06

1K 206 2
                                    

Kegiatan makrab yang cukup melelahkan, mulai dari makan malam bersama, memecahkan teka-teki secara berkelompok hingga berjalan kedalam hutan. Entah kebetulan atau memang takdir yang mempertemukan kyungsoo dan chanyeol. Kini mereka menjadi partner bersama menuju dalam hutan menyusuri hingga kembali kepusat percampingan.
Kyungsoo jalan didepan chanyeol, dia tak takut gelap. Chanyeol mengikutinya dari belakang. Masing-masing dari mereka membawa senter untuk penerangan.
"Dia melangkah dengan santainya? Apa dia tidak takut?" batin chanyeol memperhatikan punggung kyungsoo didepannya.

"Suasana gelap dan lembab begini. Aa! dan suara apa itu?" monolog chanyeol dia mencoba lebih mendekat pada kyungsoo.

"Apa kau masih marah soo?" tanya chanyeol dia mencoba mengalihkan rasa takutnya terhadap suara yang entah apa dan dari mana. Kyungsoo diam.

"Soo~~" panggil chanyeol lirih menarik lengan jaket kyungsoo pelan.

"Hah!" kyungsoo berhenti dan menoleh kepada chanyeol, dia mengarahkan senter miliknya untuk menerangi wajahnya. Chanyeol terkejut.

"Omo! Yak! Kau mengagetkanku soo" kata chanyeol mengusap-usap dadanya. Kyungsoo melanjutkan langkahnya dengan tersenyum.

"Soo~" panggil chanyeol untuk kesekian kalinya, dia berjalan dibelakang kyungsoo.

"Hmm" gumam kyungsoo menyahuti chanyeol.

"Kau masih marah?" tanya chanyeol ragu. Kyungsoo menggeleng.

"Syukurlah. Bisakah kita berteman sekarang? Dio? Soo?" tanya chanyeol lagi, dia bingung harus memanggil apa. Kyungsoo diam dan tak menjawab lagi.

"Dia ini makan apa sih. Untuk bersuara saja sulit. Kenapa dia harus menjadi orang yang berbeda hmm. Menyebalkan" gerutu chanyeol pelan. Namun kyungsoo mendengarnya.

"Kenapa? Apa kau tidak suka? Tanya kyungsoo ketus.

"Eh i--tu ti--dak, aku bukan" gagap chanyeol.

"Tak apa. Semua itu beralasan dan orang lain tak perlu tahu alasan itu" kata kyungsoo, baru kali ini dia berkata panjang sebagai kyungsoo dilungkungan mahasiswa.

"Ah iya, kau benar. Orang lain memang tak perlu tahu" kata chanyeol, sebenarnya banyak pertanyaan yang ingin chanyeol tanyakan. Namun karna kyungsoo berkata demikian dia mengurungkan niatnya.

Kyungsoo tiba-tiba berlari, chanyeol kaget dan ikut berlari menyusul kyungsoo.

"Tendaku" lirih kyungsoo terkejut. Baru saja menyelesaikan rutenya untuk kembali ketenda dan dia melihat kobaran api melahap tendanya, bagaimana bisa?. Mahasiswa yang sudah sampai duluan mencoba mencari air dan memadamkan apinya. Kyungsoo masih terdiam dan mematung menatap tendanya yang dilahap sijago merah, lemas kini kakinya mulai terasa lemas tak sanggup menopang tubuhnya.

"Soo!" seru chanyeol. Chanyeol segera menangkap tubuh kyungsoo yang hampir saja ambruk ketanah.

"Soo!" panggil chanyeol, dia menggoyang-goyangkan tubuh kyungsoo. Kyungsoo pingsan.

"Bawa ketenda dosen dulu yeol!" seru dosen kim. Chanyeol yang mendengar itu langsung membopong kyungsoo ketenda dosen.

"Apa soo pingsan?" tanya dosen Bae pada chanyeol yang datang dengan membopong kyungsoo. Chanyeol mengangguk. Chanyeol langsung merebahkan kyungsoo dikasur khusus untuk camping. Dosen bae mengecek keadaan kyungsoo, dia adalah seorang dosen yang bertugas berjaga diklinik kampus namun itu hanya part time.

"Kyungsoo hanya kelelahan" kata dosen bae.

"Jinja?" tanya chanyeol.

"Biarkan dia disini dulu. Nanti jika sadar kau akan ku panggil yeol" kata dosen bae. Dia melihat raut wajah chanyeol yang kahwatir.

Women In BlackTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang