8 months after..
Sola Gracia POV
Aku berdiri di dalam Gereja dengan perasaan yang tak menentu. Haru bercampur dengan bahagia yang membuat lututku terasa lemas hingga berkali-kali aku mencengkram lengan Jonathan sambil mendengarkan pendeta yang masih berbicara di altar.
Dekorasi gereja benar-benar didominasi oleh warna putih tulang dan hijau muda alami yang berasal dari tangkai-tangkai baby birth yang begitu cantik. Di ujung ruangan gereja, terdapat dua ekor merpati putih yang berada di dalam sarang yang juga berwarna putih dengan pita keemasan di atasnya. Karpet penuh kelopak bunga yang walaupun palsu namun tetap memperkuat aura syahdu dl dalam bangunan gereja ini.
Senyumku melebar saat seorang anak perempuan yang usianya sekitar lima tahun berjalan perlahan-lahan melewati karpet mawar putih menuju altar dengan membawa keranjang cilik berisi cincin perkawinan.
Saat pengucapan janji perkawinan, kulihat seluruh tamu undangan dan jemaat begitu berbinar menatap altar, beberapa dari mereka menitikan air mata haru.
Hingga saat pembukaan Veil, aku tak dapat mengelak lagi perasaan yang sedari tadi bergejolak dalam hatiku.
Ini lah saat-nya.
Aku memperkuat cengkraman tanganku pada lengan kokoh Jonathan yang terbalut jas dengan bahan yang tidak begitu tebal hingga memberi kesan maskulin namun tetap terlihat santai.
"Jo.." panggilku sambil sedikit mendongak untuk menatap mata-nya. Ia mengalihkan pandangan dari altar dan menatapku.
"Ya?" Saat pandangan mata kami beradu, saat itu pula aku merasakan darahku seperti terlepas dari saluran-nya. Jantungku berdetak jauh lebih cepat dari sebelumnya dan tenggorokanku terasa kering seketika. Bukan karena pria disampingku ini begitu tampan, itu adalah alasan yang tak mengherankan, namun karena perasaan di dalam hatiku yang semakin hari semakin jelas terbentuk. Dan di sini, pada saat ini, entah mengapa aku benar-benar menyadari semua-nya.
"Kenapa, La?" ia kembali bertanya karena aku hanya mematung sambil berusaha menarik banyak-banyak oksigen kedalam paru-paruku dan rasanya begitu berat.
"Aku.. aku mau, Jo"
"Hm??"
"Aku.."
"Jonathan.. bisa bantu aku? Aku harus ambil susu formula baby twins yang tertinggal di mobil.. kunci mobil-nya di kamu, kan?" Sial, Darell Calvianto yang tiba-tiba datang mengintrupsi kami dan membuat kalimatku harus terpotong begitu saja. Namun setelah mendengar alasan-nya, jelas saja itu jauh lebih penting.
"Eros kemana, El?" tanya Jonathan sambil menjejalkan tangan-nya ke dalam saku celana. Aku juga baru sadar kalau kak Eros dan Viola tidak lagi berada di tempatnya.
"Di luar, baby Twins terus menangis.." jawab El. Jonathan dan El berpamitan padaku dengan isyarat, setelah itu mereka berlalu. Awalnya aku berniat untuk mencari Viola dan kak Eros untuk membantu mereka, namun suasana mendadak menjadi haru ketika tiba saat-nya kedua mempelai dipersilahkan oleh pendeta untuk menghampiri kedua orang tua mereka. Dan saat itulah aku melihat Agnes begitu tersedu sambil berlutut di hadapan kedua orang tuanya. Aku tersenyum tipis walau mataku meneteskan air.
Jonathan kembali duduk di sampingku beberapa menit kemudian dan tangan-nya dengan lembut langsung menggenggam jemariku. Aku tersipu sambil menahan diri untuk tidak memeluknya dan menculik lelaki disampingku ini ke tempat yang lebih sepi. Sial.
Upacara pemberkatan akhirnya selesai beberapa saat kemudian dan aku segera menghambur untuk menghampiri Agnes yang sedang berjalan dengan perlahan karena disusahkan oleh gaun-nya yang berekor panjang. Berkali-kali aku mengusulkan untuk menggunakan gaun yang simple sehingga tak merepotkan, namun wanita itu terus berpendapat bahwa pernikahan itu sekali seumur hidup dan ia rela-rela saja jika harus susah berjalan karena gaun-nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex with benefit
Romance((21+)) (COMPLETED) Cantik, menarik dan pintar tak membuat Sola terlihat baik-baik saja. Namun dibalik itu, Ia gadis yang menyenangkan, berpendidikan, sopan dan beretika. Siapa sangka, jauh di dalam hatinya, ia menyimpan hasrat yang tak bisa dimeng...