Jam istirahat kantor tiba, Zie mengeluarkan bekal makan siangnya sambil sibuk mendial kontak Kai. Ia tentu ingin mendengar penjelasan dari lelaki itu.
Ia sangat kesal saat panggilannya itu tidak kunjung diterima padahal nomornya aktif. Ia melempar ponselnya kesal lalu menggigit roti panggang nya kejam.
"Aduh, si cantik kok marah-marah sih," ucap Baekhyun yang kapan datangnya sudah ada di belakang Zie.
"Pak—eh Baekhyun..." ucapnya kikuk sambil memaksakan senyum, "Ada apa kemari?"
Baekhyun menarik kursi kosong yang ada di sebelah Zie, "Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin berkunjung. Apa tidak boleh?"
Zie menggeleng, "Boleh kok hehe."
"Nah gitu dong senyum." ucap Baekhyun, tangannya mengelus ujung bibir Zie, membuat suasana tiba-tiba jadi canggung.
"Makanmu selalu belepotan, kau tidak pernah berubah." Baekhyun tersenyum.
Zie aneh, "Ma...maksudnya?"
Baekhyun yang menyadari ucapannya langsung menggeleng, "Ah tidak. Hehehe."
Untungnya Zie tidak terlalu memikirkan hal itu. Baekhyun aman.
"Memangnya kenyang ya makan siang cuman satu roti panggang?" ucap Baekhyun mencairkan suasana.
Zie tertawa hambar, "Tidak juga sih, hehehe."
"Ayo kita ke kantin!" Baekhyun tersenyum lalu menggenggam tangan Zie cepat.
"Tapi Baek—"
"Aku tidak menerima penolakan."
Zie akhirnya mengikuti kemauan Baekhyun dengan tangannya yang digenggam. Di sampingnya Baekhyun tersenyum senang, akhirnya ia bisa menggenggam tangan itu lagi.
Mereka berdua langsung disambut tatapan dari semua pasang mata yang ada di kantin. Zie mengulas senyum kikuk orang yang ia kenali lalu menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal. Sedangkan Baekhyun tersenyum ke semua orang tanpa beban. Raut wajah itu melukiskan suasana hati Baekhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri 우리 • BBH
FanfictionDikejar deadline membuat langkah Zie terburu-buru, hingga ia tidak memperhatikan sekitar yang dapat merubah hidupnya dalam hitungan detik. "Aku serius mengatakannya, aku akan menggantikan itu dengan yang baru." ucapnya. "Kamu tahu betapa berartinya...