Orang pendiam itu tidak selamanya ingin terus diam.. didalam hati kecilnya pun ingin berbicara seperti yang lainya. Tapi, bukanlah hal yang mudah. Sebab jika ingin banyak bicara maka harus melewati tembok raksasa, tembok itu adalah karakter yang sudah sekian lama menemani hari-harinya. Dan ditambah lagi ia harus melawan perasaan2 yang membuat dia berpikir kembali untuk mengeluarkan sepatah dua patah kata. Rasa minder. Rasa takut omonganya tak dingar, takut kalau2 salah bicara. Rasa Ewoh. Ya, itu mungkin sudah hampir mencakup semua ketakutan2 pendiam.
Rata-rata, pendiam hanya banyak bicara dan menceritakan beberapa unek-uneknya, masalahnya, impianya pada seseoarang ataupun beberapa orang yang telah benar-benar mengartikan dirinya.
dibalik kehidupan diam. Ada yang merasa sepi karna diamnya. Jelas, rata2 orang diam akan merasa sepi karna keramaian untuknya terbendung dengan diamnya itulah yang menjadi salah satu faktor dimana seseorang merasa sepi walau ditengah keramaian. Adapula pendiam yang didalam ruang diam tersimpan sebuah kebencian, rasa sakit, dendam. Pendiam yang seperti itu, bisa dibilang dia tengah menyiksa dirinya sendiri.
Ada pula pendiam yang merasakan keramain dalam dunia diam. Biasanya perasaan seperti ini dimiliki, dikarenakan memiliki tingkat kerelijiusan tingkat tinggi. Semisal seorang sufi yang pendiam, dalam dunia diamnya dia tidak merasakan kesepian, dikarenakan dalam diamnya dia gunakan untuk mengingat dan memuji Allah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Jejak Kesunyian
Poesía#Quote # inspirasi #Puisi #Motivasi #Renungan Buku ini, bukanlah sebuah buku novel yang berisikan cerita penuh romantisme sepasang kekasih yang tengah dimabuk cinta. Oke.. disini saya tidak bermaksud menambah sakit para jomblo karena ngomongin soal...