Segmen 1 [Revisi]

390 39 38
                                    

Senyum bibir tipis itu selaras dengan hasil dari jerih payahnya. Matanya menyalang tajam, penuh kepuasan. Sebentar lagi, impiannya akan segera terwujud. Ia akan membangun kembali Diexin Kingdom dengan tangannya sendiri. Sebagai satu-satunya pewaris tahta Puxo, Sungkyu memiliki rencana tersendiri. Usai memerintahkan bawahannya untuk membawakan 'sesuatu' ke kamar sang raja, Sungkyu memilih kembali ke Puxo. Sungkyu sangat yakin, Raja Woojin yang tidak lain adalah pamannya itu akan memberikan tahta Diexin padanya, mengingat sang raja tidak memiliki keturunan pun juga adik laki-laki.

Di area lain, ketiga pasang kaki tersebut tengah menyusuri hutan belantara. Mereka bertiga tidak mungkin mengepakkan sayapnya karena hutan itu dipenuhi pohon-pohon besar yang rantingnya sewaktu-waktu bisa menampar tubuh kecil mereka. Tidak hanya itu, hewan-hewan berwujud tak wajar seperti ikan yang memiliki sayap dan bisa terbang, kucing yang bisa berbicara, pohon yang mmiliki wajah dan hal-hal aneh lainnya terlihat di depan mata. Di sisi kanan, terdapat tumbuhan wolfsbane dan oleander yang dapat membunuh seseorang. Jika kau tertangkap oleh sulur tumbuhan tersebut, maka kau tak akan bisa selamat.

"Argh!" erang Sungyeol yang kakinya tiba-tiba dililit oleander. Ketiga makhluk kecil yang memancarkan cahaya dari tubuhnya tersebut langsung bereaksi. Howon mencoba melepaskan sulur yang melilit di kaki Sungyeol dengan sihirnya. Ia menjentikkan jarinya, membayangkan benda berbentuk gunting untuk memotong sulur liar itu. Benda tersebut mendadak muncul di dekat Sungyeol dan melakukan tugasnya.

"Sudah kubilang, kau harus hati-hati. Beginilah jika kau mengabaikan ucapanku." Ditegur demikian, Sungyeol justru memasang wajah kecut. Tak terima.

"Lagipula, untuk apa kita melewati hutan seperti ini jika jalan di luar sana lebih nyaman dan tidak berbahaya." Sungyeol menerima ramuan dari Aeri. Ramuan itu Aeri buat saat hari pertama mereka menginjakkan kaki di hutan untuk berjaga. Sebagai peri penyelamat, Aeri cukup tanggap.

"Berapa kali harus kukatakan. Kita tidak bisa leluasa turun ke jalan. Atau musuh akan mengendus keberadaan kita. Tugas rahasia kita tidak boleh ada yang mengetahui. Kecuali kita dan Raja Woojin. Ini rute terbaik yang Raja berikan pada kita agar kita tidak bisa diikuti oleh peri lain."

"Lalu, berapa jauh lagi kita sampai ke tempat tujuan? Aku sudah bosan. Dua hari hanya memandangi pepohonan," keluh Sungyeol yang pada dasarnya tidak menyukai hutan. Ia lebih menyukai suasana istana kerajaan, ataupun kota wilayah Diexin. Tentu saja alasannya karena banyak peri-peri cantik.

Howon kemudian memeriksa keadaan langit, "Kita sudah dekat." Howon yakin, jika warna langit yang ia lihat itu benar-benar merah keunguan. Perpaduan warna yang indah dari aurora.

Rombongan itu kemudian melangkah kembali setelah kaki Sungyeol merasa baikan. Beberapa meter kemudian, ketiganya sampai di sebuah pintu tua yang terselimuti lumut dan juga benalu-benalu. Benalu-benalu itu meraung, banyak, seperti ular-ular yang bergelantung di sekitarnya. Tangan mereka menyingkapi benalu-benalu yang bergelayut di area sekitar pintu. Pemimpin rombongan menggosokkan telapaknya untuk menemukan sesuatu—tombol atau gagang misalnya—dan benar saja, setelah bersusah payah mencari, Lee Howon menemukan sebuah kotak yang bentuknya mirip dengan sebuah tombol.

"Kalian, bersiap-siaplah." Aeri dan Sungyeol mengangguk. Howon dengan mantap menekan kotak itu dan seketika tubuh ketiganya lenyap dari hutan belantara. Tak ada reaksi apa-apa, rupa pintu itu masih dalam keadaan seperti semula.

***

Suara sorak sorai itu riuh memenuhi stadion tempat di mana tim FC Men bertanding. Mereka mengumandangkan tim kesayangan mereka. Tak jarang mereka juga menyerukan namanya.

"Nam Woohyun, Nam Woohyun!" Seruan itu ditanggapi dengan senyum ramah si pemilik nama. Ia melemparkan kiss bye ke arah penonton wanita. Ada yang menjerit kegirangan, ada pula yang mengibarkan slogan bukti kecintaannya.

Ruse of The Chess [sedang direvisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang