Zoya dan Arik jalan-jalan di sekitar taman. Memikirkan suatu hal yang sama, yaitu siapakah Anas.
"Kenapa kau tak bertanya pada Anas langsung?" ucap Arik.
"Bertanya apa?" tanya Zoya balik.
"Tentang kehidupannya. Kenapa ia bisa bersekolah di Singapura," jawab Arik.
"Tapi, jika dia curiga bagaimana?" tanya Zoya.
"Curigai balik," jawab Arik ngasal.
"Jawaban unfaedah," ketus Zoya.
Zoya pun pergi ke sekolah. Ia mencari keberadaan Anas. Menurut feeling-nya, Anas berada di sana.
Sekolah sepi? Kemana dia? Biasanya dia berkeliaran di sini, batin Zoya.
"Kenapa kau di sini lagi?" tanya Anas tiba-tiba.
Zoya terkejut dengan kedatangan Anas yang secara tiba-tiba. "Aku mencarimu," jawab Zoya.
"Kenapa?" tanya Anas lagi.
"Kau adalah teman pertamaku di Singapura, maukah kau mengajakku berkeliling?" ucap Zoya mengajak.
Anas menyetujuinya. Ia pun membawa Zoya mengelilingi daerah tersebut.
"Aku boleh tanya sesuatu nggak?" tanya Anas. Zoya hanya membalasnya dengan anggukan kepala.
"Kenapa cara bicaramu bisa baku gitu?" tanya Anas.
"Aku tak terbiasa berbaur dengan orang lain. Aku selalu sibuk di rumah," jawab Zoya.
"Lalu, kenapa kamu bisa bersekolah di sini?" lanjut Zoya.
"Aku mengikuti pekerjaan orang tuaku," jawab Anas.
Tanpa disengaja, Anas melihat sebuah tanda membiru pada lengan Zoya. "Lenganmu kenapa? Tanda lahir, ya?" tanya Anas penasaran.
Zoya baru menyadari sesuatu. Seharusnya dia memakai lengan panjang saat keluar rumah, agar tak ada orang yang mengetahui simbol tanda melemahnya energi Zoya.
"I-iya... ini tanda lahir," sangkal Zoya.
"Wahh... bagus, ya. Beda dari yang lain," ucap Anas takjub.
"Begitulah kata orang-orang terhadap tanda lahirku," ucap Zoya.
"Hm... mau main ke rumahku?" tawar Anas.
Jangan pergi ke rumahnya! Di sana terdapat cairan fosfor yang merupakan kelemahanmu, kembalilah pulang, energimu semakin berkurang, bisik Arik.
Inilah kelebihan kakak beradik ini. Mampu berkomunikasi hanya melalui pikiran tanpa adanya alat komunikasi.
"Hm... tapi ini jam berapa? Soalnya aku ada janji dengan kakakku," ucap Zoya.
Anas memperlihatkan jam tangannya yang menunjukkan pukul 03.00 P.M..
"Maaf, ya. Sudah jam tiga sekarang. Aku ada janji, lain kali saja," pamit Zoya lalu pulang.
Bener-bener cewek yang misterius, batin Anas.
Zoya pun tiba di rumah dan segera menuju basecamp. "Beristirahatlah," ucap Arik saat mengetahui Zoya telah tiba.
"Tidak. Aku ingin mencari informasi tentang Anas," bantah Zoya.
"Opelia saja tidak tahu dia siapa. Sudahlah! Sekarang kau istirahat," suruh Arik.
"Kak Opelia tidak tau Anas siapa? Bukannya dia...." Ucapan Zoya terhenti karena Arik telah meniupnya agar dia tertidur.
Arik pun membopong adiknya menuju kasur dan membaringkannya di sana. Kemudian Arik kembali ke meja untuk berdiskusi dengan Robin dan Opelia melalui hologram.
KAMU SEDANG MEMBACA
Zoya Alexis [TAMAT]
FantasyAnak ini ditakdirkan untuk menyelamatkan dunia dan memiliki kemampuan istimewa. Itulah aku, Zoya Alexis. Start at 5 Maret 2018 Finish at 15 Juni 2018 #523 - Fantasy (24/04/2018)