14. The Arrival Of Opelia

377 34 5
                                    

Tok... tok... tok... Opelia mengetuk pintu rumah Arik dan Zoya. Arik yang sudah mengetahui kedatangan kakaknya, Opelia, segera membukakan pintu.

"Terlalu lama," ketus Opelia terhadap Arik.

Zoya pun datang menghampiri mereka berdua. Tak ada raut wajah terkejut mengenai kedatangan Opelia.

"Siang, Kak!" sapa Zoya.

Opelia mengerutkan keningnya. Kenapa Zoya tidak terkejut dengan kedatangannya?

"Kamu memberitahu Zoya kehadiranku?" bisik Opelia pada Arik.

"Aku tahu sendiri, tanpa diberitahu Kak Arik. Kak Opelia ke sini mau ngajarin aku kemampuan Kakak, kan? Ya udah, sekarang aja ke ruang latihan," sahut Zoya.

Opelia dan Arik bengong mendengar jawaban dari Zoya. Dia sudah tahu sendiri tanpa diberi tahu sebelumnya. Padahal dia belum memegang tangan Arik untuk melihat masa depannya.

Mau tak mau, Opelia dan Arik mengikuti langkah Zoya menuju ruang latihan.

"Tunggu dulu! Dari mana kau tahu kedatanganku?" tanya Opelia.

"Entahlah," jawab Zoya cuek.

Jawaban yang unfaedah, batin Arik.

"Lebih baik menjawab unfaedah daripada tidak menjawab," ucap Zoya sambil tersenyum simpul pada Arik.

"Dasar pembaca pikiran!" ketus Arik.

Mereka bertiga sudah berada di ruang latihan. Dalam hal ini, Opelia menyuruh Arik dan Zoya menceritakan kronologi kejadian mereka kemarin.

Bahkan mereka berdua sampai mempraktekkannya. Opelia hanya meresponnya dengan anggukan kepala.

"Sekarang, aku akan mengajarimu kekuatanku," ucap Opelia.

Opelia hendak memegang tangan Zoya. Namun, Zoya menghindarinya.

"Kenapa?" tanya Opelia bingung.

"Kak Opelia serang saja aku," pinta Zoya.

Opelia kembali dibuat bingung oleh adik bungsunya ini. Seharusnya, Opelia bisa membaca alur pemikiran Zoya. Namun, dia tidak bisa. Mungkin Zoya mengaktifkan mode privatnya.

"Ke--"

"Serang saja!" potong Zoya sedikit membentak.

Opelia pun menyerang Zoya. Bahkan, Opelia sengaja menyerang Arik untuk melihat respon Zoya.

Respon yang diberikan sungguh menakjubkan. Zoya mampu melindungi dirinya dan Arik, bahkan mampu mengalahkan Opelia dalam waktu sekejap.

Sekarang Opelia terkapar lemah, energinya terkuras habis. Zoya pun mendatangi Opelia.

"Maaf, Kak..." ucap Zoya lalu memejamkan mata.

Zoya sedang fokus pada satu titik. Ia pun memegang tangan Opelia dan mengatakan, "White Angel!"

Dalam hitungan detik, tenaga Opelia langsung terisi penuh.

"Bagaimana kau melakukannya? Kak Opelia saja tidak mampu secepat itu," tanya Arik bingung.

"Aku hanya bermain-main dengan pikiranku," ucap Zoya.

Opelia pun bangkit. "Kekuatan terkuatmu terletak pada pikiranmu. Berpikirlah jernih, maka kau akan mampu mengalahkannya," ucapnya.

“Mungkinkah ini kemampuan istimewaku? Mampu mengendalikan semuanya hanya melalui pikiran?” tanya Zoya.

“Aku tidak tahu. Tapi itu juga bisa jadi karena sangat jarang golongan Zoya mampu mengendalikan kemampuan melalui pikiran,” jawab Opelia.

“Menurut data, hanya satu banding sepuluh yang mampu mengendalikan kemampuannya dengan pikiran,” sahut Zoya.

Opelia mengerutkan keningnya bingung. Pasalnya, dia belum memberitahu informasi tersebut kepada Zoya. Tetapi dia sudah mengetahuinya.

“Sudahlah. Tak usah dipikirkan. Ada waktunya kamu akan mengetahui kemampuan istimewamu. Jika takdirmu sudah terpenuhi, pasti Tuan Alexis akan mengungkapkannya. Sekarang kembalilah ke ruang perawatan. Tandamu mulai membiru,” ucap Opelia.

Zoya menganggukkan kepala menuruti perintah Opelia. Dia pun segera menuju ke ruang perawatan untuk mengisi tenaganya kembali.








*to be continued....

Zoya Alexis [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang