Remedi

340 46 17
                                    

Siapa pun tahu Yunho adalah orang yang berambisi. Jadi yang bisa Changmin lakukan jika sesuatu terjadi tak sesuai keinginan sahabatnya adalah, hanya diam namun tetap di samping Yunho.

"Ngomongin syukur, kamu cukuran sana! Kayak bapak-bapak, tahu, nggak?"

>><<

Suasana kelas tampak tegang. Pak guru sedang memanggil satu-persatu nama siswa untuk menyerahkan kembali kertas ulangan mereka. Dan yang membuat suasana tak cair adalah, guru mereka mengatakan hanya segelintir orang saja yang tuntas.

Sisanya?

Tentu saja remedi.

"Shim Changmin."

Changmin berdiri dengan kaku, dia melangkah cepat ke depan kelas kemudian menerima lembar ujiannya dengan takut-takut. "Terima kasih, Pak."

Sambil berjalan ke tempat duduk Changmin mengintip kertasnya kemudian mengembuskan napas lega, kelewat keras sampai-sampai satu kelas menoleh termasuk sang guru sendiri.

"Kalian harus banyak belajar dari Changmin."

Changmin tersenyum malu. Di tempat duduk, Yunho sudah menyambutnya dengan antusias. "Tuntas? Selamat!" Mereka saling tos pelan kemudian mengintip nilai Changmin bersama. 95 tertera manis, Yunho sekali lagi menyelamati sohibnya.

"Kuharap aku juga tuntas." Changmin mengaminkan. Dan benar saja, sesudahnya nama Yunho-lah yang terpanggil.

Changmin harap Yunho juga mendapat hasil yang memuaskan, namun melihat wajah Yunho lebih murung saat kembali, Changmin sadar perasaan senangnya untuk hasil ulangan barusan tak bisa bertahan lama.

"Delapan puluh," bisik Yunho suram bahkan sebelum Changmin bertanya. Iya, KKM mereka 83, sayang sekali, bukan?

Yunho jadi lebih diam. Changmin bahkan tak tahu harus berkata apa. Ingin menghibur, nanti ditanggapi lain, dia 'kan tuntas. Jadilah Changmin hanya diam saja, menunggu Yunho membuka mulutnya.

"Hhh ... remedinya masih satu minggu lagi. Padahal kita sudah belajar bareng."

Changmin masih diam, tak tahu harus bilang apa.

Inginnya sih bilang, "Sudahlah, tak apa-apa." tapi bisa saja langsung dijawab dengan, "Kalau ngomong mah mudah!" oleh Yunho. Meskipun Yunho tak pernah benar-benar begitu, tapi tetap bisa saja, ya 'kan?

Changmin akan menunggu saat yang tepat untuk menyampaikan kalimat penghibur.

"Gila! Tujuh puluh! Pak guru teganya ... padahal aku sudah buat puisi yang indah." Suara Donghae sedikit mengalihkan duo yang saling diam itu.

"Kau sih, ngapain bikin puisi di ulangan fisika?" Itu suara Siwon yang merespon.

"Ya ampun, aku baru tuntas satu kali di semester ini untuk ulangan fisika!"

Changmin dan Yunho kini saling bertatapan, Yunho perlahan mengangkat sudut bibir, begitu pun Changmin. Bukan menertawakan Donghae. Entahlah, keduanya hanya ingin tersenyum satu sama lain.

Di perjalanan pulang ini, Yunho tampaknya sudah lebih baik. "Bodohnya aku, padahal baru kali ini tidak tuntas. Nilaiku yang lain 'kan bagus."

Changmin mengangguk. "Gagal itu biasa, kau masih bisa berjuang! Remedi bukan berarti payah, apalagi saat setengah dari kelas tidak tuntas." Dia senang akhirnya bisa mengatakan ini pada Yunho.

"Kau harus tetap bersyukur," tambah pemuda itu.

Yunho menoleh pada Changmin, tersenyum lebar. Tangannya ia kalungkan di leher sahabatnya. "Kau benar! Mari lebih banyak bersyukur!"

Perasaan Changmin jauh lebih ringan sekarang. Mereka berjalan di tengah senja, membuat kesan dramatis muncul.

Mata Changmin terpaku pada sejumput rambut yang tumbuh di wajah Yunho.

"Ngomongin syukur, kamu cukuran sana! Kayak bapak-bapak, tahu, nggak?"

>><<

Alooohaaa

Udah hari Jumat aja nih, demi apa mulai besok mulai dibombardir sama ulangan-ulangan *aku nggak bisa diginiin T^T

Dan TVXQ! makin keren aja, aku makin sukaaaa

Oke deh, babay!

We are T!

*mendadak besok ulangan geografi, what? Kenapa ga ngasih tau minggu lalu atuh, Buk? TvT*

TVXQ!'s Bestfriend SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang