Part 5 - confusion

830 91 15
                                    

“Aku belum sempat menemui psikolog itu lagi, pekerjaanku sedang menumpuk,” Chae Rim mengeluh di hadapan adiknya. “Sang Joon semakin hari semakin menghindariku. Aargh pusing sekali, mungkin lebih baik aku tidak pernah menikah. Hidupku akan baik-baik saja.”

Noona, tak bisakah sarapan dengan tenang?” 

“Jae Rim, kau bisa temani Sang Joon lagi menemui psikolog itu?”

“Dia bilang perlu bicara dengan kedua orang tua Sang Joon, kurasa aku sudah menyampaikan itu. Kurasa masalahnya bukan sekedar masalah akademis, luangkanlah waktu, Noona. Aku berangkat dulu.”

Jae Rim melajukan mobilnya tapi bukan menuju kantor melainkan rumah So Eun. Rumah yang hanya ia tahu alamat dan gerbang depannya saja, selama ini Jae Rim belum pernah sekalipun menjejakkan kakinya di sana. Ia takut terlalu dekat dengan gadis itu, dengan keluarganya hingga akhirnya membatasi diri menjadi pilihannya. Jae Rim tahu tentang orang tua dan kedua adik So Eun hanya dari cerita gadis itu, sebuah cerita hangat sekaligus menerbitkan sedikit iri dalam hatinya. So Eun benar-benar berasal dari keluarga yang normal di mata Jae Rim. Tidak seperti dirinya. 

Jae Rim menepikan mobilnya dan saat itu ia melihat dua orang keluar dari rumah. “Sepertinya mereka Dae Hyun dan So Hyun, lalu mana So Eun?” batinnya.

Setelah kedua orang itu hilang dari pandangannya, Jae Rim keluar dari mobilnya dan berdiri di depan gerbang berbahan kayu itu. Tak lama gadis yang dinantikannya hadir di hadapan.

“So Eun...”

Mereka bertatapan sesaat, tampak wajah terkejut pada gadis itu. 

“Jae Rim ssi, kenapa kau ada di sini?” tanya So Eun.

“Kesempatan terakhir…kumohon,” Jae Rim memegang pergelangan tangan So Eun.

“Tidak jelas apa yang kukatakan kemarin?” 

“Kau bilang mau memanaskan mobil tapi kenapa berdiri di sini?” Myung Soo tiba-tiba sudah ada di belakang So Eun.

“Oh, ada tamu pagi sekali...” tambah Myung Soo.

Jae Rim terbelalak tak percaya dengan apa yang dilihatnya. 

“Ini kunci rumahnya dan kemarikan kunci mobilnya,” ucap Myung Soo lagi dengan santainya tanpa berusaha peka dengan keadaan yang sedikit canggung.

“Siapa dia?” tanya Jae Rim.

“Bukan urusanmu, aku mau berangkat kerja," jawab So Eun seraya melangkah menuju mobil.

“Aku ke sini untuk menjemputmu.”

“Lucu sekali, sejak kapan kau memiliki perhatian semanis itu?”

“Aku bersungguh-sungguh dengan ucapanku kemarin.”

“Aku juga tidak bercanda saat kukatakan aku tak bisa.”

“Karena pria itu? Ada pria lain ternyata.”

“Jangan menyimpulkan sesuatu, kau tak tahu apa-apa.”

“Lalu kenapa kau tidak mau memberiku kesempatan?”

“Aku sudah memberimu kesempatan kedua dan ketiga.”

“Kau anggap itu kesempatan? Kau benar-benar memutuskan sendiri.”

“Jae Rim ssi, kau menyudutkanku. Tanya dirimu sendiri seegois apa dirimu sebelum kau mengatakan betapa egoisnya aku," mata So Eun mulai berkaca-kaca.

“So Eun, ayo berangkat,” teriak Myung Soo. 

So Eun segera memasuki mobil dan meninggalkan Jae Rim yang mematung.

Commitment Phobia [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang