Toru kembali menatap ponselnya. Jarinya mencari sebuah kontak, lalu menghubunginya.
"Ibu...." Toru berseru ketika teleponnya tersambung. "Ibu ada di mana?"
"Ibu?... Ibu sedang menemani Ayahmu."
"Toru mau minta tolong sama Ibu."
"Apa?"
"Tolong datang ke rumah Toru. Yuka ada di sana. Toru ingin, Ibu melihat Yuka. Apakah dia baik-baik saja atau tidak."
"Toru Yamashita!... Kau meninggalkan menantu Ibu sendiri di Kyoto?!"
"Hm."
"Kurangi sedikit sikap cuekmu itu, Toru."
"Hm."
Mendengar gumaman Toru, Ibu hanya bisa menghela nafas. Toru benar-benar mirip dengan Ayahnya.
---
"Ibu? Ada apa Bu?"
Yuka terkejut ketika Ibu mertuanya datang dan langsung memberondong Yuka dengan pertanyaan.
"Toru meminta Ibu menemui kamu." Ibu menghela nafas, ia terburu-buru datang. "Memangnya ada apa? Toru terdengar khawatir. Kamu sakit?"
Yuka tidak tahu harus menjawab apa. "Yuka tidak apa-apa, Bu."
Ibu bernafas lega. Ia langsung duduk di sofa, menyandarkan tubuhnya. "Ibu terburu-buru datang, karena mengkhawatirkan kamu." Ibu memperhatikan sekeliling. Ada sesuatu yang berubah. Terlihat rumah itu sudah terisi. "Kamu yang beli semua ini?"
"Hm."
"Syukurlah. Kalau gak ada kamu, rumah ini pasti akan tetap kosong. Karena Toru terlalu sibuk."
Yuka ikut duduk di sebelah Ibu.
"Ahh... kamu mau ikut Ibu ke kebun? Ajak Miya juga."
Yuka mengangguk senang, "Aku panggil Miya dulu." Yuka segera ke kamar Miya.
Keluarga Yamashita memiliki perkebunan jeruk yang cukup luas. Yuka sudah mendengar cerita dari Ibu Toru. Ia belum pernah mengunjungi perkebunan itu. Sekarang dia akan mengunjunginya, dia sangat senang.
"Miya...."
---
Setelah berlatih bersama OOR, Toru pergi ke toko bunga. Ia memilih bunga lavender, seperti biasa.
Saat ini Toru sedang tidak bisa tenang, ia belum mendapat kabar tentang Yuka. Karena itu, Toru ingin mendatangi Hana. Seseorang yang selalu bisa membuatnya tenang.
Toru berdiri di depan nisan Hana. Tangannya mengusap nisan. "Hai... aku datang."
Setiap kali Toru merasa gelisah, atau pikirannya sedang penat. Ia akan mendatangi tempat Hana. Bercerita apa pun yang ada di kepala Toru. Ini memang terdengar gila. Tapi Toru merasa bercerita pada Hana adalah obat terbaik untuknya.
"Jadi bunga itu, dari kau?!"
Toru menoleh. Ia mendapati Taka berdiri tak jauh dari tempatnya.
Selama ini Taka selalu menemukan bunga lavender di makam Hana. Hari ini ia melihat sendiri, siapa yang mengirim bunga. "Sudah saatnya kau melupakan adikku." Taka berjalan mendekat.
Awalnya, ketika Taka mengetahui bahwa Toru adalah kekasih Hana, adiknya. Taka marah. Tapi tak lama Taka bisa menerimanya.
Toru diam tidak menanggapi.
Taka menatapnya kesal, "Ternyata apa yang dikatakan Ryota benar. Kau sangat keras kepala."
"Kau mengganggu kita." Gerutu Toru.
YOU ARE READING
Toru (OOR)
Fanfiction"Ibu ingin kalian menikah." Ucap Ibu begitu Toru dan Yuka duduk. Yuka terbatuk. Kenapa bisa Ibu Toru meminta hal aneh seperti ini? "Ibu jangan bercanda. Tidak ada yang terjadi diantara kita." Toru berusaha menjelaskan. "Tidak usah mengelak. Apa kau...