17

287 8 2
                                    

Toru mengosongkan jadwalnya selama beberapa bulan ke depan. Yuka sudah harus bad rest saat usia kandungannya memasuki enam bulan. Toru membawa Yuka pindah ke rumahnya yang ada di Kyoto.

Hari-hari yang Toru lalui tidaklah mudah. Ia harus menjadi lebih kuat agar bisa terus mendukung Yuka. Sungguh ia sendiri tidak menginginkan ini.

Toru duduk di teras rumahnya. Ia mengeluarkan sebatang rokok. Menyalakannya dan menghisapnya dalam-dalam. Selama Yuka hamil, Toru sudah tidak pernah merokok. Tapi ini adalah pertama kalinya ia menyentuh rokok lagi.

Kepala Toru semakin pusing. Ini adalah minggu menegangkan untuknya. Dokter mengatakan bahwa Yuka memiliki presentasi sedikit untuk selamat dalam melahirkan. Melahirkan satu anak saja akan beresiko. Tapi kenyataannya sekarang, Yuka mengandung dua anak. Itu akan sangat beresiko.

Seseorang menepuk pundak Toru.

Toru menoleh, "Ayah?"

Ayah ikut duduk di sebelah Toru. "Kamu tidak menemani Yuka?"

 "Kamu tidak menemani Yuka?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Toru menggeleng. "Toru sedang pusing, Yah...."

"Ayah tahu apa yang sedang kamu pikirkan. Ini tentang Yuka, 'kan?"

Toru mengangguk.

"Percaya dengan Yuka. Kamu harus mendukung dia disaat seperti ini."

Toru ingin percaya. Tapi Toru lebih takut dari itu. Ia tidak ingin ditinggalkan lagi. Ia takut Yuka pergi.

Toru semakin menyesap rokoknya. Menghembuskannya untuk melegakan dirinya sendiri. Lalu ia mematikan rokoknya.

"Kau mau ke mana?" Ayah bertanya, ketika Toru tiba-tiba berdiri.

"Mandi. Yuka tidak suka bau rokok."

---

Toru terkejut ketika Yuka sudah menunggunya di kamar. Toru baru selesai mandi, ia kemudian memakai bajunya.

"Toru.... kemarilah." Pinta Yuka.

Toru mendekat.

"Kamu terlalu tinggi." Yuka meminta Toru untuk berlutut di depannya. Karena sekarang Yuka sudah menggunakan kursi roda.

Toru menurut.

"Kemarikan handukmu."

Lagi-lagi Toru menurut tanpa protes. Ia menyerahkan handuk kecilnya pada Yuka.

Yuka menaruh handuk kecil itu ke kepala Toru, lalu mengusap-usap rambut Toru. Membantu mengeringkan rambut Toru.

Toru hanya diam memandangi wajah Yuka.

"Kamu pasti akan menjadi ayah yang baik untuk anak kita. Jaga mereka dengan baik ya? Carikan ibu yang bisa menyayangi mereka...."

"Jangan bicara aneh-aneh, Yuka. Aku tidak suka." Toru berdiri.

Toru (OOR)Where stories live. Discover now