Segmen 3 [Revisi]

285 38 15
                                    

Puxo Kingdom. Sebuah negeri yang saat ini dipimpin oleh Raja Seungjoo. Negeri yang letaknya tak jauh dari Diexin. Kedua negeri itu hanya dibatasi oleh aliran sungai besar sepanjang perbatasan. Mulanya, negeri peri tersebut hanya satu, yaitu Diexin. Sampai pada keturunan raja ke tiga, negeri itu terpecah belah oleh perbedaan pendapat. Tak ayal, Diexin terpecah. Tentu saja ada penghasut di antara rakyat dengan sang pemimpin negeri. Ialah nenek moyang raja Kim Seungjoo—penasehat raja pada masa itu— Kim Seunghyun. Kim Seunghyun beserta beberapa menteri yang sepaham dan sependapat dengannya atas ketidakterimaannya akan pengangkatan raja baru, memilih berpisah dan mendirikan kerajaan sendiri yang kini bernama Puxo Kingdom.

Separuh rakyat Diexin yang sependapat dengan sang menteri, memilih mengikuti sang menteri untuk angkat kaki dari Diexin. Mereka menginginkan kebebasan menggunakan sihir, sedikit aturan dan banyak bersenang-senang. Peraturan Raja ke empat pada masa itu menjadi sejarah pertikaian nan panjang, hingga sengketa tersebut sedikit mereda ketika Raja Seungjoo memilih mempersunting Nam Haebin, yang tak lain adik dari Nam Woojin—Raja Diexin—sebagai simbol perdamaian.

Rupanya, di balik perdamaian tersebut terselubung niat tak baik sang Raja Puxo. Diam-diam, sedikit demi sedikit menggerus dan menggerogoti abdi dalam kerajaan. Dengan begitu, Diexin perlahan akan jatuh ke tangannya tanpa peperangan. Raja Woojin tentu saja tidak bodoh. Baginya, mengirim Nam Haebin ke Puxo adalah berjudi mempertaruhkan negeri Diexin. Usai Nam Haebin menikah dengan Kim Seungjoo, Woojin mencari permaisuri. Bila mana ia mendapat keturuan dari sang permaisuri, tentulah Diexin bebas dari bahaya. Namun sayang, Raja Woojin tak mendapat keturunan usai tabib kerajaan menyatakan bahwa permaisuri tidak bisa memiliki keturuan karena rahimnya yang lemah.

Raja Woojin hampir putus asa kala itu. Bagaimana tidak? Sang adik-Nam Haebin- telah melahirkan seorang putra. Raja Woojin turut bahagia mendengarnya, namun, itu juga merupakan pertanda tak baik. Ia tidak bisa memastikan bahwa putra Nam Haebin—Kim Sungkyu—akan berada di pihaknya. Kesempatannya hanya satu banding seribu. Bila Sungkyu berada di pihaknya, maka Puxo bisa ia kendalikan. Namun, jika Sungkyu berada di pihak Puxo, Woojin akan kehilangan segalanya, rakyat Diexin dan juga tahtanya. Dalam situasi genting itu, Raja Woojin mendapatkan pertolongan. Ia jatuh hati pada seorang manusia ketika Raja Woojin tengah melakukan perjalanan ke dalam hutan larangan untuk menenangkan diri.

Hutan larangan merupakan hutan di mana dimensi peri dan dimensi manusia bertemu. Hutan itu misterius, tak sedikit yang tersesat dan akhirnya mati karena dua dimensi itu saling berbenturan, menghasilkan aura magis yang intensitasnya sangat kuat. Siapa pun yang datang, sekuat apa pun ia, jika hatinya tidak bersih, dan jika ia punya niat tak baik, maka mereka tidak akan kembali.

Rupanya hal itu tidak berlaku bagi Nam Woohyun. Pemuda itu terus berlari sekuat tenaga. Menghindar dari kejaran. Tanpa alas kaki, Nam Woohyun menapaki hutan larangan itu dengan gampang. Ia terus saja memaksa kakinya yang sudah lelah itu menerjang segala halangan yang ada di depan mata. Sungai, tungkai pohon, ranting pohon, semak-semak, tumbuhan berduri hingga binatang-binatang jelmaan Phouka yang berbahaya sekalipun.

Woohyun berjalan tertatih setelah merasa tidak ada yang mengikutinya. Rasa nyeri tiba-tiba terasa di sekujur tubuhnya. Kakinya luka sana-sini. Tangannya pun tak luput. Luka di lengan tangan kanannya menganga akibat tergores rating pohon yang patah, sedangkan kakinya berdarah akibat menerjang tekstur pijakan yang tak rata.

Napasnya memburu, rongga dadanya naik turun mengikuti deru udara panas yang keluar dari hidung juga bibirnya. Woohyun terpaksa menyeret kaki kanannya yang terluka cukup parah.

"Eomma, tolong aku," ujarnya sembari menengok ke belakang. Ia takut, jika para Seelie Court mengejarnya.

Dengan sisa tenaganya, Woohyun tetap berjalan menyusuri hutan. Pandangannya mengabur tepat saat ia sudah mendekati sebuah rumah tua berbahan kayu berdiri cukup kokoh di antara pohon Oak.

Ruse of The Chess [sedang direvisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang