➿ KNDA - 14

5.3K 770 75
                                    

➿➿➿➿➿

Sampai saat ini Prilly belum mengerti kenapa Ali tiba-tiba menghilang dan sama sekali tidak menjawab panggilannya. Prilly semakin resah saat mendapati apartemen Ali kosong tak berpenghuni. Ketakutannya kian bertambah saat tak ada seorangpun yang tau kemana perginya Ali.

Jalan satu-satunya adalah mendatangi rumah Ali dan nenemui Alex, orang tua Ali. Mungkin saja Alex mau menjelaskan kenapa Ali sampai berbuat seperti ini.

"Om dengar kamu mau menikah. That's true?" Alex malah balik tanya saat Prilly menanyakan keberadaan Ali.

Prilly diam. Bagaimana mungkin Alex mengetahui kabar itu?

"Om tau darimana?" tanya Prilly lirih.

"Jadi benar apa yang di bilang sama Ali---"

"Ali? Ali bilang apa aja, Om?" sela Prilly cepat.

"Ali bilang--- kalau kamu akan menikah dengan pengusaha kaya raya."

Prilly kembali diam. Berpikir. "Apa itu alasan Ali menghilang dan tidak menghubungi saya?"

Alex mengangkat kedua pundaknya. "Om tidak tau lebih jelasnya seperti apa. Yang jelas saat ini Ali tidak ada di sini. Dia di tempat yang jauh. Sepertinya Ali butuh ketenangan."

"Kalo boleh tau, Ali pergi kemana, Om?"

Alex menarik nafas panjang dan membuangnya dengan cepat. "Sebaiknya kalian jangan bertemu dulu. Lagipula Om yakin, walaupun kamu menyusulnya kesana, Ali tidak akan mau bertemu denganmu--"

"Tapi saya perlu jelasin ke Ali, Om!"

"Prilly. Ali itu anak Om. Om sangat mengenal Ali. Di saat dia marah, Ali akan diam dan tidak akan menemui siapapun. Dia akan lebih tertutup dan tak peduli dengan sekitarnya. Lebih baik kalian intropeksi diri kalian masing-masing. Kamu tau kan, Ali masih umur belasan. Emosinya masih meluap-luap. Jadi Om harap, kamu bisa mengimbangi sikap emosionalnya. Nanti saat emosinya sudah mereda, Ali pasti akan kembali."

Buntu. Prilly tak ada jalan lagi untuk menemui Ali. Hal yang bisa ia lakukan adalah menunggu. Menunggu Ali pulang. Tapi saat Ali pulang nanti apa hatinya masih untuk Prilly?

➿➿➿➿➿

Prilly melangkah pelan menuju jendela kamar apartemennya. Jujur saja, saat ini ia benar-benar membutuhkan Ali. Prilly mendekap tubuhnya sendiri dan mengusap lengan atasnya. Pandangan matanya menatap lurus ke beberapa gedung tinggi yang ada di depan sana.

Tak habis pikir, bagaimana Ali tau kalau Digo ingin menikahinya?

Ia bisa saja menolak permintaan Digo untuk menjadi istrinya tapi melihat mata sendu gadis kecil itu, membuat hati Prilly luluh. Mata yang memancarkan penuh kerinduan.

Ali pergi dan entah kapan ia akan kembali. Haruskah dirinya menunggu dalam ketidakpastian?

Kepala Prilly menoleh, menatap ke arah nakas. Di sana tergeletak sebuah smartphone miliknya. Beberapa pesan dan panggilannya sama sekali tak di respon oleh Ali. Prilly menghela nafas panjang kemudian kembali menatap keluar.

Ali lo dimana?
Gue bener-bener pengen lo ada disini.
Gue gak bisa harus kayak gini.

Airmatanya tanpa sadar sudah merembes keluar, membelah kedua pipi chubbynya.

Sekali lagi Prilly menghela nafas dan sudah menemukan jawaban tentang permintaan Digo. Kali ini ia harus bisa, bisa bersikap tegas. Prilly memutuskan untuk menunggu Ali.

Ya. Gue akan nunggu lo pulang. Gumamnya dalam hati.

➿➿➿➿➿

Pagi-pagi sekali sebuah mobil mewah sudah bertengger manis di depan apartemen Prilly. Prilly yakin itu Digo. Dengan langkah cepat ia menghampiri mobil hitam itu.

Kusebut Namamu Dalam AkadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang