Di negara yang terdiri dari atas pulau-pulau ini, sepakbola telah menjadi olahraga yang paling digemari oleh hampir seluruh elemen masyarakat. Itu bisa dilihat dari antusiasme dan fanatisme mereka didalam mendukung klub-kub kebanggan mereka ataupun Timnas indonesia. Dari yang tua hingga anak-anak, dari yang orang biasa hingga pengusaha kaya, pria hingga wanita, mereka duduk memenuhi tribun stadion .Namun, kali ini kita tidak akan membahas jauh lebih mendalam mengenai itu, melainkan membahas tentang filosofi sepakbola nusantara. Yah, filosofi yang masih tertutup kabut tebal, ataupun belum ditemukanya sebuah filosofi sepakbola yang tepat, dalam artian sesuai karakter bangsa. Padahal sudah seharusnya negri ini mempunyai filosofi sepakbola seperti negara-negara lainya. Contoh negara yang sudah mempunyai filosofi sepakbola yaitu Sepanyol dengan 'taka-tiki', belanda dengan 'Total football' dan inggris dengan 'kick and rush'. Dan mereka itu menanamkan filosofi sepakbola yang tentunya sejalan dengan kultur dan perjalanan sejarah sepakbola mereka masing-masing. Atau bahkan juga mungkin kultur dan sejarah di luar sepakbola, dalam artian kultur dan sejarah sejarah bangsa mereka bisa juga ikut andil dalam membentuk filosofi sepakbola mereka.
Belajar dari hal itu, bila kita ingin membentuk atau menanamkan filosofi pada sepakbola negri ini, maka tanamkanlah yang sesuai kepribadian, kultur, dan sejarah sepakbola ataupun diluar sepakbola yang ada dalam negri ini.Lantas apa filosofi yang tepat untuk sepakbola di negara ini ?
Untuk menjawab hal itu marilah berjalan menelisik kedalam kabut tebal walaupun penglihatan kita akan terhalang. Tapi kita bisa menggunakan mata hati kita untuk melihat. Sepakbola dan nasionalisme adalah sesuatu yang boleh jadi mengikat. Itu bisa kita rasakan bila kita (suporter timnas) duduk pada kursi tribun stadion ataupun duduk manis di depan layar televisi menonton Timnas kita bertanding pada sebuah ajang sepakbola bergengsi. Dan juga bila kita (pemain bola yang berseragam merah putih) tengah berdiri di atas lapangan nan hijau teruntuk membela Timnas serta mengharumkan bangsa indonesia ke kancah internasional .Rasa dan sensaninya bisa kita rasakan sendiri-sendiri. Sesuai posisi dimana kita berada. Yang pasti kita duduk mendukung ataupun berjuang dilapangan itu karena kita punya rasa nasionalisme atau rasa cinta terhadap negri ini.
Dan bila kita berbicara tentang nasionalisme, kita akan teringat pada sebuah pergerakan nasionalisme pada era kolonialisme, perjuangan para pahlawan kita didalam mempertahankan nusantara dari tangan-tangan yang ingin memiliki negri ini sepenuhnya. Dan juga perjuangan untuk mendapatkan sebuah kemerdekaan yang menjadi impian mereka. Agar kita, generasi penerus sekaligus anak cucu mereka tidak merasakan pedihnya penderitaan penjajahan yang tidak mengenal pri kemanusiaan. Dengan semangat mereka yang tak pernah surut dan kehendak Allah swt, impian mereka terwujud pada tanggal 17 Agustus 1945. Sebuah kemerdekaan dan puncak dari sebuah semangat yang membara. Semangat yang tak kan terlupa dan terhapus oleh sejarah negri ini, semangat 45. Dan dengan perihal semangat 45 itu, kita bisa membentuk sebuah fillosofi sepakbola kita. Kita bisa menyebutnya 'Sepakbola 45'. Sepakbola yang mengedepankan semangat yang membara, daya juang tinggi, persatuan, dan kekompakan.
Semangat yang membara serta daya juang yang tinggi dalam diri perorangan maupun tim sepakbola kita adalah hal yang harus dimiliki, sebab itulah salah satu usaha yang paling utama untuk mencapai sebuah kemenangan. Tidak perduli siapa lawan, entah itu tim penyadang banyak gelar juara dunia atau tim yang merana karena menjadi bulan-bulanan berbagai tim sepakbola. Yang terpenting adalah bermain dengan semangat yang bekobar seperti semangat para pahlawan negri ini. Begitupun juga dengan persatuan dan kekompakan, harus ditancapkan pada hati, mengingat bahwasanya indonesia adalah negara multi kultural. Banyak pemain datang dari berbagai sudut-sudut negri ini berkumpul dalam sebuah tim yang sama, dan tentunya ada perbedaan antar pemain yang lain. Entah itu perbedaan budaya, bahasa daerah, suku, dan mungkin juga agama. Oleh karna itu, persatuan sangatlah penting. Jika persatuan sudah tertanam, tinggalah membangun kekompakan, hal itu sangatlah perlu, karna sebakbola adalah permainan tim, bukan perorangan. Sudah sepatutnya para pemain berjuang bersama menyatukan visi dan misi demi terwujudnya sebuah keberhasilan. Dan dengan mereka saling mengenal baik satu-sama lain akan terbangunlah sebuah kekompakan yang mengikat. Dengan begitu, terpenuhi sudah syarat untuk menampilkan sepakbola 45, sepakbola yang menanamkan jiwa pejuang-pejuang kemerdekaan negri ini pada diri pemain yang berdiri diatas lapangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Kesunyian
Poesia#Quote # inspirasi #Puisi #Motivasi #Renungan Buku ini, bukanlah sebuah buku novel yang berisikan cerita penuh romantisme sepasang kekasih yang tengah dimabuk cinta. Oke.. disini saya tidak bermaksud menambah sakit para jomblo karena ngomongin soal...