MFB 19 [REVISI]

930 70 0
                                    

Sembilan puluh menit yang mendebarkan, Sembilan puluh menit yang menentukan nasib Timnas U-19 besutan coach Indra Sjafri, apakah mereka mampu menyabet gelar juara tiga dari sang tuan rumah-Myanmar, ataukah tidak?

Prittt . . .

Pertandingan sengit kini telah dimulai, serangan demi serangan dilesakkan oleh masing masing pemain dari kedua tim, baik dari Indonesia maupun Tuan rumah.

Saat ini, Pertandingan tengah didominasi permainan dari Timnas Indonesia, satu persatu assist juga umpan-umpan manja berhasil dimanfaatkan menjadi sebuah gol.

[3-0] Indonesia mampu unggul sementara sampai babak pertama berakhir.

Setelah istirahat selama kurang lebih lima belas menit, kini para punggawa Timnas Indonesia dan Timnas Myanmar memasuki lapangan untuk kembali melanjutkan pertandingan.

Pritttt . . .

Saat ini, serangan lebih didominasi oleh permainan dari Timnas Myanmar, sudah terbukti dari beberapa peluang yang mengancam gawang Timnas Indonesia yang dikawal oleh Aqil Savik yang menggantikan posisi Muhammad Riyandi karena terkena cedera lutut kala Timnas Indonesia menjamu Vietnam.

Kini salah satu peluang yang dimiliki Timnas Myanmar mampu dimanfaatkan dengan baik, sehingga bisa menghasilkan satu gol yang mampu memperkecil ketertinggalan mereka sementara ini. [3-1]

Namun kebahagiaan dari Timnas Myanmar tak bertahan lama kala Timnas Indonesia kembali menguasai permainan, perlahan tapi pasti, kini peluang yang dimiliki oleh Timnas Indonesia yang diperoleh dari kerjasama mereka satu persatu bisa dimanfaatkan menjadi gol, dan membuat pertahanan dari Timnas Myanmar porak poranda.

Prittt

Pritt

Pritttt

Peluit panjang berakhirnya babak kedua telah dibunyikan. Timnas Indonesia berhasil meraih kemenangan telak atas tuan rumah Myanmar dengan skor [7-1]. Dengan itu dapat dipastikan bahwa Timnas Indonesia U-19 besutan Indra Sjafri ini mampu membawa pulang ke Indonesia gelar Juara Tiga dalam ajang Piala AFF ini.

Sujud syukur.

Tangisan kebahagiaan.

Kebanggaan.

Hasil dari kerja keras mereka selama ini membuahkan hasil yang membanggakan, meskipun tidak membawa gelar Juara Pertama. Namun Timnas besutan Indra Sjafri ini mampu menekuk tuan rumah dengan skor yang cukup telak dalam derby sengit yang memperebutkan Juara Tiga.

Kini mereka semua telah berada di locker room, berbincang hangat satu sama lain sembari menikmati kemenangan yang telah mereka raih malam ini.

Alhamdulillah, juaraa tiga!!” Ucap Firza sumringahh.

“Medali Perunggu didepan mata!” Ujar Saddil.

“Iya, Alhamdulillah bangett, yaa meskipun emang kita gabisa bawa Emas kaya di era bang Evan Dimas waktu itu!” Ucap Rafli.

“Nggak apa Pli, disyukurin aja apa yang ada, kita harus tetap semangat dan perbaiki kualitas permainan kita, masih ada emas-emas lain yang udah nunggu buat kita persembahin untuk Indonesia!” Ucap Rian.

“Setuju gue sama apa yang dibilang Rian, dapat perunggu bukan berarti kita gagal, ini langkah awal untuk kita bisa raih emas nanti!” Ucap Asnawi.

Yang lain mengangguk setuju.

“Lekas sembuh buat lo Yan!” Ucap Abi.

Riyandi tersenyum. “Thanks Bi!”

“Nggak usah dipikir terlalu berat Yan, gue yakin kalau Tuhan cuma mau lo istirahat sejenak untuk menghadapi kompetisi-kompetisi yang jauh lebih besar nanti!” Ucap Samuel.

Saghara tersenyum. “Bener kata Sam, jangan patah semangat Yan, cedera ini bukan akhir buat karier lo, gue yakin kok kalau lo pasti sembuh!”

Riyandi menghela napas. “Tapi gue harus ulang semuanya dari awal lagi!”

Rian menepuk bahu Riyandi pelan. “Mulai dari awal bukan berarti lo gagal Yan, lo mungkin hanya tertinggal sedikit dari kita, tapi bukan berarti lo nggak bisa nyusul kita!”

“Lagian Yan, musibah kan nggak ada yang tahu!” Ucap Saddil.

“Gue pernah dengar kalau sakit itu salah satu cara buat gugurin dosa kita, nah lo positif thinking aja Yan sama Allah, mungkin Allah pengen gugurin dosa lo yang numpuk karena suka lihat yang iya-iya!” Ucap Iqbal yang langsung disusul tawa dari teman-temannya, juga toyoran dari Riyandi.

Cowok jakung yang duduk dikursi roda iti tertawa pelan. “Gue suka nonton gituan kan juga dari lo anjir!”

Iqbal tersenyum. “Gitu dong ketawa, kan enak nggak tegang suasananya!”

“Bisaan emang ya lo!” Ucap Riyandi.

“Gue gituloh!”

“Lagian ya Yan, paling Allah juga pengen lihat aksinya Aqil jaga gawang, nunjukin kalau Aqil juga punya kualitas, nggak cuma lo aja!” Ucap Iqbal menerka-nerka.

Aqil tertawa. “Sotoy banget lo anjir!”

“Nggak usah dengerin Iqbal Yan, mulutnya emang kadang suka nggak difilter!” Sambung Aqil.

Riyandi terkekeh. “Santai aja kali Qil, Iqbal kan emang gitu anaknya!”

“Anak-anak, sekarang cepat ganti baju, setelah itu langsung ke lapangan, pengalungan Medali akan segera dimulai!” Ujar coach Indra, yang baru saja masuk kedalam ruang ganti.

“Siap coach!” Ujar mereka serempak.

•••

Kini seluruh Punggawa Timnas U-19, tanpa terkecuali beberapa official team telah berada dilapangan. Mereka semua berbaris menunggu giliran untuk dikalungkannya medali perunggu yang akan mereka raih.

Sekarang saatnya.

Ditengah guyuran hujan, pengalungan medali perunggu dilaksanakan. Medali perunggu dikalungkan paling awal kepada Rachmat Irianto, selaku Captain dari Timnas U-19 kemudian disusul oleh teman-temannya yang lain, tak ketinggalan Riyandi yang juga ikut menerima medali perunggu meski ia harus berjalan dengan bantuan tongkat, setelah itu disusul oleh coach Indra dan beberapa official team yang lainnya.

“Anak-anak, kita harus segera kembali ke hotel, besok siang kita akan pulang ke Indonesia!” Ujar coach Indra mengingatkan.

Coach, ayo foto-foto dulu, buat kenang-kenangan!” Pinta Witan.

Coach Indra tersenyum lalu mengangguk, kemudian beranjak menghampiri anak didiknya yang kini sedang menata diri, bersiap untuk foto bersama.

•••

Saat ini para punggawa Timnas telah berada didalam bus, dan perlahan bus yang mereka tumpangi meninggalkan Stadion dan menuju hotel yang ditempati oleh Squad Garuda Muda.

“Terima kasih anak-anak, kalian sudah berjuang dengan baik disini, saya bangga dengan kalian, tapi ingat selalu gunakan ilmu padi, dan terus tingkatkan kemampuan dan kualitas permainan kalian!” Ucap coach Indra ditengah perjalanan.

“Sama-sama coach, justru kami yang harus berterima kasih sama coach untuk kesabaran dan ketegasan coach dalam melatih kami!” Balas Rian, mewakili teman-temannya.

“Sampai dihotel kalian langsung Istirahat, besok paginya kita packing, jam sembilan kita check out dari hotel, jalan jalan sebentar disini, lalu setelah sholat Dzuhur kita ke bandara, jam setengah dua kita flight ke Indonesia, paham semua?” Instruksi Coach Indra.

“Paham Coach!” Ujar mereka serempak.

-My Famous Boyfriend-

Best regrads,
Citra, Istri SAH Sutan Zico🖤

My Famous Boyfriend [Hanis Saghara]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang