di Jakarta.

Sola kembali menyunggingkan senyum tipisnya sambil mengetikan balasan untuk Jonathan walau kegiatannya sempat terputue karena harus membuka-kan pintu apartemen untuk Agnes.

————

Lusa-nya, Sola semakin bersemangat menjalani hari. Apa lagi hari itu ia akan bertemu dengan Jonathan. Lelaki itu selalu mengirim pesan bahkan disaat sedang sibuk. Dan untuk pertama kalinya Sola merasa diperlakukan secara special. Hal itu banyak berpengaruh terhadap perasaan wanita itu mengingat kondisi hatinya yang sebenarnya masih rapuh.

Saat makan siang, berkali-kali Sola mengetik-kan nomor ponsel Antoni lalu menghapusnya kembali. Entah mengapa masih ada satu beban yang membuat wanita itu merasa harus bertemu dengan Antoni.

Pertama, pertemuan terakhir mereka tak hanya berdua, hal itu pastinya membuat beberapa batasan-batasan tak kasat mata. Kedua, Sola ingin sekali membawa pulang seluruh barang-barang-nya yang ia tinggalkan di rumah kita.

Sambil melengkungkan kedua alisnya ke atas dan mengangguk seolah memberi ijin kepada diri sendiri, ia mendial nomor Antoni.

"Halo?"

Oh Tuhan.... Sola menelan saliva-nya lalu menegakan posisi duduknya "Ha..hai.."

"Gra.. Gracia.."

"I-iya, An.. ak.. aku.. sore ini.. bisa bertemu di rumah?"

"Mmm"

Sola buru-buru meluruskan ucapan-nya yang sebelumnya terdengar ambigu karena respon Antoni yang hanya mengeluarkan gumaman kecil.
"Aku.. " Sola berdeham sebelum kembali melanjutkan kalimatnya.
"An.. aku mau ambil semua barang-barangku yang tertinggal di rumah.... mu."

"Ah.. itu.."

"Iya.. itu.."

Setelah hening cukup lama, suara maskulin itu kembali terdengar
"Sebenarnya sekarang pun aku bisa ke rumah"

"Aku.. masih jam kerja.. "

"Baiklah.. kalau begitu sore ini?"

"Yes.."

"K..kay.. "

"Thankyou, An.."

"Sama-sama.."

Hening. Namun saat Sola hendak mengakhiri telepon-nya, suara Antoni di seberang sana kembali terdengar.
"Bi..."
Dan panggilan singkat itu cukup membuat aliran darah di tubuh Sola kembali berdesir cepat. Tapi Sola tak sanggup mengeluarkan suara untuk menjawabnya.
"See you.. hati-hati di jalan.."

Tanpa merasa perlu menjawab-nya, Sola segera menekan tombol merah di layar ponselnya.
Ia lalu mengambil nafas panjang hingga oksigen yang ia hirup membuatnya merasa sedikit lebih baik.



Lanjut malem yaa :)

Ex with benefitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang