Seminggu berlalu dengan Zie yang masih memikirkan ucapan Caca. Kata-kata itu membuat Zie tak bisa fokus selama seminggu ini.
Sebenarnya, dihari setelah Zie tidak masuk kerja, Zie masih sempat menemui Baekhyun. Ia ingin sekali bertanya tentang itu, tapi Baekhyun sedang buru-buru karena harus bergegas ke luar kota. Dan hingga hari ini, Baekhyun belum juga kembali. Hati Zie semakin resah.
"Zie, gak ke kantin?" tanya Caca di sebelahnya, "Makan yuk daripada lo sakit." katanya lagi.
Zie tidak bergeming, dan pura-pura fokus ke komputernya.
"Zie sumpah lo jangan gini terus dong. Udah seminggu loh Zie, mau sampai kapan?" ucap Caca.
"Gue tau gue bukan Baekhyun yang bisa mengembalikan suasana hati lo secepat itu. Tapi ini udah seminggu Zie, gue jadi merasa bersalah karena ucapan gue itu bikin lo begini."
Zie memaksakan senyum demi menghibur sahabatnya itu, "Ayo kita ke kantin!"
"Zie senyum lo gak ikhlas," ucap Caca pelan.
Zie menghembuskan nafas lelah, "Gue gak bisa bersandiwara Ca, gue udah berusaha tapi gue tetap gak bisa." Zie terisak dipelukan Caca.
"Gue gak bisa menemukan jawabannya Ca, meskipun gue pingsan berkali-kali di rumah, kenangan tentang Baekhyun tetap gak bisa gue ingat. Entah sebenarnya dia pernah ada dihidup gue atau nggak, gue gak bisa nemuin jawabannya. Apa yang harus gue lakuin Ca?"
"Ca... Sekali lagi gue gak apa-apa kalau gue harus merasakan sakit di kepala gue, pingsan atau apalah itu yang bisa menyakiti gue, gue ikhlas, Ca... Asal dia gak merasakan sakitnya sendirian. Tapi kalau gue udah berusaha sekeras ini tetap gak ada jawabannya bagaimana?"
Ruangan kerja Zie dan kawan-kawannnya sedang sepi saat Zie menangis kencang. Tapi yang namanya sepi bukan berarti tidak ada seorangpun kan?
Tanpa mereka sadari, seseorang yang berdiri dibalik pintu tengah mencuri dengar dan ikut merasakan sakitnya saat perempuan itu menangis.
Tepat setelah perempuan itu menyelesaikan kata-katanya, ia langsung membuka kenop pintu lalu berkata, "Aku bakal bantu kamu buat nemuin jawabannya." disusul dengan tatapan tidak percaya dari kedua orang yang ada di dalamnya.
Baekhyun pergi mengikuti Appa nya melakukan perjalanan bisnis. Karena kini ia menjabat sebagai wakil direktur perusahaan, mau tidak mau ia harus mengikuti kegiatan ini. (Ayah)
Appa nya bilang, Baekhyun tidak perlu segugup itu menghadapi kliennya karena acaranya nonformal. Dan Baekhyun akhirnya mencoba rileks.
Saat mereka tiba, perjalanan bisnis hanyalah sebuah alibi. Nyatanya Baekhyun malah dibawa ke sebuah resort di daerah pegunungan. Baekhyun langsung dongkol saat menyadari itu.
Disana, ia dikenalkan dengan anak rekan bisnis Appa nya, dan ia harus menemani wanita itu kemanapun.
Pada awalnya, Appa nya bilang anak rekannya itu adalah pewaris bisnis keluarga jadi Baekhyun bisa sharing. Tapi saat Baekhyun tanya, perempuan itu berkeinginan menjadi dokter bukan pebisnis, Baekhyun tambah kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Uri 우리 • BBH
FanfictionDikejar deadline membuat langkah Zie terburu-buru, hingga ia tidak memperhatikan sekitar yang dapat merubah hidupnya dalam hitungan detik. "Aku serius mengatakannya, aku akan menggantikan itu dengan yang baru." ucapnya. "Kamu tahu betapa berartinya...