16

286 12 0
                                    

Untuk pertama kalinya, Toru tidak senang mendengar berita bahagia.

Yuka hamil. Toru tidak suka.

"Yuka.... aku mohon."

"Tidak, Toru.... aku akan tetap memilih untuk mempertahankan bayi kita." Yuka memeluk perutnya sendiri. Takut Toru akan menyakitinya.

"Aku sudah pernah sekali kelihangan seseorang. Dan aku sudah hampir gila karenanya. Kalau aku juga kehilanganmu, aku tidak tahu apa aku masih bisa hidup." Toru berusaha untuk menjaga nada suaranya agar tidak meninggi.

Yuka masih tetap menggeleng.

"Aku sangat mencintaimu, Yuka. Aku mohon, gugurkan saja kandungan kamu. Aku tidak masalah kita tidak punya anak."

"Kamu tahu, Toru.... aku sangat ingin mengandung anakmu. Kamu tahu, ketika dokter mengatakan bahwa aku hamil. Aku sangat bahagia. Aku ingin merasakan bagaimana mengandung anakmu."

Toru menggertakan rahangnya, lalu berdiri. Ia pergi begitu saja tanpa kata.

Air mata Yuka mengalir. Ia sedih. Ia juga takut kalau harus meninggalkan Toru. Tapi jika harus memilih, Yuka akan tetap mempertahankan anak Toru.

Dokter memfonis Yuka, bahwa Yuka memiliki kelainan darah. Kesehatan Yuka akan semakin turun ketika dia hamil. Akan semakin berbahaya karena itu bisa mengancam nyawa Yuka sendiri.

---

Toru pergi menemui Taka, Tomoya dan Ryota. Mereka memang ada janji bertemu.

Tapi begitu datang, Toru hanya mendudukan diri. Ia mengeluarkan rokoknya. Menghisap dalam-dalam, tanpa mempedulikan mereka.

"Kau kenapa Toru?" Ryota bertanya.

Toru hanya diam. Ia kembali menyesap rokoknya. Ia hampir menghabiskan satu bungkus dalam satu jam ini.

 Ia hampir menghabiskan satu bungkus dalam satu jam ini

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Karena kesal. Ryota merebut rokok Toru dan melemparnya.

"Kau ada masalah?!" kali ini suara Ryota meninggi.

Taka dan Tomoya yang tadi sedang bercanda tiba-tiba berhenti.

"Ada apa?" tanya Taka.

"Dia!..." Ryota menunjuk Toru, "Kita harus menyadarkan mahluk menyebalkan ini."

Taka dan Tomoya mengangguk. Lalu mereka meraih minuman mereka, lalu menyiramkan ke kepala Toru.

Toru menatap mereka kesal. "Kalian apa-apaan sih?!"

"Kau yang apa-apaan? Kau ingin mati?!"

Toru menghela nafas.

"Ada masalah? dengan Yuka?" Ryota menebak.

Toru mengangguk.

"Apa?" Taka bertanya.

"Yuka hamil."

Toru (OOR)Where stories live. Discover now