"Mekae Ratya dan Pahmi Pratama silakan maju ke depan kelas sekarang!" Ucap Mrs. Eagle dengan suara nyaring dan mengembalikan buku mereka berdua.
"Palingan mereka ngerjain pr bareng- bareng,"
"Ga aneh ah,"
"Mekae nyontek ke Pahmi, ya,"
"Kasian ya Pahmi, gara-gara Mekae jadi ikut dimarah Mrs. Eagle,"
"Ganbatte!" ( :semangat)
Bisikan-bisikan penurun semangat dan penghancur mental terdengar, tapi, ada juga meski hanya sedikit yang memberi semangat dan kalimat positif.
Mekae dan Pahmi ke depan dan seperti di pengadilan. Mrs. Eagle menjadi hakim, mereka berdua adalah terdakwa dan siswa lain adalah para saksi dan lainnya. Mereka ditanyai oleh Mrs. Eagle dan menunggu hukuman apa yang siap menimpa mereka.
"Kenapa jawaban kalian sama? Salah satu dari kalian menyontek?"
"Tidak, bu" jawab mereka bersama.
"So? Why? Tell me now!"
"I'm sorry Mrs. Eagle. We went holiday together. Every holiday, my family and his family always together. We go to beach, garden, library, zoo, everywhere together,"
"Ooo... okay. Silakan duduk kembali,"
"Yaaah, Mrs. , ko ga dihukum? " tanya Galih yang merasa kesal karena mereka tidak dihukum.
"Kalian punya telinga kan? Jika iya, pastinya kalian sudah dengar penjelasan dari mereka."
***
Pulang sekolah telah tiba. Mekae dan Pahmi berencana untuk makan di suatu restoran dulu sebelum pulang.
"Thanks ya bro. Yang tadi itu gue sempet pengen bunuh diri. Gue takut sama Mrs. Eagle. Terus, sekarang, makan di tempat biasa nih?"
"Biasa aja lah, Mek. Berlebihan amat. Mrs. Eagle ga akan marah-marah kalo kita pinter inggrisnya. Berarti hari ini lu yang traktir ya, kan gue udah selametin lu,"
"Yah, ada maunya lu mah, jangan yang mahal, apalagi double, apalagi jumbo! Awas ya lo!"
Tiba-tiba di gerbang sekolah, mereka dicegat oleh seorang perempuan berambut sebahu. Cantik, bening, dan sopan.
"Ano.... Eeem.. Mekae, Pahmi, arigatou ( :terima kasih) ," ucap perempuan itu tiba-tiba lalu pergi berlari tanpa mendengar jawaban dari Mekae dan Pahmi.
"Siapa, Mek?"
"Gatau tuh, temen kelas kita bukan, sih?"
"Gue nanya ko malah nanya balik, bego ah lu mah, ayo cepetan, gue udah laper,"
Mereka berdua berakhir dengan dompet Mekae menipis dan Pahmi berbahagia.
"Btw, gue penasaran sama perempuan yang tadi. Terus tadi dia ngomong apa? Gue ga ngerti," Mekae kembali mengingat hal yang terjadi saat sepulang sekolah itu.
"Sama gue juga, bodo amatlah, kalo perlu banget juga, entar nyamperin lagi kan,"
***
Malam hari, jarum jam menunjuk ke arah angka 1. Pahmi terbangun dari tidurnya dengan perasaan takut. Ia terperanjat, melompat ke meja belajarnya dan badannya bergetar.
Setelah memberanikan diri, dia melompat ke arah tempat tidurnya, mengambil selimut bergambar minion itu dan bersembunyi dibaliknya sambil memeluk boneka minionnya.
Pahmi tidak bisa tidur. Pahmi mengeluarkan tangannya, mengambil hp dan melihat ke pojok kanan atas hp nya.
"Jam setengah 2. Ga bisa tidur, laper, ke dapur ada makanan ga ya. Duh, gue parno gara-gara mimpi juga. Aaaaah..... gue chat si Mekae aja lah ya, "
*Chat melalui Line'
Pahmi:
Mek, bangun dong. Gue kebangun nih. (01.32)
-
Mek, please. Gue abis mimpi buruk. Takutttt): (01.33)
-
Mekaaaeeeee...... (01.33)
-
Lapeeeerrrrr..... anterin keluar cari makan. (01.35)Mekae:
Lu beneran gatau sopan santun ya. Ini jam berapa gilaaaa. Lu kaya anak kecil aja takut ma mimpi. Tunggu! gue cuci muka dulu terus pake jaket. Lu juga pake, dingin. Gue kesana 3 menitan.." (01.38)
4 menit kemudian..."Paaaaah, keluar lu." Teriak Mekae dari depan pagar rumahnya. Dengan memakai jaket merah bertulisan Mekae Ganteng di belakangnya, celana pendek hitam dan beralaskan sandal capit seadanya Mekae berdiri dan berteriak.
Pahmi bergegas keluar. Secara kebetulan dan benar-benar kebetulan Pahmi memakai jaket kuning bertuliskan Pahmi Ganteng di belakangnya, celana tidur kuning panjang, dan sandal tidur berkepala minion miliknya.
Jaket yang sama itu dibuat beberapa bulan lalu, karena mereka disuruh keluar kota untuk menjenguk nenek Mekae yang tinggal sangat jauh. Jadi, agar mereka tidak saling hilang, ibu Pahmi membuatkan jaket yang sama untuk Mekae dan Pahmi.
"Telat 1 menit lu," Ucap Pahmi sambil menutup pagarnya kembali.
"Masih untung gue dateng, bukannya bersyukur ni anak, mau kemana? Ke tukang nasi goreng di pertigaan aja gimana?" Mekae memeriksa dompetnya dan menghitung lembaran-lembaran yang ada didalam dompet itu.
"Boleh tuh, ayo cepetan, Mek," Pahmi berlari ke pertigaan. Tidak terlalu jauh rumah Pahmi ke pertigaan itu, sekitar 6-7 m. Mekae segera berlari menyusul Pahmi.
Setelah berlari beberapa menit, akhirnya mereka berhasil sampai di pertigaan. Segera ia menghampiri penjual nasi gorengnya.
"Mang, beli nasi goreng 2. Satu pedes, satu engga. Yang pedes ga pake telor, yang ga pedes pake telor. Yang pedes kecapnya dikit aja, yang ga pedes kecapnya banyakin. Sekalian air minumnya 2, air putih aja," ucap Mekae dengan cepat dan segera dibuat. Mekae sudah hafal nasi gorengnya Pahmi, ia suka pedas tapi tidak suka telor dan terlalu banyak kecap. Begitupun Pahmi, ia juga hafal nasi gorengnya Mekae.
Sambil menunggu pembuatan nasi goreng itu, Pahmi menceritakan mimpinya. Mimpi yang sangat membuat ia takut. Tidak bisa tidur dan juga kelaparan.
"Mek, gue mimpi kalo gue lagi di tempat makan gitu. Gue bawa boneka minion gue yang besar ke tempat makan itu. Minion kecil gue ga gue ajak. Terus, tiba-tiba, ada kepiting raksasa. Besar banget, Mek. Dia capit capit meja, terus gue langsung peluk boneka gue. Dan, lu tau ga, boneka gue kecapit sama tangan kepiting ituuuuuu..... terus dimakan deh. Gue gabisa selametin minion gue dari monster kepiting itu, Mek. Gue takut dan laper, Mek."
Pahmi bercerita seakan tak ada jeda baginya untuk bernafas. Dia benar-benar takut jika boneka minionnya dimakan sama monster. Dia mimpi lagi di rumah makan. Mungkin, itu yang membuat Pahmi merasa lapar.
Nasi gorengpun jadi. Mereka makan dengan tidak nyaman karena Pahmi masih merasa takut dan Mekae yang kedinginan karena memakai celana pendek.
"Tenang aja, Pah. Gue bakalan bantu lu kalo boneka minion lu mau dimakan monster. Gue yang bayar deh nasi gorengnya, jangan takut lagi. Lu pulang, terus peluk tuh boneka lu, baca doa, terus tidur deh, Okey," Ucap Mekae sambil mengambil 2 lembar uang 10.000 dan memberikannya ke bapak penjual nasi gorengnya.
---
Vomments^^
Vomments bisa menambah semangat oey. Makasih^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Homo
Humor2 orang lelaki yang tinggal bersebelahan dan sudah berteman sejak kecil itu terlihat seperti berpacaran. "Jangan deket-deket sama mereka. Homo. Hahaha" Ejekan dan tertawaan mereka terus terngiang sampai ke dalam telinga Pahmi dan Mekae. Terkenal tid...