Segmen 7

165 25 0
                                    

Myungsoo merapatkan jubah tembus pandangnya. Yang ia tuju saat ini adalah kedai kopi, letaknya tak jauh dari Pasar Raya negeri Diexin. Usai memerintah Woohyun untuk memecahkan lima puluh buah apel, ia mencoba mencuri dengar berita yang tersebar mengenai Pangeran Diexin, yang nyatanya tengah tinggal di rumah kayunya. Saat ini Myungsoo tengah mencari tempat sepi nan terpencil untuk membuka jubah tembus pandangnya. Kejadian beberapa tahun lalu membuatnya dikenal sebagai keturunan penyihir hebat, muda, tampan, sekaligus... gila. Kemunculannya selalu tiba-tiba di depan umum. Tak jarang, banyak peri-peri wanita mengelilingi untuk sekadar bertegur sapa, jatuh hati padanya, dan juga ada pula peri-peri wanita perantara antara Myungsoo dan juga peri lain yang minta diajari bagaimana meningkatkan kekuatan sihir. Semua itu ia jalani sehari-hari. Tak ayal, ia memutuskan mengenakan jubah agar dirinya tak terdeteksi ketika ingin menghilang dari publik.

Mata Myungsoo menemukan tempat sempit, yaitu sela-sela antar pertokoan di radius 20 meter dari kedai kopi. Dengan cepat, ia melepaskan jubah itu, segera menyihirnya agar terlipat dan menyusut kecil menyerupai kancing baju. Selesai dengan itu, Myungsoo kini berjalan santai keluar dari celah sempit itu menuju Go's Cofe.

Pemilik kedai itu menyapa dengan ramah.

"Seperti biasa?" ujar Jun Hee yang dibalas dengan anggukan oleh Myungsoo. Menunggu pesanannya datang, Myungsoo memilih bermain-main dengan telunjuknya. Ia mencoba menerbangkan koran yang berada di rak surat kabar. Koran tersebut berhasil terbang ke arah mejanya. Lekas ia membuka tiap halamannya. Namun tak ada hal yang menarik. Hanya ada berita di mana ada beberapa Seelie Court yang berkeliaran tidak jelas di wilayah perbatasan Diexin dan Puxo. Bibir Myungsoo menyungging, ia tahu siapa mereka.

Jun Hee membawakan secangkir Green Tea Latte.

"Ini pesananmu."

"Gomawo." Myungsoo memberikan senyum tipis pada Jun Hee.

"Oh, iya. Apa kau sudah dengar mengenai Seelie Court yang mengejar seseorang? Kudengar, yang mereka kejar adalah pangeran."

"Pangeran? Pangeran Sungkyu maksudmu?"

"Hm... mungkin. Kudengar, pihak ayahnya tak setuju jika pangeran Sungkyu berpihak pada pamannya."

Myungsoo tertawa dalam benak. Tentu saja, Jun Hee salah mengira bahwa para Seelie Court itu mengejar Sungkyu. Sungkyu memang dikenal sebagai satu-satunya pihak Puxo yang membela dan membantu Diexin dengan tulus. Mereka tak tahu saja dengan apa yang telah dilakukan Sungkyu pada Diexin.

"Ah, jadi... Kapan Pangeran Sungkyu akan naik tahta?"

"Mungkin dalam waktu dekat. Maka dari itu, ia tengah dikejar-kejar Seelie Court agar ia tak menduduki tahta."

Hipotesa Jun Hee membuat Myungsoo sedikit terhibur. Pasalnya hari ini ia sedikit kesal dengan Woohyun yang sudah berhasil menguasai sihir, namun pohon-pohon Oak yang ada di sekitarnya ikut roboh, juga gosong.

***

Nam Haebin mendengar suara pecutan dari luar ketika ia tengah berkaca, menyematkan anting ke telinganya.

"Suara apa itu? Apa yang terjadi di luar?" gumamnya heran. Dengan segara, ia menyelesaikan riasannya dan segera keluar kamar. Gaun hitam panjang menyentuh lantai itu terlihat cantik dikenakan oleh Haebin. Rambut hitam lengkap dengan mahkota keemasan itu terlihat indah tergerai. Bibir ranum dengan lipstik merahnya juga menambah kesan ketegasannya. Padahal, ia adalah ratu terlembut yang dimiliki Puxo saat ini. Dengan sedikit menyingsingkan gaun yang menyentuh lantai itu, Haebin mengitari selasar istana. Matanya seketika menemukan anak semata wayangnya tengah melakukan sesuatu yang buruk kepada para Seelie Court.

Ruse of The Chess [sedang direvisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang