Uang

311 46 24
                                        

Mungkin yang harus Yunho lakukan adalah memamerkan uangnya yang banyak pada Changmin, agar sohibnya itu enggak melulu minta traktir sama orang lain.

"Mati saja."

>><<

"Siwon, seperti biasa kau wangi seperti won~"

Changmin berucap merdu sambil berlalu membuat Siwon merinding. Pemuda kaya itu menampilkan raut jijik yang tak disembunyikan. Yunho yang baru datang menatap keduanya bingung.

"Kau mau apa?" Bukan Siwon, justru Yunho yang bertanya mewakili pemuda itu, tatapannya terlalu tajam untuk seseorang yang menanyakan keinginan.

Changmin tergelak sekali kemudian mengeluarkan sesuatu dari dalam sakunya. Sebuah brosur terlipat empat ia pamerkan dengan bibir yang cengar-cengir lebar. "Toko ramen ini baru buka. Ada diskonnya. Ayo ke sana."

Yunho hanya memelototi brosur itu, sementara Changmin kembali membujuk Siwon.

"Kau harus traktir kami berdua, Siwon." Changmin berucap halus dengan nada memaksa yang kentara.

"Baiklah...."

Jadi di sinilah mereka sekarang. Di sebuah kedai ramen kecil yang tak jauh dari sekolah. Kini mereka berempat karena ditambah Donghae, Siwon sengaja mengajaknya agar sekalian.

"Ternyata di sini enak juga, aku tambah, ya?"

Yunho menatap tajam Changmin yang sepertinya tak peka sedari tadi disoroti oleh mata musangnya. Aneh sekali sohibnya itu tak sadar, apa segitu senangnya ditraktir makan oleh Siwon?

Oh, apa ini bahkan pantas disebut traktiran?

Saat Siwon ingin membayar makanan mereka, dengan cepat Yunho bangkit dan berkata, "Aku akan membayar punyaku dan Changmin."

Changmin protes, Siwon lega, dan Donghae bingung.

Bahkan sampai terakhir pun Yunho tak kunjung memberikan alasan untuk perbuatannya. Ya sudah, Changmin pun tak ingin memperpanjang masalah.

Hari-hari berikutnya....

"Yunho, apa uang sepuluh ribu won ini punyamu?"

"Yun, kau membiarkan uangmu jatuh begitu saja!"

"Yunho! Jangan meninggalkan dompet di kamar mandi, kau gila, ya?"

"JUNG YUNHO!"

Yunho hanya menoleh dengan tatapan sok polos pada Changmin yang melangkah marah padanya. Dia mengangkat alis seolah bertanya, "Ada apa?"

"Kamu ini lagi pamer duit, ya? Gak usah sok ngipas muka pake uang!" Changmin merampas beberapa lembar won yang Yunho susun membentuk kipas di tangannya.

"Iya, memang kenapa?" tantang Yunho balik. Padahal mereka sedang berada di kelas, dan sudah menjadi pusat perhatian. Baru saja Changmin ingin membalas, guru sudah masuk.

Pulang sekolah, Yunho masih sibuk menghitung uangnya dengan gaya yang menurut Changmin sangat menyebalkan. Pemuda itu melirik sahabatnya dengan tatapan risi.

"Oi, kenapa kau aneh sekali akhir-akhir ini?" Akhirnya Changmin yang jengah pun bertanya. Yunho tak pernah jauh-jauh dari uang sejak seminggu yang lalu. Benar-benar aneh.

"Aneh bagaimana?" Yunho menanggapi cuek.

Changmin menggerutu pelan, tapi kemudian matanya terpaku pada sebuah stan ikan bakar. "Wah, lihat itu Yun! Ikan Bakar Mokpo! Kita harus memaksa Donghae untuk mentraktir kita makan di sana! Dia dari Mokpo, bukan?"

Yunho melirik Changmin sinis, kemudian melanjutkan jalannya tanpa menghiraukan sahabatnya itu.

"Hei! Apa kau tak setuju denganku?" tanya Changmin berusaha menyamakan langkah mereka.

"Apa kau tak lihat ini apa?"

Alis Changmin mengerut, tidak perlu dijawab pun ia tahu yang Yunho pegang di kedua tangannya adalah uang.

"Aku punya uang, di sini, di tanganku. Dan kau masih berharap untuk ditraktir orang lain?"

Tak perlu waktu lama bagi seorang Shim Changmin untuk memproses apa maksud perkataan Yunho. Mulutnya membulat dan di detik berikutnya, tawa pemuda itu pecah.

"Ya ampun, Yunho! Jadi ini alasan di balik semua sikap anehmu akhir-akhir ini? Kau kekanakan!" Changmin merangkul bahu Yunho. "Uangmu itu uangku juga, jadi kalau ditraktir kau, rasanya tak seperti makan gratis lagi!" Tawa Changmin makin keras.

Kali ini Yunho menghempaskan rangkulan itu kemudian berjalan cepat dengan langkah kesal.

"Hei, Yunho! Tunggu!" Changmin masih saja tergelak, tawa menyebalkan lebih tepatnya.

"Mati saja!"

>><<

Alooohaaa

Sebenarnya ini udah selesai kemaren-kemaren, tapi aku ganti endingnya, ehe.

Jadi mau curcol nih, TVXQ! kok makin ganteng aja sih? Asdfghjkl!!!
Padahal mau fokus lomba, eh TVXQ! mau kambek. Padahal ulangan banyak, eh TVXQ! nongol di mana-mana.

Aku ga bisa diginiin! 😭😭😭😭

*digetok

Okelah, yang namanya cobaan pasti bisa dihadapi :") semangat!

We are T!

*hari ini hari Sabtu, tapi kegiatan banyak, aku setrong!*

TVXQ!'s Bestfriend SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang