So Eun duduk menghadap jendela kamarnya, segala hal bercampur aduk dalam pikirannya. Masalah yang dihadapi So Hyun tidaklah sepele, jatuh cinta pada pria dengan masa lalu pilu saja sudah menjadi masalah tersendiri, terlebih penyebab kepiluan itu ternyata hadir kembali. Pantas saja So Hyun menangis saat Dae Hyun mengatakan So Hyun sedang jatuh cinta.
Pikiran So Eun beralih pada Dae Hyun, perbedaan usia tiga tahun memang tidak terlalu signifikan. Kadang Dae Hyun justru bisa bersikap lebih bijaksana layaknya kakak tertua. Sebagai laki-laki satu-satunya mungkin membuat Dae Hyun merasa harus menjadi pelindung bagi kedua saudara perempuannya. So Eun berharap hubungan Dae Hyun dengan adik dari Hae Won itu akan baik-baik saja.
Myung Soo pun tak luput dari pikiran So Eun. Hatinya kembali gundah, sudah tepatkah pilihannya? So Eun tak ingin kembali meragukan Myung Soo hanya karena masalah ini namun ide pernikahan tiba-tiba menjadi sesuatu yang mengganggu.
“Ternyata tak cukup dengan cinta dan keberanian untuk berkomitmen” gumam So Eun.
~ding…
Sebuah notifikasi masuk ke ponsel yang terletak di atas meja dan sedang di cas.
“Ya ampun sudah sejak tadi dicas,” ucap So Eun seraya mengecek ponsel tersebut dan ternyata sudah full charge. So Eun pun mencabut charger-nya dan menyimpan kembali ponsel tersebut karena bukan miliknya melainkan milik Myung Soo.
Tak lama pintu kamarnya terbuka, So Eun tak perlu melihatpun sudah tahu siapa yang datang.
“So Eun…mianhae,” Myung Soo memeluk So Eun yang berdiri membelakanginya. “Aku hanya mencemaskanmu, aku tak mau sesuatu terjadi padamu. Maaf kalau aku hanya bisa mengedepankan emosi, aku akan belajar untuk mengontrolnya. Aku akan belajar untuk tidak egois dan belajar memahami perasaan orang lain. Tolong, jangan meragukanku. Jangan berubah pikiran terhadapku, terhadap hubungan kita.”
Kalimat terakhir Myung Soo seolah membaca pikiran So Eun hingga So Eun pun tak kuasa kembali mengeluarkan air mata seraya kembali bertanya, “pria ini, sudah tepatkah?”
So Eun memegang tangan Myung Soo yang melingkar di pinggangnya. Tak adil menghakiminya karena masalah ini, Myung Soo pun memiliki alasan kuat. Begitulah pikir So Eun hingga akhirnya So Eun berbalik menghadap Myung Soo dan balas memeluknya.
^_~
“Bagaimana ini, apa Hae Ra dibangunkan saja?” tanya Min Hyuk.
“Tidurnya menjelang sore, seharusnya aku tak membiarkannya tapi tidak tega melihatnya sangat mengantuk,” jawab So Hyun.
“Kasihan kalau tidurnya terganggu, bawakan saja pakaian ganti dan peralatan lainnya. Biarkan malam ini Hae Ra menginap,” usul Dae Hyun.
“Aku…tidak mau lebih merepotkan lagi,” ucap Min Hyuk.
“Ini tidak seberapa dengan kerepotan yang tidak secara langsung telah kau berikan pada So Hyun,” Dae Hyun bicara dengan nada bercanda, ia tersenyum pada atasannya itu.
Min Hyuk terkekeh.
“Baiklah, aku akan mengambil pakaian ganti untuk Hae Ra.”
“Kau tidak sekalian menginap di sini?” canda Dae Hyun lagi.
“Kim Dae Hyun…”
“Ini rumahku dan kau di sini sebagai ayah Hae Ra dan… Kau siapanya So Hyun, ya? Yang pasti saat ini kau bukan sebagai atasanku.”
Min Hyuk tergelak, “Apa yang akan terjadi hari senin nanti?”
“Tentu saja bersikap biasa,” jawab Dae Hyun santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Commitment Phobia [Completed]
FanfictionKim So Eun, susah payah memutuskan pria yang memiliki isu komitmen hanya untuk kembali jatuh pada pria dengan masalah serupa.