MFB 14 [REVISI]

1K 73 24
                                    

Bisa play lagu di mulmed🖤

🎶Darling - Hanin Dhiya

•••

Perubahan sikap Saghara semakin hari semakin terlihat. Gadis berambut panjang itu pun semakin yakin kalau Saghara memang sengaja menghindarinya, apalagi sudah hampir semingguan ini cowok itu tidak kabar sama sekali, telpon tidak diangkat, chat juga tidak dibalas! huhh jangankan dibalas diread saja tidak.

Mungkin dia sibuk? Tapi apa dia sesibuk itu sampai tidak sempat membalas chat tapi sempat me-Like beberapa postingan di Instagram?

Mauren memang sudah merasa ada yang berbeda dari Saghara sejak ia menghubungi cowok itu terlebih dahulu, Saghara yang biasanya suka ngomong panjang lebar dan suka mengeluarkan gombalan recehnya meskipun garing. Tapi pada saat itu, Saghara terkesan dingin dan cuek kepadanya. Ia tidak mengerti kenapa Saghara berubah, bahkan malam sebelum dia menghubungi Saghara terlebih dahulu, Saghara masih sama seperti biasanya karena memang tidak ada masalah sama sekali.

Mauren memijit dahinya pelan, apalagi acara pensi yang diadakan oleh SMA Pertiwi juga semakin dekat.

Berbicara soal Pensi, bahkan sampai hari ini dia masih belum memilih lagu mana yang akan dia bawakan, daftar judul lagu yang diberikan oleh Adel pun masih tidak ada yang cocok dengannya.

“Ren sumpah ya, lo tuh ngeselin banget tahu nggak, pusing gue nyariin lo lagu tapi nggak ada yang cocok!” Keluh Adel, kemudian menyesap es jeruk yang tinggal setengah gelas.


“Lo mau cari lagu yang kayak gimana sih? Dari kemarin-kemarin gue tunjukin beberapa judul lagu, jawaban lo itu-itu mulu, yang nggak cocok lah, yang ini lah, yang itu lah!”

“Yang mau nyanyi lo, yang pusing gue! Nggak ngerti lagi gue sumpah sama jalan pikiran lo!” Ucap Adel.

Mauren tak bergeming. Ia merasa bersalah kepada sahabatnya itu, gara-gara terlalu memikirkan Saghara yang berubah, Adel jadi kena imbasnya.

Adel menyodorkan selembar kertas dengan cukup kasar. “Ini lima judul lagu terakhir dari gue, kalau masih nggak ada yang cocok gue nggak peduli lagi!”

Mauren mengambil kertas tersebut. “Thanks Del, gue mau ke perpustakaan dulu ya, cari wifi!”

Adel mengangguk.

“Lo nggak apa kan gue tinggal disini?”

“Santai aja kali, gue masih baru lulus dari sini, masih hapal lah sama titik-titik sekolah ini!” Ucap Adel.

Ya, mereka saat ini sedang berada di kantin SMA Pertiwi. Mauren diundang untuk ikut berdiskusi mengenai susunan acara pada saat pensi nanti. Jadi dia bisa tahu urutan keberapa dia akan tampil.

Mauren mengangguk. “Balik habis sholat dzuhur ya, ketemu di musholla aja!”

“Sip!”

Mauren lalu beranjak meninggalkan kantin dengan selembar kertas yang dia bawa.

Gadis itu melangkahkan kakinya menyusuri koridor sekolah menuju perpustakaan, namun langkahnya terhenti didepan ruang band, ruangan yang sudah cukup lama tidak ia kunjungi.

Mauren membuka perlahan pintu ruangan tersebut. Tak ada yang berubah dari ruangan ini, netranya menangkap sebuah piano yang terletak disebelah barat tak jauh dari pintu.

My Famous Boyfriend [Hanis Saghara]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang