Seven.

56 8 0
                                    

Kenapa Tuhan slalu menguji ku dengan sesuatu seperti ini. Kenapa Tuhan mengambil orang yang kusayangi di hidup ku. Jika itu jalan terbaik bagi ku akan ku ikhlaskan semuanya walau aku butuh waktu.

•••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Ralisya pov

Aku sering mengunjungi uks sekolah karna aku dulu mantan anak pmr.. Hehe cuma mantan. Tapi sepertinya ini bukan benda benda yang berada di uks melainkan..

Yahh benda benda ini adalah benda yang slalu aku lihat sepanjang hari bahkan aku ingat sekali ruangan ini banyak berisi poto poto ku di dinding.

Bahkan aku sangat mengenal tempat ini, bagaimana tidak ini adalah tempat ku mengadu ketika aku menangis, tempat ku tersenyum dan tertawa lepas ketika semua sahabat ku berkumpul disini. Tempat dimana aku menghilang kan rasa lelahku karna lelah telah beraktifitas, dan tempat ini merupakan tempat ku bercanda bersama kakaku.

Yahh tempat ini, ruangan ini adalah kamar ku.

Prang..

"Aduhh, benda apaa itu??"

Sebuah benda terjatuh karna tersenggol oleh tangan ku,  wajar kan saja bukan karna aku buta atau bahkan jelalatan tapi melainkan lampu di kamar ini mati dan balkon kamar ku tidak memantulkan cahaya sedikit pun karna terhalang oleh tirai.

Aku pun bergegas menuju pintu karna disitu lah saklar lampu bertempat.

Ceklek.

"Huhh akhirnya."

"Astagfirullah..Ya Allah" teriak ku menutup mulut terjatuh terduduk dibalik dinding.

Ku melihat kamar ku penuh dengan coretan nakal seseorang berwarna merah dan hitam yang bertuliskan aku  anak gatau diri, anak gak ngotak,  gak mikir,  cewe murahan,  gak punya malu, sahabat malu maluin, gua malu punya sahabat kaya lu dan yang paling parahh adalah pelakorr.

Yahh kata kata itu penuh di dinding kamar bahkan sampai di cermin ku. Ntah siapa yang melakukan hal ini.

"Ga...Gaa... Itu semua gak bener aku mimpi kan. Ya Tuhan bangunkan aku dari tidur ini!" kataku menjerit histeris menepuk nepuk kedua pipi ku.

Aku terbangun berlari ke arah kasur dan ku lihat poto keluarga ku terjatuh di lantai, yahh sepertinya itu benda yang tadi aku senggol. Aku pun merapikan bingkai poto itu dengan air mata yang jatuh sangat deras di pipi ku.

Ku taruh foto itu diatas meja belajar, aku pun bergegas keluar kamar, baru saja ku hentakan kaki ku 2 langkah keluar kamar ponsel yang ku letakkan di saku rok ku bergetar pertanda ada panggilan.

"Hallo" ucapku dengan suara yang agak serak.

"Ca.. Hikkss. Ca" sahut seseorang dibalik telepon.

"Babang."

"Ca. Hikss.. Hikss. "

"Kenapa babang??  Babang bilang ada apa?" tanya ku khawatir.

"Maa... Maaa..Ca.. "

"Kenapa sama mama babang bilang sama Ica ada apa?? Babang jawab."

"Ma.. Maa.. Mama sama Papa kecelakaan."

Degh.

Rasanya sakitt sangat sakit hatiku terasa mati rasa, jantung ku seperti berhenti berdetak, tangan ku melemas dan kaki ku seperti jely. Saat itu juga aku ambruk terjatuh. Hp yang ku genggam terjatuh lebih dulu dibanding aku. Buliran air mata jatuh lebih deras dari pelupuk mata ku.

"Ma...maa.. Pa.. Paa...Mamaa.. Papaaaa" jerit ku.

"Hikss.. Mamaaa... Papaaaa..."

"Cabut saja nyawaku sekarang Ya Tuhan.  Aku lelah dengan semua ini sangat lelah. "

"Kenapa semua seakan menghakimi ku kenapa dunia begitu kejam pada ku??"

"Aku benci kehidupan ini amat sangat membenci nya.. Hikss.. Hikss.. "

Aku berdiri sekuat tenaga mencoba bangkit. Ku turuni anak tangga dengan sempoyongan berlagak layaknya orang meminum alkohol. Ku pijakkan anak tangga satu demi satu hingga akhirnya ku berada di lantai dasar.  Ku berjalan dengan asal arah ku buka pintu rumah ku.

Aku keluar rumah menuju taman belakang mencoba menenangkan pikiran untuk saat ini. Aku tidak kuat jika harus berlari kerumah sakit untuk melihat keadaan mama dan papa karna hal itu hanya membuat ku berteriak histeris dan menjadi tontonan penghuni rumah sakit itu sendiri.

Ku berusaha menguatkan diri ku. Mungkin jika ku tidak memikirkan bang Putra ku sudah mengambil tali atau bahkan pisau dan ku bunuh diri ku sendiri, terlalu lebay kah?? yahh bagi kalian itu semua terlalu alay tapi tidak dengan ku aku tidak sanggup jika hidup tanpa papa dan mama.

Kaki ku bertambah lemas tatapan ku buram semua yang ku lihat seakan goyang dan dengan seketika.

Brugh.

^_^

Author pov.

"Ni.. Ni.. Ni.. " ucap sang gadis tak percaya.

"Hallo Ca" sapa lelaki di depannya.

"Ka.. Ka.. Kamu.. Ni.. "

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Update nih..
Maaf yah readers tentang cowo mos wanted alias mantannya Ica gak diceritain di part ini melainkan di part 10 nanti.
Huhh.. Apakah ini merupakan awal dari sebuah penderita seorang Ica??  Dan siapa dengan Ni..Ni.. Ni.. Nya ya:'v?? Maaf banget yak ceritanya harus di gantung.😂😂
Semua akan terkuak ko.
Penasaran yak:'v.. Heheh
Sorry banget kalo part ini ngecewain kalian tapi di part selanjutnya akan ada boom yang membuat kalian para readers tercengan dengan semuanya:'v apa itu hayo?? Wkwk masih dirahasiakan.
Baca terus Ralisya yah. Akan ada banyak kejutan demi kejutan tak disangka.
Dan di part 10 bakalan dijelasin tuh tentang mantan Ica 😂😂
Selamat malam minggu mblo:'v.
Selamat malam readers tersayang ❤❤😍

RALISYA. (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang