Thirtheen.

14 3 0
                                    

Disaat sahabat gua mulai jatuh cinta, kenapa dia harus suka sama seorang cowok yang menyukai diri gua?

••••••••••

Seorang gadis menghentikan makannya setelah sesendok bubur terakhir masuk ke dalam mulutnya. "Babang Ica mau tanya sesuatu dan intinya harus jawab jujur!" Kata sang gadis menaruh semangkuk bubur dimeja yang berada disampingnya.

Putra yang merasa diajak berbicara pun menengok, "Nanya apa?" Sahutnya.

Gadis itu membenarkan posisi duduknya."Ambilin minum dulu." Suruhnya sedikit manja.

Putra bangkit menuangkan air dan memberikannya kepada adiknya itu."Sekarang mau nanya apa?" Tanyanya kembali mengulang ucapannya tadi.

"Kemarin pas acara ulang tahun Ica Babang kemana?"tanyanya.

"Aihh, Babang ngurusin sesuatu yang harus diurus buat sekolah pilot abang selama di luar negeri." Jelasnya.

"Terus ko abang bisa nelpon Ica ngomong kalo mama sama papah kecelakaan?" Ujarnya.

"Ohh itu..., Itu mah karna terpaksa aja Ca temen temen lu tuh si skrikintil ala ala maksa gua mohon mohon pula." Jawab Putra agak malas membahas soal itu.

"Dan siapa yang nelpon Om Fahri buat dateng ke Indonesia terus siapa yang ngerencanain itu semua?" Tanyanya bertubi tubi.

"Yang nelpon Om Fahri Papah, lagi pula selain buat acara ulang tahun itu papah juga punya urusan bisnis sama Om Fahri. Dan yang ngerencanain itu semua yahh temen-temen lu dek..., Sama mama juga sih kayanya." Jelasnya.

"Terus yang bawa Ica pas Ica terkapar karna kena suatu benda di lapangan basket siapa?"

"Kalo itu gua gak tau deh. Lu tanya aja deh sama teman-teman lu."

"Huhh." Gadis itu mendengus.

Ica memajukkan bibirnya karna kecewa dengan jawaban kakanya itu. Dia kembali mengingatkan apa aja hal yang menganjal selama ulang tahunnya itu.

"Ohh iyaa..., Abang gak ngasih aku kado??" katanya tercengir.

Putra menatap adeknya lekat lekat berpikir bahwa adeknya tidak kesambet setan kamar rumah sakit disini. Yahh hal aneh bagi Putra jika adek satu satunya itu meminta sebuah kado, karena pada faktanya setiap hari ulang tahun Ica pasti Putra membelikan sebuah kado apapun itu walau Ica tidak memintanya.

Ica selalu meminta Abangnya slalu ada didekatnya menemaninya dan melindungi nya itulah sebuah kado terindah bagi adiknya itu. Tapi hari ini? Ntah setan apa yang merasuki adik satu-satunya ini.

Ica terlihat bingung dengan respon kakanya yang malah menatapnya terus menerus. "Babang? BABANGGG!! Ngapain liatin Ica kaya gituh Hah?!" Katanya berteriak.

"Huhh, gak biasanya lu minta kado dek," katanya.

Ica mengerucut bibir. Merasa kecewa karna Abangnya tidak membelikannya kado di ulang tahunnya yang ke 17 tahun.

Putra bangkit dari kursi mendekati adiknya."Heh anak kecil! Jangan bilang kaka mu tidak memberikan apapun yah. Abang mu yang tampannya melebihi Messi gini.. Yang manisnya kaya manu rios yang baiknya mbehh bangettt ngett ngett sudah menyiapkan sesuatu yang Indah." Ujarnya mengacak acak puncak kepala adiknya.

RALISYA. (REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang