Fourr

91 15 1
                                    

Mentari belum menampakkan sinarnya sang rembulan pun masih asik dengan posisinya di malam ini bahkan rintikkan hujan yang membasahi bumi membuat suasana menjadi dingin.

Aku hanya bisa membolak balikkan badan ku ke kanan dan ke kiri di atas ranjang tidur dimalam ini setelah kejadian di taman 3 jam lalu.

Flashback on.

"Aku sayang kaka" ucapnya memeluk lelaki itu erat.

"Kaka juga sayang kamu" sahutnya membalas pelukan Ica dan mengelus rambutnya lembut.

"Kamu boleh nangis kapan pun yang kamu mau dalam pelukan ku Ca, kalo ada masalah pun kamu boleh berbagi ke aku"

Ica hanya membalas nya dengan -anggukan, yang menandakan dia mengerti.

"Udah yah jangan nangis lagi tuan putri gak boleh nangis" ucapnya melepaskan pelukan dan mengusap air mata yang jatuh pada pipi lembut Ica. Ica yang merasa diperlakukan seperti itu hanya bisa terdiam dan bingung harus berkata apa.

"Udah yu kita pulang."

"Enggak ka aku masih mau disini, kalo kaka mau balik duluan aja aku gapapa ko" sahutnya.

"Mana mungkin aku tinggalin seorang gadis perempuan malam malam begini ditempat seperti ini pula."

"Aku gapapa ka, kaka boleh ko ninggalin aku."

"Bukan masalah kamu gapapa ataupun apa Ica aku tau kamu yah Ca, kamu bukan seseorang yang gampang buat ngeredam suatu masalah tapi aku sangat paham kamu kuattt Ca" sahutnya mengelus rambut Ica dengan tangan kanannya dan mengelus tangan Ica dengan tangan kirinya.

"Makasih ka makasih udah mencoba buat mengerti." ucapnya menaikkan beberapa senti kepalanya dari yang semula hanya menunduk

"Jadi sekarang gimana?"

"Gimana apanya?" tanya nya heran.

"Udah mau pulang kan?"

"Aku masih mau disini ka."

"Kamu ini cantik tapi keras kepala yah." ucapnya menggelengkan kepala nya sambil mencubit hidung mancung Ica.

"Ishh kaka jangan cubit cubit sakit taugak" katanya mendengus sebal.

"Hahaha biarin aja abisnya murung melulu aku tuh gak suka cewek yang ku sayang murung beginiiii" sahutnya beralih mencubit kedua pipi Ica.

"Maksudnya??"

"Gapapa udah yoo pulang udah jam 9 nihh gak baik anak gadis diluar rumah nanti diculekk lohh sama penjahat" ucapnya menakut nakuti.

"Ada kaka ini kaka kan jago karate pasti bisa ngelindungi aku."

"Adu aduu pengen bangett dilindungi sama sang pangeran sihh."

"Lebayy elahh."

"Udah ayoo pulang pulang pulang Sang putri cantik yang ku kesayangan."

"Kaka abis makan apasi?? Ko jadi gaje begini??"

"Makan stroberry mangga jeruk alpukat."

"Itu makan apa cuci mulut sehabis makan??" tanyanya menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal sama sekali.

"Bisa dibilang keduanya sih Ca."

"Elehh mana bisa?"

"Aduhh kamu tuh bawell bangett yahh, gemes aku kalo kamu begini pengen aku cium."

"Yehh emang kaka siapa aku?"

Dua kata terakhir yang amat Jlebb di hati pria bernama Eza Alhansah.

RALISYA. (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang