Sepulang bertemu dengan Sungyeol, Myungsoo melihat Woohyun berlatih keras. Sepertinya ia berlatih tak kenal siang maupun malam. Ia sudah mempelajari beberapa hal dalam waktu singkat. Menggerakkan benda dengan pikiran. Belajar merapalkan mantra untuk perlindungan dan penyembuhan sendiri. Kini, Woohyun sudah memiliki pengikut, seekor rusa kecil betina. Rusa itulah yang akan mengikutinya dan membantunya seperti Byul dengan Myungsoo.
Sekarang ini, Woohyun sedang mempelajari bagaimana cara teleportasi. Myungsoo sudah memberinya pengajaran siang tadi dan Woohyun kembali mempelajarinya malam ini. Entah apa yang mendorongnya, kini tekadnya sangat kuat untuk mempelajari hal supranatural seperti itu.
"Kenapa ini tidak bereaksi? Myungsoo bilang jika kita berlari dengan memusatkan pikiran pada suatu tempat, kita akan secara otomatis terbawa ke tempat itu. Tapi sepertinya itu tidak bekerja padaku. Heuh, aku lelah sekali," gerutu Woohyun sembari memijit kakinya yang pegal.
Woohyun masuk dan melihat Myungsoo duduk di dekat jendela memandang ke arah luar. Myungsoo sepertinya sedang memikirkan sesuatu.
"Ada yang kau pikirkan, Myung?" tanya Woohyun sembari meneguk segelas air putih.
"Tidak ada, dan hei! Kau memanggil gurumu hanya dengan namanya saja? Sopan sekali kau?!" protes Myungsoo.
"Mianhae, Myungsoo saem."
Myungsoo kembali melihat keadaan luar. Bukan berpikir, Myungsoo lebih tepatnya sedang menunggu kabar dari seseorang melalui telepati. Beberapa saat kemudian, Myungsoo tersentak dan pergi begitu saja tanpa berpamitan.
Woohyun menatap bingung dengan tingkah Myungsoo. Lebih bingung lagi ketika melihat Byul yang notabene selalu berada di dekat Myungsoo tidak ikut dengannya kali ini.
"Kau tidak ikut, Byul?" tanya Woohyun pada Byul yang tengah asik memejamkan matanya di atas sofa empuk berbahan kulit.
"Tidak. Sepertinya itu urusan pribadi hingga ia harus menggunakan telepati," kata Byul tak acuh.
"Kau mendengarnya?" tanya Woohyun mendekati Byul.
"Tentu saja tidak, bodoh. Hanya orang yang terlibat saja yang bisa mendengarnya. Menjauhlah dariku, ciuhh!!" usir Byul.
"Dasar penyihir wanita kurang ajar," umpat Woohyun.
"Aku kucing asal kau tahu, bukan penyihir. Jika aku penyihir, aku sudah dari dulu menyihirmu menjadi babi hutan pangang. Pasti lezat sekali," kata Byul enteng.
***
Myungsoo menggunakan kekuatan teleportasi untuk memenuhi panggilan Sungyeol yang datang tiba-tiba. Sungyeol mengatakan jika kondisi Raja semakin memburuk dan meminta Myungsoo untuk menemuinya.
Benar, Myungsoo melihat Raja Woojin yang sangat gagah dan bijaksana itu kini terkapar lemah tak berdaya di atas ranjang. Beberapa dayang menunduk bersedih melihat keadaan sang Raja. Begitu pula peri penyembuh dan tabib yang sudah menyerah untuk menolongnya.
"Yang Mulia," sapa Myungsoo.
"Kau-sudah-datang," kata Raja Woojin terbata-bata.
"Bagaimana keadaa Anda? Sudah baikan?" tanya Myungsoo.
"Seperti-yang-kau-lihat-uhuk-sepertinya-aku-tak-akan-bertahan-lama," kata Raja Woojin.
"Anda harus bertahan. Diexin membutuhkan Anda," kata Myungsoo menggenggam tangan mungil Raja peri itu.
"Tolong-ajarkan-Woohyun. Dia-lah-yang-akan-menjadi-penerusku. Bagaimana-pun-cara-nya. Hoekkkk."
Semua terkejut melihat sang Raja yang kembali mengeluarkan cairan berwarna merah pekat dari bibirnya yang pucat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruse of The Chess [sedang direvisi]
FanfictionWoohyun tanpa sengaja tertarik dalam dunia yang jauh dari penalaran manusia. Diexin Kingdom, sebuah kerajaan yang berada berdampingan dengan hiruk pikuk kehidupan manusia modern. Kerajaan itu dipimpin oleh seorang raja yang arif bijaksana hingga mem...