Aku hanya sebatas ikan dalam lautan
Aku takkan mungkin berpaling
Dari birunya air dalam samudra yang menghampar luas
Kemanapun ia melangkah pergi
Jemarinya tak lepas menggenggam tanganku
Dan akupun tak sadar kalau kakiku mengejarnya
Selayaknya kami tak ingin saling menjauh
walaupun aku bersembunyi dibalik batuan karang
Juga pun ia mengikuti
Kami tetaplah bersama layaknya sepasang mata
kami telah dihidupkan untuk saling melekat eratDan sekalipun ia menghujam ke angkasa raya
juga pun aku bersamanya
Terbang bersayapkan awan-awan putih
Berenang-renang diluasnya mendung yang berdarahkan lembutnya air
Dan sedang mendung pun digerakkan Sang Pencipta, Allah azza wa jalla
Lewat gerombolan angin yang diperintah-Nya
Mereka patuh, berduyun-berduyun menggiring dinginya air
Akupun tak tau, kemana aku bersama air akan dijatuhkan-Nya
Disebuah senyum yang merekah di padang gurun yang gersang
Atau..
Disebuah tangis pilu di tanah yang penuh pepohonan rindang
Aku tak tau, dan inginku rasanya mengetahui itu
Tapi semua itu seperti Jika mega menghitam menhampar memenuhi langit
Sehingga aku tak kan menduga
Kalau yang kukira siang adalah malam
Dan yang kusangka petang adalah pagi
Karena semuanya terlihat sama, gelap gulita
Begitu perumpamaanku akan ketidaktahuanku
Tentang suatu massa yang masih bersegera
Namun, janganlah aku berpasrah dan menghanyut lepas dalam sungai
Tapi berenanglah diawan meskipun juga awanpun berenang-renang di lelangitanAku adalah ikan, sang pelaku kehidupan dalam lautan
Jika aku perumpamaan manusia
Maka berperanlah air sebagai takdirnya
Dan Allah Yang Maha Mengatur Segala-galanya
Dan dengan kehendak-Nya pula, kami senantiasa berjalan bersama
KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Kesunyian
Poesía#Quote # inspirasi #Puisi #Motivasi #Renungan Buku ini, bukanlah sebuah buku novel yang berisikan cerita penuh romantisme sepasang kekasih yang tengah dimabuk cinta. Oke.. disini saya tidak bermaksud menambah sakit para jomblo karena ngomongin soal...