Changmin yang dapat diandalkan menganggap dirinya akan mati hanya karena hal sepele? Oh, itu terlalu sepele bagi Yunho, Changmin tak mungkin mati.
"Entar kubagi nyawaku, deh."
>><<
Pagi ini Changmin keluar dari rumahnya dengan menguap lebar. Sebuah tangan lain menutupi mulutnya, siapa lagi kalau bukan punya Yunho.
"Bukan lalat lagi, kelinci juga bisa masuk."
Tatapan tajam adalah yang Changmin hadiahkan untuk sindiran halus Yunho yang kini tertawa. Jarang-jarang dia berbicara sarkartis, biasanya 'kan Changmin yang begitu.
Mereka mulai berjalan menuju sekolah.
"Kamu sepertinya bekerja keras ya, untuk kimia kali ini." Yunho memulai percakapan setelah sadar sedari tadi mereka hanya diam.
Apalagi Changmin tampak merapalkan sesuatu. Rumus kimia suatu zat, mungkin?
Tapi alis Yunho mengerut saat Changmin menatapnya dengan kilat bingung. "Apa maksudmu? Bukankah hari ini kita ulangan sejarah?"
Yunho melongo. Dia ingat betul tiga hari yang lalu Changmin berkata sekitar sepuluh kali padanya tentang ulangan kimia hari ini. Kenapa tiba-tiba berubah jadi sejarah?
Sejarah memang salah satu mata pelajaran mereka hari ini, tapi tidak ada ulangan.
"Changmin? Apa kau lupa?" tanya Yunho sedikit kaku.
Mereka berpapasan dengan Donghae di sebuah persimpangan yang segera bergabung dengan duo itu.
"Hei Donghae, hari ini kita ulangan kimia atau sejarah?" Changmin bertanya dengan nada penuh antisipasi, keringat dingin mulai mengalir di dahinya.
"Kimia, dong. Ulangan sejarah itu minggu depan. Masa kamu enggak ingat kita susah payah bujuk Bu Guru supaya diundur? Bisa-bisa otak kita keriting menghafal keduanya."
Kalau saja situasinya sekarang bukan begini, Yunho maupun Changmin mau-mau saja ikut tertawa dengan Donghae. Tapi sekarang beda!
Situasi sekarang itu....
"Changdol...?" Yunho memanggil Changmin ragu. "Min?" ulangnya lagi. Sohibnya itu hanya diam dengan tatapan kosong meski kakinya tetap melangkah. Mereka baru saja melewati gerbang sekolah.
"Kenapa, sih? Changmin salah hafal materi, ya?"
Langkah Yunho berhenti saat Changmin juga tak lagi melangkah. Pemuda itu menoleh dengan wajah pucat.
"Yunho, bagaimana ini? Aku salah, aku bisa mati...." Suaranya terdengar sangat lemah, jangan lupakan keringat yang sudah muncul.
Oke, ini bukanlah Changmin yang baru bagi Yunho, dan Yunho tak pernah suka Changmin yang begini.
Ia menepuk keras punggung Changmin. Mati? Oh, Changmin yang kacau tidak lucu sama sekali. "Duniamu tidak akan berakhir hanya karena ulangan kimia, lagipula kau 'kan pintar."
"Tidak! Aku mau pulang saja! Aku belum belajar!"
Tapi Changmin tak bisa ke mana-mana, Yunho terlanjur menariknya paksa. Donghae yang menyaksikan mereka hanya bisa geleng-geleng kepala.
"Aku bisa mati, Yunho!"
"Kalau kamu mati, aku dengan siapa?" balas Yunho tak acuh.
Changmin masih berusaha memberontak, tanpa sadar mereka sudah menjadi pusat perhatian tapi keduanya tak peduli.
"Entar kubagi nyawaku, deh."
>><<
Aloohaaa
Ini yang namanya double apdet :3
Changmin juga manusia dong, bisa salah. Hehe 😂
Meskipun kurasa dia nggak akan se-lebay itu kalau beneran terjadi *kalau aku mah mungkin gitu.Oke, aku jadi banyak merhatiin temen cowokku nih buat bikin ini 😆😆
Semoga nggak bosan, ya 😁We are T!
*meski aku di blurb bilang komedi, bukan berarti aku melawak di tiap part, ehe.*

KAMU SEDANG MEMBACA
TVXQ!'s Bestfriend Series
Fiksi Penggemar[FULL B.INDO] yang gatau Korea bisa baca, ehe Slice of Life, Komedi, Fresh, Ringan, Pendek ------------------ Yunho dan Changmin adalah dua pemuda SMA yang bersahabat dekat. Iya, dekat banget! Intip kisah-kisah mereka, yuk? "Karena tugas seorang sah...