Ai datang ke lokasi syuting. Semua menyambut dengan antusias, termasuk para staf, karena Ai pernah bekerja bersama mereka dulu saat konser.
"Sayang, kenapa kamu ke sini?" Taka terkejut melihat Ai datang.
"Dia ingin bertemu dengan Ayahnya." Ai mengelus perutnya sendiri.
Toru tersenyum, lalu ia bertanya, "Kamu hamil, Ai?"
"Hm. Kita baru tahu tadi pagi." Taka menjelaskan.
Ryota, Tomoya, dan Toru memeluk Ai bergantian. Memberi ia selamat.
"Semoga dia tidak seperti Mori-chan." Tomoya berharap.
"Aku ayahnya. Tentu dia harus seperti aku." Taka tidak mau mengalah.
Kalau sudah seperti ini. Ai hanya bisa mengabaikan Taka dan Tomoya yang masih saja berdebat tidak penting. Ia lebih memilih berbicara dengan Toru atau Ryota.
"Aku dengar dari Taka. Yuka-san menjadi pemeran di video musik kalian."
Toru mengangguk. "Mau aku kenalkan ke dia?" Toru menawarkan.
Ai mengangguk. "Tentu saja. Aku sangat ingin bertemu dengannya. Dia memiliki wajah yang disukai para fotografer."
Taka menoleh, dan ia melihat Ai justru sedang berbincang dengan Toru. "Sayang.... kenapa malah ngobrol sama Toru-san?!" Taka merengek pada Ai.
"Bisa gak? Kalau kamu tenang sebentar aja?" Ai menatap Taka.
Taka diam. Bibirnya cemberut.
Ai tersenyum melihat wajah Taka. "Aku pergi dulu sama Toru. Dia mau ngenalin aku ke Yuka-san." Ai mencium sebelah pipi Taka. "Jangan cemberut."
Taka tersenyum, lalu ia mencium bibir Ai sekilas. Membiarkan Ai bertemu dengan Yuka.
---
Yuka menatap dari jauh. Toru dan teman-temannya sedang berbincang. Entah apa, Yuka tidak bisa mendengarnya.
Toru memang tidak banyak bicara. Tapi Yuka tahu kalau Toru menyimak teman-temannya.
Seorang wanita cantik datang menghampiri Toru dan yang lainnya. Mereka menyambut dengan antusias. Bahkan Yuka bisa melihat bahwa Toru tersenyum dan memeluk wanita itu. Senyum yang tulus.
"Miya..." panggil Yuka.
"Hm? Ada apa?"
"Kau tahu wanita itu?" Yuka menatap ke arah wanita yang kini sudah tertawa bersama mereka.
"Ohh... dia? Ai Fukuzawa, fotografer terkenal."
Yuka mengangguk. "Dia terlihat akrab dengan mereka."
"Tentu saja. Ai adalah istri Taka. Mereka menikah belum lama ini."
Yuka terkejut. Ia pikir Taka belum menikah.
"Yuka..." panggil Miya.
"Apa?"
"Aku tidak yakin kau tahu ini atau tidak." Ucap Miya dengan ragu. Membuat Yuka menunggu dengan penasaran.
Yuka menatapnya. "Ada apa? Katakan!"
"Ai-san pernah dijodohkan dengan Toru-san. Tapi karena Ai-san mencintai Taka-san. perjodohan mereka dibatalkan. Itu berita yang aku dengar."
"Berita apa lagi yang kau dengar tentang Toru-san?"
"Hanya itu."
Yuka kembali menatap Toru. Ia tidak tahu apa-apa tentang Toru.
"Kau tidak perlu khawatir. Kau bisa lihat sendiri, tatapan Toru-san terhadap Ai-san itu adalah tatapan seorang kakak terhadap adiknya."
---
"Yuka ada?" Toru bertanya.
Miya mengagguk, "Ada di dalam. Dia lagi istirahat." Miya menunjuk tenda darurat yang memang disiapkan khusus untuk Yuka istirahat.
Toru langsung masuk tanpa meminta ijin apakah boleh dia mengganggu Yuka atau tidak.
Ai menatapnya bingung. Tapi ketika melihat manager Yuka, tidak keberatan. Ia mengikuti Toru masuk.
Yuka sedang duduk dengan memejamkan mata. Setelah melihat Toru tadi, Yuka kembali masuk untuk istirahat sebentar.
"Ehem..." Toru berdeham.
Yuka membuka matanya. Ia terkejut mendapati Toru di depannya.
"Ada yang ingin aku kenalkan denganmu." Ucap Toru to the point. Ia menoleh pada Ai, untuk memperkenalkan diri.
Ai mendekat, "Hai... aku Ai. Senang bisa melihatmu. Aku sangat ingin bertemu langsung denganmu, kau sangat cantik."
"Kau juga cantik. Mata kamu indah."
"Dia istinya Taka, dan saat ini dia sedang hamil." Toru menjelaskan.
"Oh... benarkah? Bagaimana rasanya menjadi calon ibu?" Yuka menatap Ai. Ia sendiri sangat penasaran bagaimana rasanya menjadi seorang ibu.
"Kau akan merasakannya suatu saat nanti. Ini menyenangkan."
Yuka melirik Toru, yang ternyata juga sedang menatap ke arahnya. Mereka saling tatap.
YOU ARE READING
Toru (OOR)
Fanfiction"Ibu ingin kalian menikah." Ucap Ibu begitu Toru dan Yuka duduk. Yuka terbatuk. Kenapa bisa Ibu Toru meminta hal aneh seperti ini? "Ibu jangan bercanda. Tidak ada yang terjadi diantara kita." Toru berusaha menjelaskan. "Tidak usah mengelak. Apa kau...